Selain itu, logistik pelayaran di kawasan tersebut akan semakin rumit akibat kenaikan biaya asuransi dan meningkatnya risiko pengiriman.
2. Memicu negara-negara Teluk bertindak
Jika Iran benar-benar memblokade Selat Hormuz, negara-negara Teluk Arab yang selama ini berselisih dengan Iran dan merupakan sekutu Amerika Serikat, kemungkinan besar akan terdorong untuk mengambil tindakan.
Hal ini karena ekonomi mereka sangat bergantung pada ekspor minyak dan gas alam, dua komoditas yang akan terdampak langsung.
Tekanan ekonomi tersebut bisa memaksa mereka mendukung intervensi atau mencari jalur alternatif untuk menyalurkan energi ke pasar global.
3. Memicu krisis dan inflasi di berbagai negara
Dilansir dari Arab News, Minggu (15/6/2025), jika Iran menutup Selat Hormuz, hal itu akan mengganggu jalur utama pengiriman minyak dan gas alam dunia, yang pada akhirnya memicu krisis pasokan energi.
Terganggunya arus distribusi ini dapat menyebabkan harga energi melonjak tajam, disertai peningkatan biaya tambahan seperti pengiriman dan asuransi.
Efek domino dari krisis ini diperkirakan akan menyebar ke seluruh dunia, mendorong lonjakan inflasi dan kenaikan harga barang di berbagai negara, dari Amerika Serikat hingga Jepang.
Meski negara-negara anggota Dewan Kerjasama Teluk telah berupaya mengurangi risiko dengan berbagai investasi, langkah tersebut hanya memberikan perlindungan terbatas.
Kerentanan jalur ini, ditambah kemungkinan sabotase terhadap infrastruktur minyak Arab Saudi atau instalasi di wilayah Emirat dekat Fujairah, dapat memperpanjang gangguan pasokan energi secara signifikan.
Jika perang berkecamuk dan Iran benar-benar menutup Selat Hormuz, dampaknya akan terasa jauh melampaui Timur Tengah.
Dunia pun akan menghadapi ancaman krisis energi besar-besaran yang dapat merambat ke sektor-sektor penting lainnya.
Jalur penting
Langkah penutupan jalur pelayaran penting di Teluk Persia tersebut secara luas dipandang sebagai ancaman Iran yang paling efektif untuk menyakiti Barat, sebagaimana dilansir Reuters.
Hampir seperempat pengiriman minyak global melewati Selat Hormuz, perairan sempit yang berbatasan atara Iran dengan Oman dan Uni Emirat Arab (UEA).
Iran Press TV melaporkan, kini penutupan selat secara resmi memerlukan persetujuan dari Dewan Keamanan Nasional Tertinggi.
Dewan tersebut merupakan badan yang dipimpin oleh orang yang ditunjuk oleh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.