Tribun Podcast
Tribun Podcast Bersama Ketum IPPL Sulut Standius Bara Prima, Ulas Program dan Gerakan Literasi
Berikut catatan tanya jawab soal literasi yang disiarkan langsung melalui akun facebook Tribun Manado
Penulis: Alpen Martinus | Editor: Alpen Martinus
Dan brandstorming ini juga kemarin banyak sekali yang jadi catatan untuk kita juga. Mereka itu punya cita-cita untuk buat pojok taman bacaan di sekolahnya, di lingkungannya, dan itu pasti akan kita support ya.
Karena kita juga ingin teman-teman ini tuh bergerak dari lingkungan yang kecil. Mungkin dari sekolahnya atau dari keluarganya .
Jumadi: Mbak Dila Paradila, apa tantangan yang dirasakan dalam menggaunkan gerakan literasi di daerah ini?
Dila: Sebenarnya tantangannya adalah di masyarakat sendiri dan juga tentunya pemangku kebijakan ya. Karena sejauh ini kalau kita bincang-bincang, ya tentu perhatian pasti ada. Namun mungkin yang kemarin-kemarin dengan kepemimpinan atau misalnya gerakan-gerakan yang ada, ya hari ini akan lebih dimaksimalkan lagi gitu.
Kalau kata Mas Ketum kan saya punya privilege. Nah privilege ini tidak boleh disia-siakan. Nah itu yang saya notice banget. Karena jarang punya pemimpin yang ibaratnya keluarganya itu juga konsen dengan gerakan sunyi ini.
Kan selama ini yang bergerak teman-teman komunitas, itu gerakannya luar biasa masif di lapangan, entah daerah di kabupaten kota dan lain-lain itu luar biasa masif.
Tapi karena bergerak tidak bersama-sama tidak utuh, tidak ada payung kebijakannya, sehingga ya mereka merasa ya sudah kita masing-masing aja begitu.
Nah, sekarang hadirnya Mas Ketum ya di ikatan putra-putri literasi ini itu kayak membawa angin segar digerakan literasi ini. Karena menurut saya, ketika seorang pemimpin juga melihat gerakan ini.
Kenapa di Jawa misalnya, di kota-kota besar bisa, di kota-kota yang lagi berkembang bisa. Kenapa Sulawesi Utara nggak bisa? Saya yakin pasti bisa seperti itu.
Jumadi: Mas Ketum, menurut anda apa yang generasi muda harus memiliki kesadaran dan minat terhadap gerakan literasi di Sulawesi Utara?
Standius : Itu pertanyaan yang sangat relevan juga untuk era sekarang ini. Jadi memang kita sudah masuk ke dalam era digitalisasi yang sangat-sangat cepat dan juga saat ini kita tidak bisa pungkiri karena semua orang sudah tahu informasi semua langsung dari satu genggaman yang itu bisa jadi pisau mata dua sih.
Jadi yang pertama kita bisa dapat informasi lebih cepat, tapi di sisi lainnya juga kita mesti harus menyadarkan bahwa banyak informasi-informasi yang harus juga ditelaah lagi. Harus dilihat lagi kebenarannya karena sekarang hoax di mana-mana.
Juga mungkin kita juga sadari baru-baru ini kita juga bangsa kita sedang di acak-acak, atau negara kita sedang tidak baik-baik saja.
Bahkan banyak provokator yang masuk ke dalam sosial media, ke media-media online itu untuk memecah belah.
Nah, di situ banyak sekali juga podcast-podcast atau narasi-narasi yang sudah lama dulu tapi digoreng lagi. Nah itu kan jadi PR juga buat teman-teman sekarang itu untuk bisa lebih aware dengan berita-berita yang sekarang itu kita harus punyafilter sendiri gitu.
Tribun Podcast Bersama Dirut BSG Revino Pepah, Ulas CSR ke Pemda dan Tudingan Opini Miring di Medsos |
![]() |
---|
Tribun Podcast Bersama Dirut BSG Revino Pepah: Strategi Hadapi Tantangan Digitalisasi |
![]() |
---|
Joune Ganda Ungkap Strategi Bangun Minahasa Utara Lewat Digitalisasi, SDM, dan Infrastruktur |
![]() |
---|
Prosesi Adat Pemindahan Waruga di Minahasa Utara Sulut, Refly Inaray: Budaya Adalah Identitas Kita |
![]() |
---|
Kesaksian Mamay Korban KM Barcelona VA, Cerita Detik-detik Kapal Terbakar hingga Tolong Anak Kecil |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.