Kemudian truk hino pengangkut kayu balak BM 988 AV disopiri oleh Selamat (74) berasal dari Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara.
Terakhir Daihatsu Grand Max dengan nomor polisi D 1239 ZB dikemudikan oleh Khairul (49), warga Ampek Nagari, Kecamatan Agam.
Korban meninggal 5 orang merupakan sopir dan penumpang Grand Max.
Mereka mengalami sejumlah luka serius, 3 orang di antaranya tewas di Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan dua orang lagi menghembuskan nafasnya di rumah sakit.
"Mobil grand max membawa 8 penumpang termasuk sopir.
Kondisi kendaraannya rusak berat," tambah Kasat Enggarani Laufria.
Tabrakan maut ini berawal ketika truk tronton BH 8241 HM dikemudikan Ali Darto berhenti di Jalintim Kilometer 50 Desa Kiyap Jaya, Bandar Seikijang.
Kendaraan besar itu berhenti di bahu jalan sebelah kiri dari arah Pangkalan Kerinci menuju Pekanbaru, akibat kehabisan Bahan Bakar Minyak (BBM).
Kondisi jalan lurus dan sedikit menanjak, dan tidak ada penerangan.
Kemudian truk balak BM 9887 AV dikemudikan Selamat, bergerak dari arah yang sama yakni dari Pangkalan Kerinci ke Pekanbaru.
Truk balak berniat mendahului truk tronton yang kehabisan BBM itu.
Namun di saat yang bersamaan, ada sebuah dump truk yang melaju dari arah berlawanan.
"Sopir truk balak membanting setir ke kiri dan tidak jadi mendahului karena ada kendaraan dari depan.
Tapi tak kuat nanjak dan mundur ke belakang," ungkap AKP Enggarani.
Ketika truk balak mundur, kemudian menabrak sisi kanan truk tronton yang parkir di bahu jalan hingga terdorong ke dalam jurang.