Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Musala Ambruk di Sidoarjo

Kisah Taufan Saputra Dewa: Santri yang Selamat dari Reruntuhan Musala, 3 Hari di Tertimbun Puing

Musibah ambruknya bangunan musala terjadi pada Senin (29/9/2025) sore saat para santri sedang melaksanakan salat Asar berjemaah.

Kolase Tribun Manado/Istimewa
KORBAN SELAMAT - Tiga hari terjebak di bawah reruntuhan bangunan tanpa kepastian hidup, Taufan Saputra Dewa (13), santri Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, akhirnya berhasil ditemukan dalam keadaan selamat.  Kisah Taufan Saputra Dewa: Santri yang Selamat dari Reruntuhan Musala, 3 Hari di Tertimbun Puing 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Tiga hari terjebak di bawah reruntuhan bangunan tanpa kepastian hidup, Taufan Saputra Dewa (13), santri Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, akhirnya berhasil ditemukan dalam keadaan selamat. 

Kisahnya bak sebuah keajaiban di tengah musibah robohnya musala yang terjadi pada Senin (29/9/2025) sore.

Saat tragedi itu terjadi, para santri sedang menunaikan salat Asar berjemaah.

Taufan yang datang terlambat baru bergabung di rakaat kedua.

Baca juga: BMKG Keluarkan Peringatan Dini Hujan Lebat 3–4 Oktober 2025, Warga Diminta Waspada

Belum sempat menyelesaikan salatnya, suara gemuruh keras terdengar, dan seketika bangunan musala ambruk menimpanya.

Dalam keadaan terjepit, tubuhnya telentang dengan ruang sempit hanya sekitar tiga jari dari wajahnya yang terhalang puing seng.

Meski demikian, ia tetap berjuang bertahan hidup hingga akhirnya ditemukan selamat, meninggalkan kisah yang menggetarkan hati banyak orang.

“Saya yakin saya bisa hidup,” kata Taufan saat diwawancarai di RSUD Notopuro Sidoarjo, Kamis (2/10/2025).

Santri asal Dupak, Surabaya ini mengaku tetap sadar selama tiga hari berada di bawah reruntuhan. Ia terus berdoa agar segera diselamatkan.

Selama masa kritis itu, Taufan menerima suplai air dan makanan dari petugas penyelamat yang berhasil mengetahui keberadaannya.

Proses evakuasi yang berlangsung pada Rabu sore (1/10/2025) akhirnya membawanya keluar dari reruntuhan musala. Meski selamat, ia mengalami luka pada kaki kirinya karena terjepit puing bangunan.

“Kondisi saya sekarang lumayan baik,” ujar Taufan yang kini menjalani perawatan medis dengan didampingi keluarganya.

Proses Evakuasi Dramatis

Evakuasi korban ambruknya musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo berjalan dramatis. Direktur Operasi Basarnas, Yudhi Bramantyo, menjelaskan tim SAR harus membuat galian sempit karena tidak memungkinkan menggunakan alat berat pada awal operasi.

“Galian dalam kondisi terbatas untuk dilewati dari segi diameter galian hanya 60 cm dengan kedalaman 80 cm,” ungkap Yudhi, Kamis (2/10/2025), dikutip dari Kompas TV.

Untuk mencapai lokasi korban, personel tim SAR terpaksa merayap dalam posisi tengkurap selama tiga jam dalam setiap pergantian shift.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved