TRIBUNMANADO.CO.ID - Sosok perempuan tangguh ini berasal dari Desa Poyowa Kecil, Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara (Sulut).
Namanya Arista Sucita Paputungan.
Ia lahir di Kotamobagu pada 27 Maret 1994, yang kini berstatus sebagai seorang Aparatur Sipil Negara (ASN), sekaligus menjadi guru di SD Negeri 1 Poyowa Kecil, Kota Kotamobagu.
Baginya, sekolah tersebut merupakan tempat di mana perjalanan karier pendidikannya bermula sejak delapan tahun silam.
Arista bukanlah sosok yang tiba-tiba sampai pada posisi sekarang. Semua dimulai dari sebuah panggilan hati menjadi guru.
Lulusan S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dari Universitas Negeri Manado ini langsung mengabdikan diri selepas kuliah sebagai guru honorer dengan gaji yang sangat kecil, hanya Rp250 ribu per bulan.
Tapi semangatnya tak pernah kecil.
“Sempat putus asa, iya. Bahkan saya pernah mencoba mencari pekerjaan lain yang bisa memberi penghasilan lebih layak,” katanya, Selasa (1/7/2024).
Arista juga sempat mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Baitul Makmur selama setahun, kemudian bekerja sebagai Marketing Officer di PT Pegadaian.
Namun hatinya tetap terpaut pada dunia pendidikan.
“Takdir membawa saya kembali ke jalan ini. Panggilan hati menjadi guru ternyata lebih kuat dari semua keinginan yang lain,” ucapnya.
Tahun 2023 menjadi titik balik. Arista berhasil lolos seleksi ASN di Kota Kotamobagu.
Tak berhenti di situ, ia pun berencana melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 tahun depan.
Sebuah bukti nyata bahwa semangat belajar dan mengabdi tak mengenal batas.
Dalam keseharian sebagai guru, Arista justru merasa lebih banyak mengalami suka daripada duka.