TRIBUNMANADO.CO.ID - Sejumlah pengakuan soal detik-detik insiden terbakarnya KM Barcelona VA di Perairan Talise, Likupang Barat, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Minggu 20 Juli 2025 menguak.
Fakta-fakta apa yang terjadi di atas pesawat dibongkar para penumpang.
Mulai dari detik-detik kapal KM Barcelona 5 terbakar.
Hingga saat kapal rute Kepulauan Talaud menuju Manado Sulawesi Utara ini dilalap api Minggu siang.
Pengakuan ini diungkap oleh Evi Sihite.
Evi Sihite adalah warga berasal dari Sumatera Utara, yang kini sudah menetap di Minahasa Selatan.
Sebelumnya ia ke Talaud untuk mengurus berkas catatan sipil bersama suami.
Kemudian akan kembali ke Minahasa Selatan, karena bekerja di sana.
Evi Sihite berprofesi sebagai guru di SMA N 1 Amurang, Minahasa Selatan.
Ia mengungkapkan detik-detik terjadi kebakaran di KM Barcelona VA.
Dimana saat kebakaran Evi bersama suaminya berada di dalam kamar yang berada dek 1.
"Kamar kita berada di dek 1, berada di bawa" ucap ibu Efi saat diwawancarai Tribun Manado di ruangan RSUD Walanda Maramis, Senin (21/7/2025).
Dari pengakuan Evi saat terjadi kebakaran tidak ada pemberitahuan dari Nahkoda atau pun ABK KM Barcelona VA, bahkan sirene yang ada diruangan tidak menyala.
Evi dan suaminya mengetahui ada kebakaran setelah melihat asap dan orang mulai berlarian.
Sehingga langsung ikut menyelamatkan diri dan tidak sempat mengamankan barang berharga, laptop berisi data-data penting, handphone dan barang lain ludes terbakar.
"Saat terjadi kebakaran kita tidak mendapat pemberitahuan, kita hanya melihat orang-orang sudah berlarian, sehingga kita juga ikut lari dan tidak sempat amankan barang" lanjut Evi.
Penumpang Saling Berebut Pelampung
Evi juga mengaku kecewa, tidak ada pemberitahuan soal kebakaran padahal sebelum kejadian ada pengumuman pemeriksaan tiket, perlengkapan safety pun tidak lengkap sehingga para penumpang saling berebutan mengambil alat pelampung.
Untungnya suami mendapatkan dua pelampung, namun satu pelampung diberikan ke orang lain karena ada yang memangil suaminya.
"Saya kecewa karena perlengkapan safety kurang, kita penumpang berebutan mengambil pelampung, untung suami saya dapat 2 pelampung namun satu diberikan ke penumpang lain" kata Evi.
Evi mengaku tidak melihat ABK atau Nahkoda KM Barcelona saat proses menyelamatkan diri.
Evi Tolong Anak yang Tidak Menggunakan Pelampung
Saat akan melompat ada anak yang minta tolong karena tidak menggunakan pelampung.
"Saya dan suami menyelamatkan satu anak karena tidak ada pelampung" lanjut Evi.
Saat berada di laut anak tersebut digendong, anak itu juga meminta agar tidak di lepas.
"Jadi anak itu kita gendong, dan sambil ketakutan anak itu minta agar tidak melepasnya" kata Evi.
Hingga akhirnya mereka diselamatkan oleh kapal nelayan.
Kejadian ini membuat Evi syok dan trauma, apalagi sempat terapung di laut sekira 2 jam sebelum diselamatkan.
Harapan Evi, kapal penumpang itu harus lebih safety lagi dan kiranya ada ganti rugi karena kerugian yang dialami cukup besar, barang-barang seperti laptop ada dua dan hanphone tidak terselamatkan.
"Saya syok dan trauma, selama dua jam terapung di laut. Harapan saya alat keselamatan di kapal agar lebih diperhatikan lagi, misal seperti sedia alat pelampung di setiap ruangan agar jika terjadi hal tak diinginkan para penumpang tidak berebut" ucap Evi.
"Berharap bisa mendapat ganti rugi untuk semua korban" tutup Evi.
ABK Lebih Dulu Melompat
Hal itupun membuat penumpang kecewa.
Mereka kecewa dengan kesigapan anak buah kapal (ABK) saat terjadi insiden terbakarnya KM Barcelona 5.
Pasalnya, mereka tidak diberikan life jacket saat terjadi kebakaran kapal.
"Saya tidak diberikan life jacket, tetapi karena tahu berenang sehingga bisa bertahan sampai ada nelayan yang bantu evakuasi," ujar seorang penumpang bernama Supriadi, Senin (22/7/2025).
