TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Suhu internal Partai Golkar Sulawesi Utara meningkat seiring kepastian digelarnya musyawarah daerah tahun ini.
Kondisi ini menyulut sesepuh Partai Golkar angkat bicara.
Satu di antaranya Politisi Senior Golkar Sulawesi Utara Sherpa Manembu.
Ia menilai, kehendak Ketua DPD Partai Golkar Sulut saat ini Christianny Euginia Paruntu (CEP) alias Tetty Paruntu maju lagi bakal jadi langkah mundur bagi demokrasi partai.
Pasalnya, ada aturan maksimal masa jabatan Ketua DPD hanya dua periode.
Sementara CEP telah menjabat sejak periode 2015-2020 dan dilanjutkan 2020-2025.
Meskipun demikian politisi asal Minahasa ini bilang, soal aturan periodisasi memang selalu membuka ruang untuk diperdebatkan.
"Itu memang debatable tapi perlu diingat Ketua Umum DPP (Bahlil) Lahadalia menegaskan, soal permintaan diskresi untuk (Ketua DPD) yang berprestasi bisa dipertimbangkan," kata Sherpa kepada Tribunmanado.com, Rabu (4/6/2025).
Sherpa berpendapat bahwa Golkar Sulawesi Utara justru mengalami kemunduran di era Tetty Paruntu.
Bukan sekadar mengumbar, politisi yang hobi berkuda ini membeberkan indikatornya.
"Sederhana saja, perolehan kursi anggota DPRD provinsi dan kabupaten/kota, Golkar berkurang terus," ujarnya.
Katanya, di era 2009-2014 Golkar punya 12 kursi DPRD Sulut plus Ketua Dewan.
Perolehan itu menurun tinggal sembilan kursi di periode 2014-2019.
Pada periode 2019-2024 di tangan Tetty, Golkar tinggal memiliki tujuh kursi.
Lalu, periode saat ini kursi Golkar tinggal enam.