Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Stunting di Minut

Angka Kasus Stunting di Kecamatan Kema Minut Berkurang, Puskesmas akan Kerja Sama dengan Dokter Anak

Angka prevelensi stunting di Kecamatan Kema, Minut, Sulut dilaporkan telah berkurang. Puskesmas bakal kerjasama dengan dokter anak di dua rumah sakit.

Penulis: Christian_Wayongkere | Editor: Frandi Piring
Dokumen Foto Dinas Kesehatan Minut.
PRESENTASE - Kepala UPTD Puskesmas Kema, dr Lucky Tumatar saat mempresentase program dan upaya yang akan dilakukan untuk menurunkan angka stunting. Angka prevelensi stunting di Kecamatan Kema, Minut, Sulut dilaporkan telah berkurang. Puskesmas bakal kerjasama dengan dokter anak di dua rumah sakit. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - AIRMADIDI - Angka kasus stunting di Kecamatan Kema, Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), perlahan mulai turun.

Berdasarkan data yang disampaikan Kepala UPTD Puskesmas Kema dr Lucky Tumatar, saat ini sudah berkurang 1 kasus.

"Sudah berkurang satu. Dari 66 kasus kini sudah 65," kata dr Lucky Tumatar kepada Tribun Manado, Selasa (9/9/2025).

Pihaknya yakin dan optimis, dengan usaha dan upaya yang dilakukan jumlah kasus stunting di Kecamatan Kema akan turun.

Langkah upaya yang terus dilakukan di antaranya turun lapangan untuk mencari tahu atau identifikasi permasalahan mengapa kasus stunting terjadi.

Pihak Puskesmas Kema terus menggalakkan pengecekan makan-makanan yang beresiko menjadi stunting.

Kemudian, berkolaborasi dengan pemerintah desa, dalam pelaksanaan Pemberian Makanan Tambahan (PMT).

"Selain itu, dalam upaya penanganan stunting lebih mantap, pihaknya akan berkolaborasi dan jalin kerja sama dengan dokter anak yang ada di RSUD Maria Walanda Maramis dan RS Tonsea," kata dia.

Kecamatan Kema, adalah satu di antara tiga daerah tertinggi angka prevelensi stunting di Kabupaten Minahasa Utara.

Selain Kema, ada Kecamatan Wori dan Likupang Barat.

Di tempat terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Utara setiap hari Selasa dalam minggu berjalan, puskesmas yang angka prevelensi stunting tinggi harus mempresentasikan upaya pencegahan dan penanganan di hadapan Sekretaris Daerah (Sekda).

"Harus disampaikan dan paparkan, program apa yang dilakukan untuk menurunkan angka stunting," jelas Kadis Kesehatan Minut Jane Symons.

Lanjut Symons, pihaknya mendorong pemerintah desa untuk terus memberikan makanan bergizi atau pemberian makanan tambahan termasuk susu. 

Tentang Stunting

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan, yaitu sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun.

Kondisi ini menyebabkan tinggi badan anak lebih pendek dari standar usianya, dan dapat berdampak negatif pada perkembangan otak, kesehatan serta potensi anak di masa depan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved