Digital Activity
Wawancara Eksklusif: Michaela Paruntu Sebut Gaji DPRD Sulut Normal, Disesuaikan dengan APBD
Berikut ini wawancara eksklusif dengan Wakil Ketua DPRD Sulawesi Utara dr Michaela Elsyana Paruntu dalam acara Parlementary Corner
Penulis: Chintya Rantung | Editor: Chintya Rantung
TRIBUNMANADO.CO.ID - Berikut ini wawancara eksklusif dengan Wakil Ketua DPRD Sulawesi Utara dr Michaela Elsyana Paruntu dalam acara Parlementary Corner yang dipandu oleh Jurnalis Tribun Manado David Kusuma.
Dengan tema "Perjuangkan Aspirasi" di studio Tribun Podcast, Jumat (19/9/2025).
Simak berikut ini isi wawancaranya:
Jurnalis David Kusuma, Tribun Manado: Di siang hari ini kita membahas mengenai aspirasi-aspirasi yang disampaikan oleh Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat ke DPRD Sulawesi Utara.
Kebetulan Kak Mika ini baru pulang dari Jakarta ya, kak? Untuk meneruskan aspirasi ini. Betul. Nah, bisakah cerita sedikit terkait itu, kak?
Michaela Paruntu: Iya, jadi waktu yang kemarin itu kan memang kita mendengar ada ya, sebuah kegiatan dalam hal ini unjuk rasa, gitu kan. Dan waktu itu disampaikan di tanggal 1 September.
Sebenarnya, kami anggota DPRD sudah terjadwalkan lewat Banmus, dari tanggal 30 Agustus sampai 6 September itu harusnya kita turun reses, bertemu dengan masyarakat di dapil masing-masing untuk menyerap, mendengarkan aspirasi.
Di saat kejadian itu, akhirnya karena ini juga merupakan tugas dan tanggung jawab kita, sehingga di tanggal 1, sebagian besar anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara hadir bersama-sama di kantor Dewan untuk menerima demo mereka ini, dari aliansi mahasiswa ini, gitu. Kami dari pagi sih sudah menunggu. Dari jam 8 kita buka dengan ibadah di dalam kantor Dewan sambil menunggu.
Pada hari itu juga, ya dijaga lah oleh kepolisian dan juga dari Kodam. Bukan untuk berlawanan, enggak. Menjaga supaya kegiatan ini boleh berjalan dengan baik. Mengantisipasi. Dan akhirnya mahasiswanya datang di jam 2. Lumayan lama sih, menunggu dari pagi sampai malam.
Jurnalis David Kusuma, Tribun Manado: Terus, Kak, bisa juga diceritakan, di saat itu terlihat beberapa anggota Dewan turun. Maksudnya Kak juga di situ. Apakah terjadi komunikasi atau interaksi untuk menyampaikan aspirasi saat itu?
Michaela Paruntu: Jadi yang khusus di tanggal 1 itu kan? Ya, tanggal 1 ya. Karena cukup lumayan banyak yang terkumpul, teman-teman mahasiswa dan juga dari masyarakat yang datang pada waktu itu. Di saat mereka datang, kita kan otomatis harus turun dong, keluar.
Tapi memang pada waktu mau turun, kami bertanya dulu ke pihak kepolisian. Karena mereka yang menjaga situasinya. Bisa enggak kita turun? Kita pengen maju ke depan. Kalau ikut kata hati sih, ya kalian di depan, kita juga di depan ini, biar kita bisa ngobrol kan, bisa ketemu, bisa bicara.
Atas arahan mereka, boleh diterima. Tapi mereka tidak boleh masuk ke dalam area kantor. Mungkin perwakilan. Dan disarankan, kalau bisa perwakilan saja. Lumayan lama kita menunggu pembicaraan supaya ada perwakilan. Dari jam 2 itu kita sampai jam 6 sore sih nunggunya. Mahasiswanya mau masuk sampai ke dalam.
Dari pihak kepolisian ngomong, ya menjaga supaya tidak ada yang menyusup. Kalau dari mahasiswa itu mereka benar-benar membawa aspirasi, saya yakin. Apalagi kalau Sulawesi Utara, tidak mudah terprovokasi.
Selama ini damai-damai saja. Secara pribadi, saya saksikan sendiri, saya juga sebagai orang Sulut, merasa bangga dengan adik-adik mahasiswa ini. Di saat mereka mau datang, ada yang mencoba memprovokasi, tetapi tidak terjadi karena apa? Kita saling menjaga. Jadi dari dalam dewan menjaga, dari massanya juga saling menjaga.
Kalau ada lihat video-video yang beredar, misalnya ada yang agak kacau, itu sengaja dibuat kacau oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Setelah ada seperti itu, langsung diamankan oleh pihak kepolisian.
Setelah dicek, bukan bagian dari rombongan. Puji Tuhan, saya sangat bangga dengan mahasiswa yang ada karena mereka tidak mudah terprovokasi. Dan juga masyarakat Sulawesi Utara yang ada di seputaran kantor dewan, juga menjaga, dan tidak menghalangi kegiatan ini terjadi, namun menjaga supaya tidak terjadi hal-hal yang anarkis.
Kan sebelumnya ada, seperti di Makassar kan, kantor DPR, korban. Iya, kita menjaga itu. Bagaimanapun juga, kan kantor dewan itu bukan milik kita, milik pribadi kita, milik masyarakat, milik pemerintah. Itu kan juga aset dari daerah. Bangun juga itu kan dari uangnya masyarakat.
Jurnalis David Kusuma, Tribun Manado: Berarti yang tanggal 1 belum sempat Belum mereka masuk. Belum sempat juga mengutarakan tuntutan?
Michaela Paruntu: Belum menyampaikan, baru memaksa untuk masuk. Kejadian ini, selama satu minggu itu masih tetap ada yang datang. Dan akhirnya di tanggal 4, mereka balik lagi. Tapi karena kami sudah reses ke daerah masing-masing, sebagian besar yang menerima adalah Dapil Kota Manado.
Ada yang terlihat di video duduk di lantai itu ya? Iya, duduk di lantai. Di depan kantor. Duduk di lantai di jalan sih. Dan akhirnya masuklah aspirasi dari mereka.
Jurnalis David Kusuma, Tribun Manado: 17 poin. Boleh tahu apa-apa 17 poin mungkin?
Michaela Paruntu: Ada. Tapi mau dibacain semua ini? Mungkin yang poin-poin krusial ya. Ada untuk Sulawesi Utara juga. Kayaknya ini secara nasional ya, karena kan merasa kegelisahan, ketimpangan mungkin, terkait tunjangan-tunjangan di DPR RI yang begitu besar saat disampaikan.
Ada yang joget-joget seperti itu. Itu menjalar lah semua bahwa ini Indonesia tidak baik-baik saja, ketimpangan ekonomi. Sehingga menyuarakan itu bahwa bolehlah tunjangannya di DPR RI dikecilkan.
Jurnalis David Kusuma, Tribun Manado: Kalau yang aspirasi untuk Sulawesi Utara bagaimana?
Michaela Paruntu: Ini lumayan sih. Ada beberapa, ada 17 item ini. Itu yang seperti 17 plus 8 ya? Kalau di kita cuma 17 saja. Gak ada plus 8, gak ada. Kita cuma 17 saja. Dan dari 17 ini, 11-nya itu kewenangan dari pusat. Dan sisanya itu untuk daerah. Dari daerah itu sudah kami sepakati bersama untuk diterima dan akan dibahas bersama dengan pemerintah provinsi Sulawesi Utara supaya apa yang menjadi aspirasi dari masyarakat dan mahasiswa juga ini tidak menjadi sia-sia. Tentu disesuaikan.
Jurnalis David Kusuma, Tribun Manado: Apa-apa saja juga boleh tahu sedikit?
Michaela Paruntu: Ini lumayan sih. Evaluasi dan mereformasi kinerja Prabowo-Gibran. Ada juga reformasi menyeluruh ditubuh DPR RI. Ini kan juga bagian dari pusat kan? Banyak ini.
Menolak merealiterasi ruang sipil, mencopot Kapolri. Transformasi partai politik. Ini aku garis-garis besarnya aja ya.
Segerakan RUU Masyarakat Adat, Perampasan Aset, dan sebagainya. Dan juga tolak revisi RKUHP tanpa partisipasi bermakna. Reformasi kebijakan perpajakan. Hal-hal dan selebihnya ini sudah ke daerah. Mendesak DPRD Sulut untuk segera mendorong Pemprov mengesahkan Ranperda Pergub Disabilitas.
Jurnalis David Kusuma, Tribun Manado: Nah, terus yang poin-poin itu terlihat di berita-berita, pimpinan Dewan juga ada Kak Mika ke Senayan ya, membawa itu semua. Itu bagaimana Kak?
Michaela Paruntu: Jadi, karena ini dibawa di kami, kan yang terima bukan cuma satu orang saja. Jadi, kesepakatan bersama pimpinan Dewan, bersama utusan beberapa fraksi. Kita kan ada enam ya. Nah itu dibawa ke DPR RI.
Kami bawa dan kami juga menyampaikan hal-hal di luar juga dari 17 ini yang merupakan suara aspirasi dari masyarakat di saat kami juga turun reses. Kami menilai bahwa, oh kalau yang seperti ini, sepertinya Pemprov anggarannya, jadi harus dibawa untuk ke APBN, seperti itu. Dan itu yang kami bawa ke DPR RI.
Selanjutnya, untuk menegaskan agar aspirasi yang kami bawa ini betul-betul dapat dikawal, tidak hanya ke DPR RI, kita pun pergi ke Sekretariat Negara. Dan sudah diterima oleh Dewan Aspirasi di sana.
Mereka menyampaikan, di saat kami ke sana, kita adalah provinsi yang ke-20. Diterima oleh mereka dengan aspirasi yang mirip. Mirip dalam artinya mungkin poin-poinnya hampir sama. Kami menyampaikan supaya kiranya ini menjadi perhatian. Supaya kami juga tidak sia-sia nih. Sudah datang, pergi, supaya ini ada hasilnya juga.
Jurnalis David Kusuma, Tribun Manado: Kalau terkait tunjangan-tunjangan ini, Kak, yang DPR RI, ada yang menyuarakan lagi nih, kalau di DPRD Sulut bagaimana?
Michaela Paruntu: Tunjangan kita normal-normal saja sih. Kan itu semua disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah.
Dalam hal ini provinsi, dan informasi saja, gaji tunjangannya anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara, itu dari tahun 2017 naik. Dari DPRD periode sebelumnya berarti ya? Iya, kita juga belum masuk di sini.
Dan di 2019 ada turun, dan sampai hari ini belum ada yang berubah. Kalau kita bicara gaji dan tunjangan, ya tiap provinsi pasti berbeda. Dengan kabupaten-kota juga beda ya?
Sesuai dengan aturan yang diaturkan, ya namanya gaji dan tunjangan tentu mengikuti mereka. Jadi patokannya mungkin dari DPRD Provinsi, baru kota-kabupaten disesuaikan. Tidak melebihi provinsi, seperti itu.
Ya mungkin mesti dikasih tahu juga ke masyarakat, supaya mereka juga paham, kenapa kok beda-beda sih? Karena kan memang disesuaikan. Sesuai dengan APBD juga ya? APBD Provinsi. Beda DKI Jakarta dengan Sulawesi Utara.
Jangan dibandingkan, jauhnya banyak bedanya. Apalagi sama daerah-daerah luar Pulau Sulawesi, lebih tinggi daripada kita.
Jurnalis David Kusuma, Tribun Manado: Dan mungkin, Kak, bisa juga memberitahukan, kalau DPRD Sulawesi Utara itu, tiap hari menerima aspirasi dari masyarakat ya?
