Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kebakaran di Bitung

Pengakuan Saksi dalam Kebakaran Rumah Sakit TNI AL Bitung Sulawesi Utara

Asap tebal dan kobaran api yang melahap sebagian bangunan di Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) dr Wahyu Slamet, Kota Bitung, Sulawesi Utara

Penulis: Fistel Mukuan | Editor: Chintya Rantung
Dok. Kapolsek Maesa, AKP Ferry Padama
KEBAKARAN - RS TNI AL di Kota Bitung terbakar, Selasa (7/10/2025). Pengakuan saksi kebakaran Rumah Sakit TNI AL Bitung. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Asap tebal dan kobaran api yang melahap sebagian bangunan di Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) dr Wahyu Slamet, Kota Bitung, Sulawesi Utara, Selasa (8/10/2025) malam, masih menyisakan cerita mencekam bagi para saksi mata yang berada di lokasi kejadian.

Kebakaran yang terjadi sekitar pukul 21.55 Wita itu diduga bermula dari korsleting listrik di area apotek, sebelum akhirnya menjalar ke Klinik Pratama ARU.

Namun, dari keterangan para saksi, detik-detik munculnya api berlangsung begitu cepat dan tak terduga.

Berikut keterangan saksi, kepada polisi sebagaimana disampaikan Kapolsek Maesa, AKP Ferry Padama.

Salah satu saksi, Linggar Febrina Sari, yang saat itu berada di dalam apotek bersama seorang petugas honorer rumah sakit bernama Mawa, menceritakan suasana panik yang terjadi menjelang pukul 22.20 WITA.

“Saya sedang menunggu resep obat, tiba-tiba ada seorang bapak masuk dan berteriak kalau ada kebakaran,” ujar Linggar dalam keterangannya kepada polisi.

Mendengar teriakan itu, Linggar langsung menyampaikan agar semua orang untuk keluar dan menyelamatkan diri.

Begitu tiba di luar, ia melihat api semakin besar, bagian dinding apotek yang menghadap jalan raya.

“Warga sudah ramai di luar, semua panik. Api cepat sekali membesar,” ungkapnya.

Masih menurut Linggar, personel jaga RSAL sempat berusaha memadamkan api menggunakan alat pemadam api ringan (APAR) yang tersedia di apotek, namun percikan listrik yang terus menyala membuat usaha itu sia-sia.

Setelah gagal, beberapa anggota jaga berlari ke dalam kompleks rumah sakit untuk melapor kepada petugas piket. 

Pawas (Perwira Pengawas) Letda Lenang segera menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bitung untuk meminta bantuan.

Kesaksian lain datang dari Male, karyawan di Toko Cahaya Kuphi yang berlokasi tepat di samping apotek RSAL Bitung

Ia menyebut sempat melihat percikan listrik dari ruang tengah yang memisahkan apotek dan Klinik Pratama ARU.

“Sekitar pukul 21.58 WITA saya lihat ada percikan listrik, disusul ledakan kecil. 

Dari situ muncul api di blower AC yang ada di apotek,” terang Male.

Lanjutnya, beberapa menit kemudian, api mulai membesar. 

Male berteriak memberi tahu warga sekitar dan anggota jaga RSAL. 

Tak lama, sejumlah personel Marinir Koarmada VIII dan masyarakat berdatangan membantu pemadaman menggunakan APAR, namun api sudah terlanjur membesar.

Sebelumnya, api akhirnya bisa dikendalikan setelah lima unit mobil pemadam dari Pemkot Bitung, Pelindo, dan Perumda Bitung tiba di lokasi. 

Petugas dibantu personel TNI AL, polisi, dan warga berjuang hampir tiga jam hingga api benar-benar padam sekitar pukul 01.00 WITA.

Meski tidak ada korban jiwa, dua bangunan apotek dan Klinik Pratama ARU hangus terbakar, dengan kerugian material ditaksir mencapai Rp750 juta. (fis)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved