Dosen di Jambi
Fakta-Fakta Kasus Pembunuhan Dosen Perempuan di Jambi: Diduga Motif Asmara
Terduga pelaku ditangkap Satreskrim Polres Bungo saat berada di Tebo Mas, wilayah Kecamatan Tebo Tengah, Kabupaten Tebo.
Ringkasan Berita:
- Terduga pelaku ditangkap Satreskrim Polres Bungo saat berada di Tebo Mas, wilayah Kecamatan Tebo Tengah, Kabupaten Tebo.
- Penangkapan terduga pelaku dilakukan setelah aparat melakukan pelacakan intensif terhadap keberadaan terduga pelaku.
- Sumber di lapangan menyebutkan ada dugaan kuat motif asmara dibalik aksi pembunuhan.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Satu persatu fakta terkait kasus pembunuhan dosen perempuan di Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi mulai terungkap.
Terbaru, berdasarkan laporan wartawan dari TribunJambi.com, terduga pelaku sudah ditangkap aparat.
Terduga pelaku ditangkap Satreskrim Polres Bungo saat berada di Tebo Mas, wilayah Kecamatan Tebo Tengah, Kabupaten Tebo.
Berikut fakta-faktanya:
Pelaku Diduga Anggota Polisi
"Dapat info pelaku pembunuhan dosen di Bungo ditangkap di Tebo mas," ucap sumber Tribunjambi.com, Minggu (2/11/2025).
Informasi yang diperoleh awak media, penangkapan terduga pelaku dilakukan setelah aparat melakukan pelacakan intensif terhadap keberadaan terduga pelaku.
Pasalnya, pelaku sempat melarikan diri dan berusaha agar tak ditemukan aprat.
Terungkap, pelaku bernisial W. Ia dikabarkan merupakan oknum anggota polisi. Saat ditangkap ia tak melakukan perlawanan.
Dia ditangkap disebuah rumah kontrakan dan langsung dibawa ke Mapolres Bungo untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Diduga Motif Asmara
Pihak kepolisian Polres Bungo belum bisa memberikan keterangan resmi mengenai motif pembunuhan tersebut.
Namun, sumber di lapangan menyebutkan ada dugaan kuat motif asmara dibalik aksi pembunuhan tersebut.
Saat ini polisi sedang melakukan pemeriksaan lanjutan terhadap terduga pelaku.
Ditemukan di Tempat Tidur
EY (37) ditemukan tak bernyawa di rumahnya di Kecamatan Rimbo Tengah pada Sabtu (1/11/2025) siang.
Awal mula penemuan jenazah EY ini karena rekan sesama dosennya curiga karena korban sudah tidak masuk kampus selama dua hari dan tak bisa dihubungi.
Karena khwatir, rekan EY pun datang ke rumahnya. Setelah dipanggil beberapa kali tidak ada jawaban.
"Pintu rumah dibuka dan korban sudah ditemukan tidak bernyawa," terang ungkap Kepala lingkungan setempat, Madin Maulana, Sabtu, dilansir TribunJambi.com.
Dia ditemukan oleh rekannya sesama dosen dalam kondisi terbujur kaku di atas tempat tidur dan tertutup sarung.
EY sendiri bekerja di kampus yang diketahui terakreditasi B.
Kampus tersebut memiliki lima program studi yang berfokus pada administrasi dan kesehatan.
Ia disebut-sebut berasal dari Kuamang Kuning, Kabupaten Bungo.
Diduga Korban Rudapaksa
Kuat dugaan YS adalah korban rudapaksa, lantaran hasil visum mengungkap ada cairan sperma di celana korban.
Hal itu sebagaimana yang diungkap Kapolres Bungo, AKBP Natalena Eko Cahyono.
"Diduga ada pemerkosaan, karena ditemukan sperma di celana korban," terang Natalena, saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Minggu (2/11/2025), dikutip dari Kompas.com.
Selain itu, terdapat luka lebam di bahu kanan dan kiri. Leher korban juga luka.
"Habis itu ditemukan juga pada leher. Ada lebam di bagian lehernya," terang dokter RSUD H Hanafie Muara Bungo, dr Sepriyedi, Minggu, dikutip dari TribunJambi.com.
Fakta lain juga terungkap berdasarkan penyelidikan arapat kepolisian, EY kehilangan motor dan mobilnya.
"Patut diduga pembunuhan karena harta benda korban seperti sepeda motor dan mobil tidak ada di TKP," ungkap Natalena.
Polisi saat ini tengah melakukan penyelidikan lanjutan dengan mengumpulkan bukti rekaman CCTV untuk mengidentifikasi pelaku.
"Kami lagi kumpulkan CCTV di perumahan warga radius 1 Km dan akses jalan yg kiranya dilalui kendaraan korban, namun ini masih kami dalami lagi," pungkasnya.
Hasil Visum
Pemeriksaan jenazah yang dilakukan oleh dr. Sepriyedi dari RSUD H Hanafie Muara Bungo menemukan bukti kekerasan yang signifikan.
Dokter menemukan lebam dan luka di area kepala dan leher, serta tanda-tanda mencurigakan di sekujur tubuh korban.
Bukti-bukti kekerasan yang ditemukan antara lain:
1. Luka di Kepala
Terdapat lebam di seluruh wajah dan benjolan besar di kepala bagian belakang dengan dimensi lebar sekitar 13 cm dan panjang 10 cm.
2. Kekerasan Leher dan Bahu
Ditemukan lebam pada bagian leher dan memar di kedua bahu (kanan dan kiri), yang diduga akibat benda tumpul atau tajam.
3. Dugaan Kekerasan Seksual
Tim medis juga menemukan adanya cairan pada bagian organ intim korban, yang mengindikasikan adanya dugaan kekerasan seksual.
Dokter memperkirakan Dosen EY, yang merupakan warga Kecamatan Pelepat Ilir, ini telah meninggal dunia sekitar 12 jam sebelum ditemukan.
Perkiraan waktu kematian ini didukung oleh temuan darah berwarna gelap yang keluar dari mulut dan hidung korban, yang mengindikasikan proses pembusukan awal.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunJambi.com/Mareza Sutan AJ/Darwin Sijabat, Kompas.com/Aryo Tondang)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Bergabung dengan WA Tribun Manado di sini >>>
Simak Berita di Google News Tribun Manado di sini >>>
Baca Berita Update TribunManado.co.id di sini >>>
Artikel ini telah tayang di TribunJambi dan Tribunnews.com
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/DOSEN-KORBAN-PEMBBUNUHAN-EY-37-dosen-perempuan-korban-pembunuhan-0-998.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.