‘Atha bin Yassar, As Suddi dan lainnya mengatakan ayat ini turun tentang Ali bin Abi Thalib (mu’min) dan ‘Uqbah bin Abu Mu’aith (fasiq). (Imam Ibnu Katsir, Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 6/369)
Doa ketika sakit yang diamalkan Sayidina Ali
Ada sebuah hadis yang diriwayat Imam Tirimidzi.
Haditst ini menceritakan tentang Sayidina Ali yang berdoa dikala sakit.
Di mana saat berdoa itu dia ditegur oleh Nabi Muhammad.
Berikut redaksi hadits tersebut:
كُنْتُ شَاكِيًا فَمَرَّ بِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا أَقُولُ اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ أَجَلِي قَدْ حَضَرَ فَأَرِحْنِي وَإِنْ كَانَ مُتَأَخِّرًا فَارْفَغْنِي وَإِنْ كَانَ بَلَاءً فَصَبِّرْنِي فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَيْفَ قُلْتَ قَالَ فَأَعَادَ عَلَيْهِ مَا قَالَ قَالَ فَضَرَبَهُ بِرِجْلِهِ فَقَالَ اللَّهُمَّ عَافِهِ أَوْ اشْفِهِ فَمَا اشْتَكَيْتُ وَجَعِي بَعْدُ
Saya (Sayyidina Ali) pernah mengeluh, kemudian Rasulullah Saw lewat, sementara saya berkata; ‘Allohumma in kaana ajalii qod hadhoro fa-arihnii, wa in kaana mutaakhkhiron farfa’hu ‘annii, wa in kaana balaa-an fa shobbirnii.’
Kemudian Rasulullah SAW bersabda; ‘Apa yang engkau ucapkan?’
Kemudian ia mengulangi apa yang telah ia ucapkan.
Kemudian beliau menendangnya dengan kaki beliau dan berdoa: ‘Ya Allah, selamatkanlah dia, atau sembuhkanlah dia. Ali berkata; Kemudian aku tidak lagi mengeluhkan sakitku setelah itu.
Ucapan Sayyidina Ali tersebut kemudian menjadi doa yang diamalkan hingga kini.
اَللَّهُمَّ إِنْ كَانَ أَجَلِيْ قَدْ حَضَرَ فَأَرِحْنِيْ، وَإِنْ كَانَ مُتَأَخِّرًا فَارْفَعْهُ عَنِّيْ، وَإِنْ كَانَ بَلَاءً فَصَبِّرْنِيْ
Allohumma in kaana ajalii qod hadhoro fa-arihnii, wa in kaana mutaakhkhiron farfa’hu ‘annii, wa in kaana balaa-an fa shobbirnii.
Ya Allah, jika ajalku telah dekat maka istirahatkanlah aku. Jika ajalku masih jauh, sembuhkanlah sakit ini dariku. Dan jika ini musibah, berikanlah aku kesabaran.