Banyak sekali penumpang yang tidak kebagian life jacket.
"Bukan cuma saya saja tidak ada life jacket, ada juga penumpang yang lain tidak pakai. Kami menduga life jacket yang tersedia hanya sedikit sehingga tidak kebagian," jelas Supriadi.
Hal lain yang disesali adalah beberapa ABK justru terlebih dahulu menyelamatkan diri.
"Yang saya tahu ABK terlebih dahulu bertugas selamatkan penumpang, namun mereka dahulu melompat ke laut," ungkapnya.
Menurutnya, pemerintah harus mengevalusi standar keamanan KM Barcelona VA agar tidak terjadi hal yang sama.
"Harus periksa kelayakan kapal untuk mengantisipasi hal-hal seperti ini terjadi lagi ke depannya," pungkasnya.
Asal Api
Gubernur Sulawesi Utara Yulius Selvanus mengungkap kronologi kebakaran KM Barcelona VA.
Awalnya, kapal bergerak dari Pelabuhan Melonguane, Kepulauan Talaud, sekira pukul 00.00 Wita.
Kemudian kapal singgah di Pelabuhan Lirung untuk memuat penumpang lainnya dan bergerak sekira pukul 02.00 Wita.
Dari situ kapal terus bergerak dan terjadi kebakaran pukul 12.00 Wita di Pulau Talise.
Menurut Yulius, api tersebut diduga muncul dari salah satu kamar penumpang.
"Terinformasi asap keluar dari kamar nomor 33, tapi kita akan cek kebenaranya lebih lanjut," jelasnya.
"Semuanya terselamatkan dan saat ini ada tiga pos titik pertama di Pulau Gangga, Manado, dan Likupang yang siap menampung mereka," jelasnya
Yulius Selvanus pun berkomitmen menangani kejadian hari ini agar semua bisa berjalan dengan baik.
"Tuhan bersama kita semua," tutupnya.
Kronologi Versi Warga Pulau Gangga
Jenly pun membeberkan kronologi saat dirinya melihat KM Barcelona VA terbakar.
Saat itu, ia sedang berada di tepi pantai.
"Pertama dikira asap mesin, setelah kurang lebih 5-10 menit asap mulai tebal, sehingga masyarakat yang punya perahu ke tengah laut untuk membantu korban," sambungnya.
Setibanya di tengah laut, para penumpang sudah terombang-ambing menggunakan life jacket, namun ada yang tidak menggunakan.
"Saya salah satu yang membantu korban, ada 12 orang yang diselamatkan," tambah Jenly.
Dari informasi yang didapat, kebakaran terjadi saat banyak penumpang sedang makan siang.
Api diduga berasal dari salah satu kamar penumpang, lalu dengan cepat menjalar ke bagian lain kapal.
Kepanikan tak terhindarkan.
Jeritan dan upaya penyelamatan diri menggema di tengah kepulan asap tebal di atas lautan.
Kapal tersebut berangkat dari Pelabuhan Melonguane, Talaud, dini hari, dan sempat singgah di Pelabuhan Lirung untuk menaikkan penumpang tambahan, sebelum kembali melanjutkan pelayaran menuju Manado pukul 02.00 WITA.
Saat kejadian, kapal diperkirakan berjarak 60 km dari Pelabuhan Manado.
Update Korban Kebakaran KM Barcelona: 571 Penumpang Dievakuasi, 3 Meninggal Dunia
Basarnas merilis data terbaru jumlah korban peristiwa kebakaran kapal KM Barcelona 5 yang terjadi di perairan Talise, Kabupaten Minahasa Utara, Minggu (20/7/2025).
"Untuk data Basarnas yang dirangkum sementara, total ada 571 jiwa. Dari jumlah tersebut, sebanyak 568 orang berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat, sementara 3 orang dinyatakan meninggal dunia," terang Humas Basarnas Sulut Nuriadin Gumeleng, Senin (21/7/2025).
Proses pencarian dan pendataan dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, Bakamla RI, Kodim Bitung, Koramil Likupang, Polsek Likupang, Brimob Polda Sulut.
Korban Meninggal
Hingga berita ini dimuat, ada tiga korban meninggal yakni:
1. Asna Lapae (50), perempuan
2. Zakaria Tindiuling, laki-laki
3. Juliana Humulung (40)
(Tribunmanado.com/Ferdi/Arthur/Rhendi Umar/Isvara Savitri/Rizali Posumah)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado, Threads Tribun Manado, dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.