Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bolsel Sulawesi Utara

Proyek JIAT di Tolondadu Dua Bolsel Diduga Menyimpang, Warga APH Diminta Turun Tangan

Untuk Tolondadu Dua sendiri, pagu sebesar Rp 1,8 miliar dialokasikan untuk sejumlah item pekerjaan.

Penulis: Nielton Durado | Editor: Rizali Posumah
Tribun Manado/Nielton Durado.
PROYEK - Proyek Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) di Desa Tolondadu Dua, Kecamatan Bolaang Uki, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) diduga dikerjakan asal-asalan dan tidak sesuai mekanisme perencanaan. 

Ringkasan Berita:
  • Proyek JIAT merupakan pekerjaan swakelola yang terbagi dalam beberapa titik.
 
  • Yakni Desa Tolondadu di Bolsel serta Desa Guaan dan Moat di Kabupaten Boltim, dengan total anggaran mencapai Rp7,2 miliar.
 
  • Untuk Tolondadu Dua sendiri, pagu sebesar Rp 1,8 miliar dialokasikan untuk sejumlah item pekerjaan.

 

TRIBUNMANADO.CO.ID, BOLAANG UKI – Program prioritas pemerintah pusat di sektor pertanian kembali menjadi sorotan.

Kali ini, proyek Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) di Desa Tolondadu Dua, Kecamatan Bolaang Uki, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) diduga dikerjakan asal-asalan dan tidak sesuai mekanisme perencanaan.

Proyek JIAT merupakan pekerjaan swakelola yang terbagi dalam beberapa titik.

Yakni Desa Tolondadu di Bolsel serta Desa Guaan dan Moat di Kabupaten Boltim, dengan total anggaran mencapai Rp7,2 miliar.

Untuk Tolondadu Dua sendiri, pagu sebesar Rp 1,8 miliar dialokasikan untuk sejumlah item pekerjaan.

Mulai dari pengeboran, pembangunan rumah pompa, pemasangan jaringan dan box, hingga instalasi solar cell.

Padahal sebelum pelaksanaan dimulai, Balai Wilayah Sungai (BWS) I Sulut telah melakukan sosialisasi dan menjelaskan bahwa proyek ini akan dikerjakan secara swakelola dengan memprioritaskan tenaga kerja lokal melalui Perkumpulan Petani Pemakai Air Tanah (P3AT).

Namun fakta di lapangan justru berbeda.

Pekerjaan tidak dikerjakan P3AT, progres mangkrak, dan sejumlah tahapan dinilai tidak berjalan sesuai ketentuan.

Saat dikonfirmasi, Pelaksana Teknis BWS Satu Stevano Krista mengakui bahwa pengeboran di Tolondadu Dua gagal karena debit air yang ditemukan jauh dari target.

“Untuk mengairi 10 hektare sawah debit yang dibutuhkan minimal 10 liter perdetik, tapi di titik Tolondadu hanya keluar sekitar satu liter,” jelas Stevano, Minggu 9 November 2025 via telepon.

Ia menambahkan proyek tersebut rencananya akan dipindahkan ke Kecamatan Pinolosian, dengan alasan debit air di lokasi lama tidak mencukupi.

Terkait tidak dilibatkannya masyarakat lokal, Stevano mengatakan bahwa pemboran dilakukan bekerja sama dengan TNI, sesuai petunjuk dari pusat.

“Untuk pompa dan jaringan kami pakai tenaga lokal. Tapi karena pemboran merupakan pekerjaan teknis berat, pusat mengarahkan untuk melibatkan TNI,” ujarnya.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved