Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pencurian Uang di Jateng

Keseharian Anggun Tyasbodhi Sopir Bank Jateng yang Bawa Kabur Uang Rp10 Miliar, Dibeber Tetangga

Tetangga pelaku, yaitu Sulardi mengaku terkejut atas aksi nekat tersebut, mengingat keseharian Anggun yang rajin beribadah bersama keluarga.

Editor: Alpen Martinus
TRIBUN JATENG/IWAN ARIFIANTO
TERSANGKA - Anggun Tyasbodhi (baju biru kanan) tersangka utama kasus bawa kabur Rp10 rupiah. Sopir Bank Jateng. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Aksi Anggun Tyasbodhi, sopir Bank Jateng Wonogiri, Jawa Tengah membawa kabur uang senilai Rp10 miliar tergolong nekat.

Bank Jateng, atau Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah, adalah bank daerah milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan pemerintah kabupaten/kota se-Jawa Tengah yang beroperasi di wilayah Jawa Tengah.

Didirikan pada tahun 1963, Bank Jateng bertugas untuk mengelola keuangan daerah, mendorong pembangunan ekonomi, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai produk dan layanan perbankan. 

Baca juga: Sosok Anggun, Sopir Bank yang BawaKabur Uang Rp 10 Miliar, Sempat Curhat Soal Susu Anak

Banyak yang tak menyangka Anggun melakukan kejahatan seperti itu.

Pasalnya prilaku di masyarakat sangat berbeda.

Bahkan bisa dibilang mustahil melakukan aksi membawa kabur uang orang.

Apalagi jumlahnya yang cukup banyak.

Kini ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya tersebut.

Warga mengungkapkan keseharian Anggun Tyasbodhi, sopir Bank Jateng Wonogiri, Jawa Tengah yang membawa kabur uang senilai Rp10 miliar.

Salah satu tetangga pelaku, yaitu Sulardi mengaku terkejut atas aksi nekat tersebut, mengingat keseharian Anggun yang rajin beribadah bersama keluarga.

"Ibadah sregep. Setiap Sabtu pagi dan Minggu pagi ke gereja bersama keluarganya," kata Sulardi, seperti dikutip TribunSolo.com, Selasa (9/9/2025).

Bukan hanya rajin beribadah, Anggun juga dikenal warga sebagai warga yang peduli lingkungan.

Meskipun jarang hadir dalam kegiatan kerja bakti akibat tuntutan pekerjaan, Anggun kerap menitipkan uang untuk konsumsi warga.

"Kalau kumpulan jarang datang, tapi lingkungan menyadari kalau kerjanya harus stand by 24 jam. Kadang-kadang kalau ada kerja bakti, dia ninggali uang untuk membeli rokok," ujar Sulardi.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved