Bahasa Ponosakan
Penutur Bahasa Ponosakan di Sulawesi Utara Tinggal 3 Orang, Ini Kisah Mereka
Bahasa Ponosakan benar-benar berada di ujung tanduk. Alias sedikit lagi punah.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Dewangga Ardhiananta
Ringkasan Berita:
- Bahasa Ponosakan sedikit lagi punah
- Penuturnya tinggal tiga orang di Desa Buku
- Menghidupkan kembali bahasa Ponosakan lewat hadirnya kamus Bahasa Indonesia-Ponosakan dan kamus bergambar multi bahasa yakni Inggris-Indonesia-Ponosakan
TRIBUNMANADO.CO.ID - Bahasa Ponosakan benar-benar berada di ujung tanduk.
Alias sedikit lagi punah.
Di Desa Buku, Kecamatan Belang, Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra), Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), penuturnya tinggal 3 orang.
Ketiganya pun sudah berusia lanjut.
Dua di antaranya adalah Rohana (65) dan Hadijah (77).
Keduanya menghadiri kegiatan diseminasi produk kamus di Novotel di Kelurahan Paniki Bawah, Kecamatan Mapanget, Kota Manado, Sulut, Sabtu (15/11/2025).
Kegiatan tersebut diadakan Balai Bahasa Provinsi Sulut.
Tujuannya menghidupkan kembali bahasa Ponosakan lewat hadirnya kamus Bahasa Indonesia-Ponosakan dan kamus bergambar multi bahasa yakni Inggris-Indonesia-Ponosakan.
Dan bahasa Ponosakan mengisi ruang dan waktu selama kegiatan itu.
Ada lagu, puisi dan percakapan, yang kesemuanya memakai bahasa Ponosakan.
Rohana mengaku terbawa nostalgia yang menumbuhkan harapan.
"Saya teringat saat saat bersama nenek," kata dia kepada Tribun manado.
Menurut Rohana, ia mahir bahasa Ponosakan karena tinggal bersama neneknya.
Sang nenek hanya bicara bahasa itu.
Jarang pakai bahasa Melayu Manado.
"Pokoknya semua percakapan pakai bahasa ponosakan, akhirnya saya jadi mahir, " kata dia.
Sadar bahwa bahasa itu segera lenyap, Rohana gercep.
Ia mengajarkan bahasa itu pada anak angkatnya yang berusia 8 tahun.
"Namanya Reinhard, dan dia sudah mulai mahir berbahasa Ponosakan," katanya.
Harapannya Reinhard akan jadi generasi Alpha yang bakal kembali mengangkat Bahasa Ponosakan.
Lain lagi pengalaman Hadijah.
Ia mengaku mahir berbahasa itu lantaran orang tuanya dalam keseharian bicara menggunakan
bahasa tersebut.
"Orang tua bicara pakai bahasa itu, hingga saya jadi tahu," katanya.
Namun Bahasa Ponosakan terhenti hanya pada Hadijah.
Anak anaknya tak lagi tahu bahasa tersebut.
Menurut Hadijah, hal itu karena pengaruh suasana dimana modernisasi mengikis kebudayaan.
"Bahasa itu tak lagi digunakan dalam percakapan hingga hilang dengan sendirinya," katanya.
Ia masih punya ada agar bahasa itu bangkit.
Harapannya peluncuran Kamus bahasa Indonesia Ponosakan dapat membuat bahasa itu booming di kalangan generasi muda.
Diketahui, Suku Ponosakan adalah salah satu suku asli yang mendiami sebagian wilayah di Kabupaten Mitra, Sulawesi Utara, Indonesia, khususnya di sekitar wilayah Kecamatan Belang.
Jumlah populasi Suku Ponosakan diperkirakan lebih dari 5.000 jiwa.
Bahasa asli mereka adalah Bahasa Ponosakan.
Sayangnya, bahasa ini termasuk dalam kategori terancam punah, dengan penutur fasih yang tersisa hanya tinggal sedikit orang saja (kurang dari 10 orang, bahkan laporan terbaru menyebutkan hanya 3 orang fasih pada November 2024), dan sebagian besar adalah orang tua.
(TribunManado.co.id/Art)
Baca Berita Tribun Manado di Google News
WhatsApp TribunManado.co.id : KLIK
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/Rohana-65-dan-Hadijah-77.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.