Unsrat Manado

Mahasiswa dan Pengendara Dilarang Masuk Area Kampus, Unsrat Manado Terapkan Kuliah Daring

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

UNSRAT - Potret Gerbang Masuk Kampus Universitas Sam Ratulangi Manado (Selasa 20/5/2025). Para mahasiswa dan pengendara dilarang masuk ke area kampus.

TRIBUNMANADO.CO.ID – Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) resmi memberlakukan kebijakan kuliah daring mulai Selasa, 20 Mei hingga Jumat, 23 Mei 2025. 

Keputusan ini diambil sesuai dengan surat yang ditujukan kepada para Dekan seluruh fakultas.

Hal itu sebagai bentuk antisipasi terhadap situasi yang berkembang terkait pemilihan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsrat yang belum selesai prosesnya.

Namun, kebijakan ini tampaknya tidak hanya berdampak pada perkuliahan, tetapi juga pada akses fisik ke lingkungan kampus.

Pantauan langsung di lokasi pada Selasa (20/5/2025) pagi hingga siang, mahasiswa tidak diizinkan masuk ke area kampus. 

Sejumlah mahasiswa tampak tertahan di gerbang masuk karena dicegat oleh petugas keamanan.

Tampak sejumlah mahasiswa yang berusaha meminta izin masuk namun ditolak.

Tak hanya mahasiswa, pengendara lain termasuk ojek online (ojol) yang hendak menjemput penumpang di dalam kampus juga dilarang masuk dan diminta untuk putar balik. 

Tim mencoba masuk untuk melakukan peliputan juga dicegat oleh pihak keamanan.

"Ini arahan langsung dari Pak Rektor, tidak boleh masuk," ujar salah satu satpam yang berjaga di gerbang. 

Terpantau ada sekitar lima petugas keamanan yang siaga di pintu masuk utama.

Meskipun akses masuk diperketat, beberapa orang tetap terlihat diizinkan masuk ke dalam kampus. 

Mereka diduga merupakan pegawai atau staf kampus yang memiliki akses khusus.

Belum ada penjelasan resmi dari pihak kampus mengenai pembatasan akses ini. 

Namun, informasi yang beredar menyebutkan bahwa perkuliahan daring diberlakukan sebagai bagian dari antisipasi eskalasi terkait pemilihan BEM Unsrat yang belum usai.

Tim masih terus berupaya menghubungi pihak Humas Unsrat maupun dosen terkait untuk mendapatkan keterangan resmi. 

Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan yang diberikan. (Pet)

Sejarah Unsrat

Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado adalah perguruan tinggi terbesar di Sulawesi Utara.

Saat ini Kampus Unsrat Manado berkedudukan di Kelurahan Bahu dan Kelurahan Kleak, Kecamatan Malalayang, Kotamobagu, Sulawesi Utara.

Unsrat Manado telah menelorkan ribuan lulusan. Banyak di antaranya menjadi tokoh, pemimpin daerah, negara bahkan tokoh internasional.

Berikut itu sejarah singkat Unsrat sebagaimana dikutip dari laman unsrat.ac.id.

Setelah kemerdekaan Indonesia tercapai, cita-cita meningkatkan mutu pendidikan dan kecenderungan orang mencapai perguruan tinggi makin berkembang.

Dekade tahun lima puluhan, lembaga-lembaga perguruan tinggi daerah mulai menampakkan diri, menjawab kebutuhan orang-orang daerah.

Cita-cita mendirikan perguruan tinggi atau universitas negeri di Manado yang ketika itu merupakan pusat pemerintahan dan kegiatan daerah Sulawesi Utara dan Tengah, dapat dikatakan telah dirintis oleh adanya Universitas Pinaesaan yang didirikan tanggal 1 Oktober 1954 di Tondano, baru memiliki satu fakultas, yakni Fakultas Hukum.

Bersama dengan Universitas Permesta yang didirikan pada tanggal 23 September 1957 di Manado, maka Universitas Pinaesaan sesungguhnya merupakan embrio dari berkembangnya Universitas Sam Ratulangi di masa depan.

