Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Demo Ricuh

Akhirnya Terungkap Nilai Ijazah SMP Ahmad Sahroni, Jadi Bahan Ejekan Warga

Dalam foto ijazah yang beredar, terlihat nilai rata-rata Sahroni saat SMP berada di angka 6

Editor: Alpen Martinus
olase Tribun Manado via X @saudaranyatoms/@jaeminners
SAHRONI - Sejumlah orang diduga menjarah rumah Anggota DPR RI Ahmad Sahroni, di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (30/8/2025). Terungkap nilai Ahmad Sahorni saat SMP 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Penjarahan dilakukan oleh warga di sejumlah rumah anggota DPR RI.

Satu di antaranya adalah rumah anggota DPR RI Ahmad Sahroni di Jalan Swasembada Timur XXII, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu 30 Agustus 2025.

Ahmad Sahroni adalah seorang pengusaha dan politikus Indonesia dari Partai Nasional Demokrat.

Baca juga: Akhirnya Terungkap Dasar Nasdem Nonaktifkan Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach di DPR RI, Soal Ucapan

Ia merupakan anggota DPR RI dua periode sejak tahun 2014 dari daerah pemilihan DKI Jakarta III.

Ia menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR RI periode 2019–2024.

Pun penjarahan di rumah Sahroni menjadi yang paling viral.

Sejumlah barang diangkut oleh warga yang belum diketahui dari mana asalnya.

Warga terlihat dengan brutal mengambil sejumlah barang di dalam rumah.

Termasuk ijazah SMP Sahroni yang kemudian menjadi bahan ejekan mereka.

Penjarahan rumah mewah milik kembali menyita perhatian publik.

Tidak hanya barang-barang mewah yang dijarah, masa juga menemukan dokumen pribadi milik Sahroni, termasuk ijazah SMP-nya.

Dokumen tersebut kemudian tersebar luas di media sosial dan langsung menjadi perbincangan hangat.

Dalam foto ijazah yang beredar, terlihat nilai rata-rata Sahroni saat SMP berada di angka 6, termasuk mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP).

Nilai tersebut berada di bawah ambang batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang umumnya ditetapkan pada angka 7,0.

Gelombang demonstrasi besar yang berlangsung di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, sejak 25 Agustus 2025, termasuk tragedi meninggalnya pengemudi ojek online (ojol) Affan Kurniawan, memunculkan sorotan tajam terhadap sejumlah anggota parlemen. 

Di antara nama-nama yang paling dicari oleh pendemo dan netizen, Ahmad Sahroni menempati posisi teratas bersama dua rekannya, Eko Hendro Purnomo (Eko Patrio) dan Surya Utama (Uya Kuya).

Sahroni menjadi target utama karena pernyataannya yang menyebut seruan pembubaran DPR sebagai “mental orang tolol sedunia,” yang dianggap merendahkan aspirasi publik.

Selain itu, beredar kabar bahwa ia melakukan perjalanan ke luar negeri saat demonstrasi berlangsung, memicu kemarahan lebih lanjut dari massa.

Pada 29 Agustus, ia resmi dicopot dari jabatannya sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR RI.

Puncak sorotan terhadap Sahroni terjadi pada Sabtu petang (30/8/2025), ketika rumah mewahnya di Jalan Swasembada Timur XXII, Tanjung Priok, Jakarta Utara, digeruduk oleh massa.

Tanpa ada aparat yang berjaga dan tanpa penghuni di dalam rumah, massa yang tak terkendali merangsek masuk dengan merusak gerbang besar dan melakukan pelemparan ke bagian depan serta seisi rumah.

Beberapa warga dilaporkan melakukan penjarahan terhadap barang mewah seperti jam tangan, tas bermerek, action figure Iron Man, hingga satu unit mobil listrik.

Yang mengejutkan, massa juga menemukan dan menyebarkan dokumen pribadi milik Sahroni, termasuk ijazah SMP yang langsung viral di media sosial.

Dalam foto ijazah yang beredar, terlihat bahwa nilai rata-rata Sahroni saat duduk di bangku SMP berada di angka 6, termasuk mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) yang juga bernilai 6.

Nilai tersebut berada di bawah ambang batas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang umumnya ditetapkan di angka 7.0.

Salah satu unggahan yang viral berasal dari akun X @Grizellaeris, yang menulis:

“ANJIR NILAINYA SAHRONI DI BAWAH KKM???????? SE OON INI KOK BISA JADI DPR”

Menurut data dari Portal Data Induk Ijazah milik Kemendikdasmen, ijazah SMP tahun 1990-an seperti milik Sahroni masih tercatat dalam arsip digital dan dapat diverifikasi melalui sistem daring.

Sistem ini memungkinkan publik untuk memeriksa keabsahan ijazah berdasarkan nama, NIK, dan tanggal lahir, meski tidak menyertakan nilai secara terbuka.

Aksi penjarahan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan sosial menyusul kontroversi kenaikan tunjangan DPR RI yang disebut mencapai Rp120 juta per bulan.

Sahroni, yang dikenal dengan julukan “Crazy Rich Tanjung Priok,” menjadi simbol kemarahan publik terhadap gaya hidup elite politik yang dianggap tidak mencerminkan kondisi rakyat.

Catatan: Hingga Sabtu malam (30/8/2025), belum ada konfirmasi resmi dari pihak kepolisian terkait olah tempat kejadian perkara (TKP) atau penyelidikan langsung di lokasi rumah Ahmad Sahroni. Informasi mengenai penjarahan dan temuan dokumen pribadi berasal dari siaran langsung warga serta unggahan media sosial yang telah diverifikasi oleh sejumlah media daring. Kutipan dari media sosial dalam artikel ini merupakan representasi opini publik dan tidak mencerminkan kebenaran hukum atau sikap resmi lembaga.

(Tribunnewsmaker.com/Tribunnews.com)

Artikel ini telah tayang di TribunNewsmaker.com

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado, Threads Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: TribunNewsmaker
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved