MANADOTRIBUN.CO.ID - Dugaan calo dalam SPMB mengemuka dalam hearing Komisi IV terkait kasus dua anak yang viral karena tak beroleh sekolah, Selasa (15/7/2025) di ruang Komisi IV DPRD Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut).
Ketua Komisi IV Jimmy Gosal menuturkan, masalah calo berada di ranah hukum.
"Itu di luar pemerintah kota, kalau ada bisa laporkan ke aparat hukum," katanya.
Jika ada ASN yang terlibat calo, ia akan meminta Pemerintah Kota Manado untuk mengambil tindakan tegas.
"Segera tindaki," katanya.
Dari informasi yang beredar, sejumlah orangtua mengaku dimintai uang oleh calo agar anak-anak mereka diterima di SMP Negeri 1 Manado.
Ada yang diminta Rp 200 ribu, ada yang sampai Rp 2 juta.
Nama seorang calo, Julkifi, disebut sebagai penghubung.
Bahkan, disebutkan bahwa ia kerap “memasukkan” 50-an siswa tiap tahun ke sekolah unggul tersebut.
“Kata Pak Kifli, anak-anak pasti bisa masuk asal mau bayar. Dia bilang sudah biasa bantu masukin puluhan anak ke SMP 1 tiap tahun,” ujar salah satu orangtua, enggan menyebutkan nama.
Dugaan makin kuat ketika nama seorang guru, Wage, ikut disebut sebagai tujuan dana itu.
Saat dikonfirmasi, Wage yang juga ketua panitia penerimaan siswa baru, mengakui bahwa kuota afirmasi telah dialihkan ke jalur prestasi karena pendaftar dari jalur afirmasi dianggap sedikit.
“Yang daftar jalur afirmasi sedikit, jadi kuotanya diisi oleh anak-anak dari jalur prestasi,” ujar Wage kepada Tribun Manado.
Namun fakta berbicara lain.
Banyak anak dari keluarga penerima PKH dan PIP yang merasa sistem tak berpihak pada mereka.