Namun, bisnis batu bara ini diterpa badai krisis ekonomi pada 1998, di mana para mitra bisnis meninggalkan Indonesia.
Boy Thohir pun bangkit, ketika pada 2005 silam, ia bersama Sandiaga Uno, Benny Soebianto, Theodore Permadi Rachmat, dan Edwin Soeryadjaya membentuk konsorsium.
Konsorsium tersebut membeli saham Adaro Energy dari New Hope, perusahaan asal Australia.
Di bawah kepemimpinan Boy Thohir dkk, Adaro Energy sukses melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2008 dan terus berkembang.
Selain itu, pada 1997 Boy Thohir juga mendirikan perusahaan pembiayaan kendaraan, Wahana Ottomitra Multiartha (WOM) Finance, dengan modal awal Rp5 miliar.
Namun, ia akhirnya menjual WOM Finance dan mendapat dana 150 juta dolar AS yang selanjutnya digunakan untuk membeli tambang batu bara di Kalimantan Selatan dan menambah kepemilikan saham di PT Adaro Energy Tbk.
Selanjutnya, PT Adaro Energy Tbk yang dipimpin Boy Thohir resmi berubah nama menjadi PT Alamtri Resources Indonesia Tbk.
Adapun pada 2024, Boy Thohir menduduki peringkat 17 dalam kategori 50 Orang Terkaya di Indonesia versi Majalah Forbes.
Baca juga: Prakiraan Cuaca di Minahasa Sulawesi Utara Besok Rabu 4 Juni 2025
Baca juga: Cerita Irmawati, Pedagang di Taman Kota Tahuna Sangihe: Bertahan Meski Penghasilan Tak Menentu
Jumlah kekayaannya mencapai 3,8 miliar dolar AS.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sosok Boy Thohir, Kakak Erick Thohir Jadi Wakil Presiden Komisaris ADRO usai Undur Diri dari GOTO.
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.