Michaela Paruntu: Iya, memang. Bukan hanya datang ramai-ramai begitu. Oh enggak, tiap hari. Bahkan ada yang personal-personal juga. Terbuka itu. Terbuka. Ya mungkin masing-masing anggota dewannya, mengatur masing-masing ya, kalau ada yang mau datang, mungkin diatur jadwalnya biar nggak numpuk di satu waktu yang sama. Kalau kayak saya, ya selalu menerima. Jadi ada yang mau datang, sudah janjian dulu, oke, jam segini.
Karena misalnya, di jam yang mereka mau datang, kita punya agenda. Agenda rapat atau agenda apa. Misalnya kalau setiap hari Senin kan jam 9 pagi, kita ibadah dulu. Setelah itu, ada rapat-rapat.
Setelah rapat-rapat selesai, baru menerima masyarakat. Kalaupun nggak sempat, ya besoknya lagi. Kalau Selasa nggak sempat, Rabu. Rabu nggak sempat, Kamis. Kamis nggak sempat, ya Jumat. Sama seperti hari ini, hari Jumat kan, saya juga setelah dari sini, akan kembali ke kantor karena akan menerima aspirasi masyarakat.
Jurnalis David Kusuma, Tribun Manado: Jadi Tribuners, mungkin bagi yang belum tahu, kalau mau sampaikan aspirasi itu, bisa datang tiap hari jadwalnya ya, Kak. Mungkin menemui dulu di staff, di sekretariat dewan.
Michaela Paruntu: Iya, atau kalau punya kontaknya kan ada. Kontak anggota dewan juga kan punya. Seperti ini, Kak Mika ini juga menyalurkan aspirasi lewat Tribuners di podcast. Boleh, ada yang mau disampaikan.
Jurnalis David Kusuma, Tribun Manado: Nah, Kak, boleh dicerita sedikit. Ini kan sudah setahun kan? Jadi, hampir setahun atau sudah setahun? Dilantik jadi anggota DPR Sulawesi Utara untuk periode 2025-2029?
Michaela Paruntu: Iya, satu tahun sudah. 9 September kan kita dilantik.
Jurnalis David Kusuma, Tribun Manado: Mungkin ada, bisa dicerita tantangan yang dihadapi. Mungkin salah satunya seperti menerima aspirasi demo selama ini. Kan ini baru pertama kali, Kak, jadi anggota DPRD kan?
Michaela Paruntu: Jadi, kalau bilang tantangan, sebenarnya sih tantangannya adalah kita harus berusaha untuk bisa menguasai diri di saat diperhadapkan dengan hal-hal yang dituduhkan ke kita, tapi kita sebenarnya nggak gitu. Untuk menjelaskan ini, kita jelaskan salah, nggak jelaskan juga salah.
Contoh seperti gaji dan tunjangan. Yang jadi isu. Diam salah, menjelaskan. Iya, diam salah. Iya, diam salah, menjelaskan juga serba salah. Sangat bersyukur ada momen-momen seperti ini, sehingga bisa juga memberikan penjelasan yang kiranya juga bisa diterima.
Nah, kalau tantangan yang lain, yaitu banyak, harus bisa mengatur waktu. Karena waktu kita juga ini, ya seperti ini, orang jangan pikir di DPRD cuma datang aja, rapat, sekedar begitu. Enggak. Kita punya jadwal yang harus kita selesaikan. Seperti ini kan baru selesai nih, perubahan, kita lagi nunggu evaluasi dari kementerian.
Kalau itu sudah, baru akan ditetapkan. Setelah itu, kita akan membahas lagi dengan rangkaian-rangkaian untuk anggaran tahun 2026 bersama Pemprov Sulut. Nah, itu kan punya agenda-agendanya. Apalagi ke depan ini ada HUT Provinsi yang akan rapat paripurna bersama.
Jurnalis David Kusuma, Tribun Manado: Kalau jam kerjanya juga tidak menentu ya, Kak, di DPRD? Kadang rapat-rapatnya sampai tengah malam.
Michaela Paruntu: Ya, suka kasihan sama pegawainya. Mereka kan jam kantornya harus ikut jam kantor. Tapi ya, kita menyesuaikan.
