Hacker Bjorka
Polisi Ungkap Informasi Baru Tentang Bjorka, Pria Inisial WFT, Warga Manado Ditangkap di Minahasa
Penyidik tengah membandingkan aktivitas Wahyu Taha dengan unggahan di dark web yang pernah meretas data kementerian.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Penangkapan Bjorka di Sulawesi Utara (Sulut) masih menjadi perbincangan hangat di media sosial. Sejumlah pertanyaan muncul apakah yang ditangkap adalah Bjorka? sementara akun Instagram @bjorkanism masih aktif di media sosial.
"You think its me?
everyone uses my name, but you dont realize im still FREE
the one who appeared in 2022," tulisnya pada Jumat (3/10/2025).
Lalu Bjorkanism mengaku masih bebas dan menyebut WFT bukanlah dirinya.
(Kamu pikir itu aku?
Semua orang menggunakan namaku, tapi kau tidak sadar aku masih BEBAS
Seseorang yang menghebohkan di tahun 2022)
Info Terkini
Polisi menyampaikan informasi terkini terkait Bjorka hari ini Minggu 5 Oktober 2025.
Disampaikan oleh Wakil Direktur Reserse Siber Polda Metro Jaya AKBP Fian Yunus.
AKBP Fian memastikan bahwa berdasarkan penelusuran jejak digital, tidak ada akun lain yang memakai nama Bjorka selain akun Wahyu Taha itu.
"Dari bukti digital awal, yang kemarin saya sampaikan, dari akun X, memang akun twitter itu dari 2020 yang dia punya. Jadi tahun 2020 nggak ada akun twitter lain yang bernama Bjorka, cuman punya dia,” kata AKBP Fian,kepada wartawan, dikutip dari tribratanews.polri.go.id, Minggu (5/10/2025).
Akan Lakukan Pemeriksaan Mendalam
AKBP Fian mengaku masih harus melakukan pemeriksaan mendalam lagi mengenai identitas Wahyu Firmansyah Taha atau WFT (23) sebagai hacker Bjorka yang sempat membuat gaduh dengan membocorkan data pejabat negara pada 2022-2023 lalu.
"Apakah dia itu? Ya kita masih perlu (pendalaman). Kan baru satu bukti nih, perlu dicek lagi dengan bukti lain,” ujarnya.
Yang Dilakukan Polisi Saat Ini
AKBP Fian menambahkan saat ini tim penyidik juga tengah membandingkan aktivitas Wahyu Taha dengan unggahan di dark web yang pernah meretas data kementerian dan menyebarkan identitas pejabat publik itu.
Apabila hal itu cocok, status Wahyu Taha bisa dipastikan sebagai Bjorka yang selama ini buron.
“Ada kan filenya di tahun 2020 itu. Nah, itu nanti yang akan kita bandingkan dengan bukti digital yang lagi diproses di lab ini. Nah begitu itu kita temukan, baru kita pastikan bahwa dia adalah orang yang sama,” kata AKBP Fian.
Sempat Ganti Nama
AKBP Fian juga mengatakan bahwa di dark web, Wahyu Taha sempat mengganti nama sebanyak tiga kali, yakni sebagai SkyWave, ShinyHunter, dan Opposite6890.
“Jadi tujuan pelaku melakukan perubahan nama-perubahan nama ini adalah untuk menyamarkan dirinya dengan membuat menggunakan berbagai macam, tentunya email atau nomor telepon atau apapun itu sehingga yang bersangkutan sangat susah untuk dilacak,” ungkap AKBP Fian, dikutip dari Kompas.com.
AKBP Fian juga menjelaskan bahwa di dark web, sejumlah akun anonim menjual berbagai jenis data, termasuk data pribadi hasil peretasan dan serangan ransomware.
Namun, aparat penegak hukum internasional, yakni Interpol, FBI, serta kepolisian Prancis dan Amerika Serikat menutup platform dark web yang digunakan Wahyu Taha.
“Sehingga si pelaku ini akan lompat dari satu aplikasi dark web ke aplikasi dark web yang lain. Tetapi perangkat bukti digital yang kita temukan itu masih tersimpan di dalam perangkat-perangkat tersebut dalam bentuk jejak digital,” ucapnya.
Dari pemeriksaan, aktivitas Wahyu Taha juga memiliki akun dark forum dengan nama Bjorka, tetapi kemudian diganti menjadi SkyWave setelah disorot publik pada 5 Februari 2025 lalu.
Berdasarkan pengakuan pelaku, dia menguasai sejumlah data, termasuk data perbankan, data perusahaan kesehatan, serta data perusahaan swasta di Indonesia, yang telah diperjualbelikan melalui berbagai akun media sosial, yakni Facebook, TikTok, hingga Instagram dengan nama serupa.
Dari hasil penjualan tersebut, pelaku menerima pembayaran melalui akun-akun kripto yang dimilikinya dan selalu rutin menggantinya.
“Jadi, setelah akun tersebut di-suspend, maka dia akan selalu mengganti dengan akun-akun yang baru dan menggunakan email yang baru,” ujar Kasubdit IV Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya AKBP Herman Edco Wijaya Simbolon dalam jumpa pers, Kamis (2/10/2025).
Data sejumlah perusahaan yang dikuasai WFT bernilai puluhan juta rupiah saat dijual di dark web. Nilai tersebut ditentukan berdasarkan kesepakatan antara pelaku dan pembeli.
Penangkapan
Setelah enam bulan penyelidikan dan penyidikan, Subdit IV Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya menangkap Wahyu Taha di Desa Totolan, Kecamatan Kakas Barat, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, pada 23 September 2025 lalu.
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado, Thread Tribun Manado, Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Bjorka
hacker
info baru
polisi
Keterangan Polisi
siapa Bjorka
akun Bjorka
Sulawesi Utara
Manado
Minahasa
Terungkap Balasan Bjorka Usai Diejek Nikita Mirzani, Sebut Masa Lalu Buruk |
![]() |
---|
Akhirnya Terungkap Kronologi MAH Bantu Hacker Bjorka, Ngaku Nge-Fans dan Diberikan 100 Dolar Bitcoin |
![]() |
---|
Akhirnya Terungkap Pengakuan Mengejutkan MAH Bantu Bjorka, Jadi Tersangka hingga Wajib Lapor |
![]() |
---|
Akhirnya Terungkap Kesaksian MAH, Pria Asal Madiun Ungkap Hubungannya dengan Bjorka, Sempat Diancam |
![]() |
---|
Sosok Komjen Dharma Pongrekun, Disebut Sebagai Lawan Bjorka yang Seimbang, Eks Wakil Kepala BSSN |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.