Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Renungan Harian Kristen

Renungan Harian Kristen Hakim-hakim 10:10-18, Saat Tuhan Menolak

Dalam bacaan kita jelas bahwa Tuhan membiarkan kesengsaraan mereka akibat dosa-dosa mereka yang menumpuk.

Penulis: Alpen Martinus | Editor: Alpen Martinus
Meta AI
ALKITAB: Ilustrasi Alkitab. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Renungan harian Kristen kali ini berjudul saat Tuhan menolak.

Bacaan Alkitab diambil dalam Hakim-hakim 10:10-18.

Renungan diambil dalam moment of inspiration LPMI.

Baca juga: Renungan Harian Kristen Keluaran 23:6-8, Jauhi Dusta dan Tolak Suap

Firman Tuhan : “Tetapi kamu telah meninggalkan Aku dan beribadah kepada allah lain; sebab itu Aku tidak akan menyelamatkan kamu lagi. Pergi sajalah berseru kepada para allah yang telah kamu pilih itu; biar merekalah yang menyelamatkan kamu, pada waktu kamu terdesak.”(Hakim-hakim 10: 13-14)

Anak itu selalu memboroskan uang ayahnya dan tidak bertanggung jawab.

Lalu sang ayah mendisiplin dengan cara memblokir semua kartu kreditnya.

Di puncak kemarahannya, anak itu pergi dari rumah dan harus merasakan kerasnya kehidupan.

Dalam proses yang panjang, akhirnya si anak menyadari pentingnya tanggung jawab.

Sang ayah pun menerimanya kembali dan memberikan hak-hakmya setelah ia berubah.

Bangsa Israel berkali-kali berbuat dosa di jaman hakim-hakim. Setiap hakim memerintah mereka bertobat dan setelah hakim wafat mereka berdosa kembali menyembah berhala.

Dalam ay.13 mereka “meninggalkan” (Ibr: azab-meninggalkan, mengabaikan, mengkhianati, melepaskan) Tuhan dan itu merupakan pilihan mereka (ay. 14).

Ketika mereka memilih azab, maka mereka menuai konsekuensinya yaitu pembiaran Allah.

Mereka mengulang-ulang terus sampai Tuhan murka dan menolak permohonan mereka.

Dalam bacaan kita jelas bahwa Tuhan membiarkan kesengsaraan mereka akibat dosa-dosa mereka yang menumpuk.

Barulah saat bangsa itu bertobat dengan sungguh-sungguh, maka hati Tuhan dilunakkan dan munculah hakim baru yaitu Yefta (ps 11). 

Kita tidak boleh memandang rendah bangsa Israel, namun marilah kita belajar dari kegagalan mereka.

Pernahkah kita berkeras kepala pada Tuhan?

Mungkin tidak separah bangsa Israel saat itu.

Hal tersebut sangat mungkin terjadi, sebab kita adalah orang berdosa.

Keras kepala untuk tidak rajin membaca Alkitab, untuk tidak setia mengucap syukur dalam segala keadaan, untuk tidak berpikir positif, rajin mengritik, gampang mencela, dan iri hati.

Dosa pada hakekatnya adalah kekerasan hati untuk menentang Tuhan, hanya menuruti logika perasaan, dan kemauan sendiri.

Kekerasan hati sekecil apapun bisa berakibat besar, bagi diri sendiri, keluarga, kelompok sosial kita, bahkan masyarakat luas.

Dosa mencemarkan Nama Tuhan.

Marilah kita memeriksa hati, pikiran dan perasaan kita dengan jujur, adakah kekerasan hati yang kita simpan atau pertahankan?

Jangan menunggu hukuman Tuhan.

Marilah terus maju dalam kasih, ketaatan, dan kemurnian hati, sehingga berkat-berkat-Nya tidak terhalang dan dirampas oleh si jahat. 

Inspirasi: Teruslah berubah dalam kasih dan ketaatan, Allah setia menolong.

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado, Threads Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved