Penghargaan ini diberikan kepada mereka yang telah memberikan pengabdian dan jasa besar di berbagai bidang seperti sosial, politik, ekonomi, hukum, budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi, yang bermanfaat untuk kemajuan, kesejahteraan, dan kemakmuran bangsa serta negara.
Bintang Mahaputera Adipradana diberikan dalam bentuk selempang dengan bintang yang dipakai di pinggang kiri, lengkap dengan patra yang dikenakan di dada kiri dan miniatur pada lidah baju.
Sebelum tahun 1972, penghargaan ini diberikan dalam bentuk kalung.
“Atas nama bangsa dan negara Republik Indonesia, saya mengucapkan terima kasih atas jasa dan pengabdian saudara-saudari sekalian" kata Presiden Prabowo pada Senin.
"Semoga jasa dan pengabdiannya menjadi warisan bagi generasi penerus bangsa,” imbuhnya.
Sosok Burhanuddin Abdullah
Selain menjadi pejabat publik, Burhanuddin Abdullah adalah seorang ekonom yang memiliki rekam jejak karier penting sekaligus kontroversial.
Lahir di Garut, Jawa Barat, 10 Juli 1947, Burhanuddin Abdullah sebelumnya adalah Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Dari sisi pendidikan, Burhanuddin menyandang gelar Sarjana Pertanian (Ir) dari Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Bandung (1974).
Burhanuddin juga menyandang gelar Master of Arts (MA) di bidang Ekonomi dari Michigan State University, Amerika Serikat (1984).
Kemudian Burhanuddin turut menyandang gelar Doktor Honoris Causa bidang ekonomi dari Universitas Diponegoro (Undip) pada 2006.
Selain itu, Burhanuddin juga menjadi Board of Advisors (Dewan Penasihat) di Prasasti Center for Policy Studies.
Dalam kariernya, Burhanuddin Abdullah menjadi staf di Bank Indonesia (BI) sejak 1979.
Berkat kemampuannya, Burhanuddin sempat ditunjuk sebagai Kepala Bagian Kerjasama Ekonomi dan Perdagangan Internasional Bank Indonesia (1994-1995).
Lalu, Burhanuddin ditunjuk sebagai Wakil Kepala Bidang Riset Ekonomi dan Moneter BI (1996-1998).
Di masa reformasi, Burhanuddin Abdullah juga sempat menjabat sebagai Direktur Direktorat Luar Negeri BI (1998-2000).