"Ada rute saya jualan, di sini saya jualan sampai pukul 13.00 Wita, kemudian pindah rute lagi dan terakhir di seputaran pasir putih Jalan Pierre Tendean," katanya.
Menurut Aldo, bahan-bahan kopi sudah diracik ahli dari perusahaan.
Ia tinggal menambah es batu dan susu.
"Jadi sangat mudah," kata dia.
Kopi Aldo laris manis.
Dalam sehari ia biasa menjual kopi hingga 100 gelas.
"Rata-rata segitu," kata dia.
Aldo selalu tersenyum, namun tidak demikian jika hujan.
"Saat itu agak kurang, karena yah ini ka semuanya minuman dingin," katanya.
Awal mula Aldo jualan kopi adalah keinginan untuk hidup.
Pemuda ini memang pekerja keras.
Begitu lulus SMK di Minsel ia langsung bekerja.
Sempat bekerja di supermarket dan koperasi, ia lantas beralih jadi penjual kopi.
"Zaman sekarang kalau anak muda gengsi tak bisa makan," kata dia.
"Daripada ke Kamboja," kata Tribunmanado.com.