Jurnalis David Kusuma, Tribun Manado: Nah, Kak Mika ini kan tumbuh dari keluarga politisi ya. Ibu almarhum Jenny Tumbuan, lima periode di DPRD Minahasa Selatan. Kemudian ayahnya Prof Jopie Paruntu, mantan Rektor Unsrat, juga pernah anggota DPRD Sulawesi Utara.
Terus Kak Christiany Eugenia Paruntu, Ketua Golkar Sulawesi Utara, pernah dua periode jadi Bupati Minahasa Selatan, sekarang anggota DPR RI. Nah, Kak. Ini yang jadi motivasi Kak terjun ke dunia politik ini dari keluarga ini, Kak? Atau membentuk ini karakternya. Kak ini dokter.
Michaela Paruntu: Iya, betul. Jadi memang tujuannya ya bisa terjun ke dunia politik karena saya punya cita-cita dari awal kenapa saya dokter, karena saya ingin bantu orang. Itu pertama. Saya terjun ke dunia pelayanan karena saya ingin bantuan saya itu lebih luas dari hanya sekadar orang sakit saja. Saya mau juga orang-orang sehat juga saya bantu.
Setelah masuk ke dunia pelayanan, ya tetap efek dari kecil ini sudah berada di dunia besar, tumbuh besar dalam keluarga politik, tetap naluri itu tetap muncul untuk terjun bersama-sama bersama masyarakat. Begitu lewat DPR yang ada.
Ya mungkin belajar dari kecil sih. Enggak gampang juga sih belajar dari kecil. Karena mungkin tumbuh dari keluarga politisi juga. Iya. Dari sana sudah begitu. Jadi agak susah mau ke mana-mana.
Jurnalis David Kusuma, Tribun Manado: Tapi Kak Mika pernah kan mencalonkan jadi calon Bupati Minahasa Selatan. Ada terpikir untuk maju lagi? Baik sebagai calon bupati atau calon gubernur?
Michaela Paruntu: Kita enggak tahu ke depan ini. Kita menyesuaikan saja dengan arah politik yang ada. Apalagi kita dari keluarga politik dari Partai Golkar.
Kita menyesuaikan dengan arahnya Partai Golkar ini ke depan mau seperti apa. Tapi yang sekarang kita lagi fokus untuk mengisi kepercayaan, tanggung jawab yang diberikan oleh masyarakat dari daerah pemilihan kita. Kalau saya pribadi berarti dari Minsel Mitra. Jadi isi saja dulu. Kita kerja dulu.
Mau mikir macam-macam, apa yang nanti mau dinilai sama masyarakat, ya hasil kerja kita. Jangan dulu fokus ke lain-lain. Fokus dulu dalam tanggung jawab, kepercayaan yang Tuhan berikan lewat masyarakat. Yang telah mempercayakan kita duduk di DPRD. Apalagi sebagai posisi wakil ketua, tentu banyak harapan dari masyarakat.
Yang ingin saya lakukan saja dulu seperti ini. Bantu dulu masyarakat lewat posisi saya yang ada sekarang ini. Kalaupun ke depannya, arah politiknya mau ke mana, kita ngalir aja dulu.
Jurnalis David Kusuma, Tribun Manado: Sekarang kan di barisan pemerintahan Pak YSK dan Pak Victor, salah satu partai yang mengusung.
Michaela Paruntu: Iya. Kita bantu pemerintah Sulawesi Utara. Kita sudah dukung, kita akan bantu.
Jurnalis David Kusuma, Tribun Manado: Sebelum terjun ke dunia politik, apa yang Kak pelajari dari misalkan almarhum Ibu yang hampir puluhan tahun memperjuangkan aspirasi masyarakat di DPRD Minahasa Selatan.
Michaela Paruntu: Kalau dari orang tua, dari mama papa sih ya, itu selama kita bisa. Mau datang ke rumah, orang ketemu di jalan, orang mau ketemu di kantor, mau ketemu di mana, kalau mereka benar-benar menyampaikan ya, bukan hanya memanfaatkan, gitu kan, ya benar-benar mereka butuh bantuan ya kita bantu.
Karena tugas kita ada di DPR ya, membantu masyarakat. Karena kan kita ini yang menjadi wadah, tempat menyalurkan aspirasi. Apa kebijakan oleh pemerintah yang sudah diatur. Kalau tidak pro-rakyat, kita yang ribut nih. Kalau kita nggak didengarkan, jadi nggak enak nih posisi kita.
Nah mau nggak mau kan legislatif punya posisi penting untuk menyuarakan aspirasi masyarakat kepada eksekutif.
Sehingga bisa balance keberadaan yang ada di negara kita ini. Pembangunannya bisa merata. Meratanya dari mana? Kita ini yang tukang kasih ingat nih sama eksekutif.
Kita ini yang bantu eksekutif untuk bikin peraturan. Sehingga anggarannya boleh tertata dengan baik. Pembangunan dalam hal apapun, baik secara sumber daya manusia, ataupun pembangunan secara fisik boleh terjadi sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Bukan seenaknya pemerintah provinsi, oh saya mau bikin ini, saya mau bikin.
Jurnalis David Kusuma, Tribun Manado: Kalau pengawasan tetap ada ya.
Michaela Paruntu: Ya nggak bisa dong. Siapa yang ngingatin? Ya kita ini yang ngingatin mereka.
Jurnalis David Kusuma, Tribun Manado: Kalau di Golkar ya ini, dengar-dengar, Musda Golkar Sulawesi Utara. Nah ini seperti apa, Kak? Karena ini lagi ramai ini, Kak. Terutama Ketua DPD 1 ya, yang katanya sudah dua periode Ibu Teti.
Michaela Paruntu: Sebenarnya sih kalau dibilang sudah dua periode, itu ada aturan yang sudah dijelaskan beberapa waktu sebelumnya. Beliau belum sampai dua periode, jadi masih bisa untuk dipilih. Namun untuk ke depannya Musda DPD 1 Partai Golkar Sulawesi Utara, kami sampai hari ini masih menunggu jadwal dari DPP. Jadi mau bilang nggak jadi, ya tetap mau jadi.
Nggak mungkin nggak, karena periodisasi itu harus tetap dilanjutkan. Kapan itu, ya kami menunggu jadwal dari Golkar Pusat, supaya itu berjalan dengan baik. Karena setahu kami, Ketum kami ini pengen hadir di seluruh Musda provinsi yang ada. Jadi nunggu waktunya Ketum. Nah, sementara beliau juga sibuk dengan aktivitas sebagai Menteri SDM.
Jurnalis David Kusuma, Tribun Manado: Kalau sekarang berarti posisinya masih Ibu Teti?
Michaela Paruntu: Masih. Sampai hari ini masih beliau. Karena memang kan sudah ada aturan yang dikeluarkan untuk diperpanjang bagi seluruh ketua-ketua DPD. Sampai dilaksanakan musda.
Jurnalis David Kusuma, Tribun Manado: Kalau terkait riak-riak ada yang ingin bersaing calon, itu normal ya Kak juga ya?
Michaela Paruntu: Normal. Wajar kalau di Golkar juga. Kita juga sering ganti-ganti Ketum kita tetap kita beradik, berdiri teguh bersama Partai Golkar. Kalau seperti itu ya itu wajar saja. Ya kita akan menghormati semuanya itu. Tapi tentu akan dijalankan sesuai dengan ketentuan yang ada.
Jurnalis David Kusuma, Tribun Manado: Tapi memang belum ada jadwal pasti dari Pusat terkait kapan?
Michaela Paruntu: Belum. Aku juga enggak bisa ngomong banyak karena memang belum ada kabar sama sekali.
Jurnalis David Kusuma, Tribun Manado: Kalau dari Golkar Minsel kan satu gerbongan.
Michaela Paruntu: Golkar Minsel tetap mendukung Ibu Teti.
Jurnalis David Kusuma, Tribun Manado: Mungkin ada 13 kabupaten kota lain juga ya? Ada beberapa mereka. Nanti mungkin bisa undang Ibu Teti ya?
Michaela Paruntu: Boleh nanti saya sampaikan ke beliau.
Jurnalis David Kusuma, Tribun Manado: Nah Kak Mika ini mungkin hampir semua kegiatannya Kak Mika ini padat ya? Di DPRD Sulawesi Utara. Kemudian juga pelayanannya di Komisi Remaja ya? Sinode GMIM, masih rutin olahraga juga Kak?
Michaela Paruntu: Nah ini dia nih. Olahraganya mulai berkurang. Tapi memang kegiatan tetap ada. Pas juga untuk pelayanan di gereja dan juga pelayanan pada masyarakat. Saya tidak bisa pungkiri, bisa ada duduk di DPRD Provinsi pun. Salah satu dukungan terbesar saya berasal dari pelayanan saya bersama remaja. Adik-adik remaja.
Nah ini juga yang motivasi saya untuk bisa bantu masyarakat. Karena saya lihat dari pelayanan di remaja, adik-adik ini ada yang butuh bantuan dalam hal pendidikan.
Ada yang butuh bantuan dalam berbagai persoalan yang dihadapi. Dan kadang-kadang kalau dari gereja saja, kita tidak bisa tembus sampai ke pemerintahan.
Dengan adanya saya di DPRD, seperti ini bisa dikomunikasikan ataupun dibantu secara langsung.
Kalau bilang sibuk, ya sudah menjadi tanggung jawab kita. Mau nggak mau harus atur waktu. Kalau mau ada di posisi ini ya harus bisa menerima konsekuensi dengan banyak dan padatnya kegiatan.
Jurnalis David Kusuma, Tribun Manado: Kak Mika ingin dirikan klinik kecantikan mungkin ke depan di bidang usaha itu. Kan banyak dokter-dokter seperti Kak yang lain-lain terjun ke sana bikin klinik.
Michaela Paruntu: Ada, di Jakarta, bersama kakak saya. Kalau di Sulut, saya hanya support atau endorse beberapa klinik kecantikan lokal. Lumayan. Kan kita harus menjaga citra diri.
Jurnalis David Kusuma, Tribun Manado: Closing statement kak?
Michaela Paruntu: Saya hanya ingin menyampaikan kepada warga masyarakat Sulawesi Utara yang bisa menonton pada hari ini, bahwa saya sebagai seorang pelayan, tetapi juga sebagai seorang anggota DPRD, yang diposisikan sebagai Wakil Ketua, tentu punya kerinduan untuk mempertanggungjawabkan kepercayaan yang diberikan.
Melalui aspirasi yang ada, dan akan tetap memberikan yang terbaik untuk masyarakat Sulawesi Utara. Dengan kemampuan saya, tentu saya tidak akan hanya duduk diam, dengar saja. Tetapi tetap akan bertindak juga, melakukan suatu hal yang betul-betul dapat dipertanggungjawabkan.
Ada aspirasi yang masuk, saya coba untuk perjuangkan, dibagikan kembali kepada masyarakat, sebagai sebuah bentuk tanggung jawab saya ke depan.
Mohon doanya, supaya selalu diberikan kekuatan dan kesehatan, tetapi juga hikmat, sehingga apapun yang dihadapi, bisa memberikan solusi yang terbaik. Yang pasti tujuannya supaya masyarakat Sulawesi Utara tetap sejahtera. Amin.
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
2 Utusan Sulut ke Ajang Miss Teenager Indonesia 2025 Siap Bertarung di Jakarta |
![]() |
---|
Sentra Medika Hospital Pelopori Wisata Medis dan Budaya di Sulawesi Utara |
![]() |
---|
Luwansa Hotel Manado Hadirkan Acara Menarik, Kitchen Takeover by Chef Mapex dan Bar Tab |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif: Mangiring Sinaga Ingatkan Masyarakat Sulawesi Utara Bahaya Bekerja di Kamboja |
![]() |
---|
BPJS Kesehatan Online Dekatkan Layanan Kesehatan bagi Masyarakat Sulawesi Utara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.