“Saat tidur, kami tidur di bawah AC dan di atas springbed. Papi cuma tidur di lantai,” tutur Kristi sembari menyeka air mata yang menetes dengan jari tangan kanan.
Suasana makin syahdu. Dalam kepedihan, Kristi tetap menguatkan keluarganya dengan keyakinan bahwa kasih dan pertolongan Tuhan tidak hanya hadir dalam bentuk yang kasat mata.
“Yaitu selalu berdoa, selalu mengampuni, berprasangka baik. Lewat pergumulan ini iman kami dibuktikan dan dipulihkan,” lanjutnya.
Perayaan ulang tahun tetap ditutup dengan puji-pujian dari keluarga, pendeta, dan tamu undangan.
Lilin dinyalakan di atas kue dan ucapan selamat mengalir dari BPMS, yayasan, pelayan khusus, hingga jemaat yang hadir.
Semua memberikan dukungan doa di tengah pergumulan yang tengah dialami oleh Pdt Hein Arina dan keluarganya.
Bergabung dengan WA Tribun Manado di sini >>>
Simak Berita di Google News Tribun Manado di sini >>>
Baca Berita Update TribunManado.co.id di sini >>>