Memiliki dua universitas dengan status swasta ternyata belum memuaskan selera warga (Sumekolah) ini.

Oleh karena itu, atas inisiatif masyarakat Sulawesi Utara dan Tengah--para pemuka militer, sipil, maupun cendekiawan--terciptalah kesatuan dan kebulatan tekad untuk  berdirinya satu perguruan tinggi berstatus negeri di kedua daerah itu.

Perguruan itu diharapkan menjadi kebanggaan masyarakat umumnya serta rakyat Sulawesi Utara dan Tengah pada khususnya.

Sebagai tindak lanjut, berdirilah Perguruan Tinggi Manado (PTM) pada 1 Agustus 1958, dengan empat fakultas yakni Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Sastra, dan Fakultas Tatapraja.

Keempat fakultas ini merupakan dasar berdirinya PTM yang perkembangan selanjutnya menjadi Universitas Sam Ratulangi

Pada tahun yang sama, di Bulan Oktober, PTM merubah namanya menjadi Universitas Sulawesi Utara-Tengah, yang disingkat UNSUT.

Sampai tahap itu, status perguruan tinggi ini masih swasta penuh. Awal dekade enam puluhan, upaya menuju pada status negeri, mulai nampak tanda-tandanya.

Tepatnya pada tahun 1960, UNSUT dirubah lagi nama singkatnya menjadi UNISUT (Universitas Sulawesi Utara dan Tengah).

Sejarah kemudian berubah, di mana berdasarkan Keputusan Menteri PTIP Nomor 22/1961, tanggal 4 Juli 1961, UNISUT resmi dalam status Universitas Negeri, dengan lima fakultas.

Lima fakultas tersebut yakni Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Kedokteran, Fakultas Pertanian, dan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).

Dalam periode 1961-1965, UNISUT dirubah lagi singkatannya menjadi UNSULUTTENG yang juga merupakan singkatan dari Universitas Sulawesi Utara dan Tengah.

Berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 277 tertanggal 14 September 1965, ditetapkan pengesahan universitas negeri di Manado ini, sekaligus dengan namanya dari Universitas Sulawesi Utara dan Tengah menjadi Universitas Sam Ratulangi, disingkat UNSRAT.

Unsrat awalnya terdiri dari tujuh fakultas yakni Fakultas Kedokteran, Fakultas Pertanian, Fakultas Perternakan, Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat, Fakultas Ekonomi, Fakultas Sosial Politik, dan Fakultas Teknik.

Kemudian, Fakultas Sastra yang tadinya berstatus swasta diresmikan masuk dalam Universitas Sam Ratulangi.

Setahun kemudian, 1966, Universitas Sam Ratulangi, kembali ketambahan satu fakultas lagi, Fakultas Perikanan yang sampai tahun 1969, berkedudukan di Tahuna.

Lalu dipindahkan ke Manado dan bergabung dengan Universitas Sam Ratulangi (yang kemudian pada tahun 1996 menjadi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan di singkat FPIK).

Unsrat menjadi 9 fakultas, suatu jumlah yang cukup besar dibandingkan perguruan tinggi lainnya pada saat itu.

Perkembangannya ternyata tak berhenti. Pada tahun 1982, FKIP Manado Cabang Gorontalo, menjadi FKIP UNSRAT di Gorontalo (yang kemudian berdiri sendiri yang sekarang di kenal menjadi Universitas Negeri Gorontalo dengan lulusan terakhir sebanyak 3037 orang pada tahun 1992).

Di susul Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam – FMIPA tahun 1998.

Sedangkan Program Pasca Sarjana didirikan pada tahun 1985.

Tahun 2009 lewat surat persetujuan DIKTI No.212/D/2009 tanggal 17 Februari 2009 Fakultas Kesehatan Masyarakat resmi berdiri di Universitas Sam Ratulangi dan merupakan fakultas terbungsu saat ini.

Jadilah kini Universitas Sam Ratulangi sebagai perguruan tinggi negeri dengan Sebelas Fakultas dan satu Program Pasca Sarjana yakni :

Fakultas Kedokteran

Fakultas Teknik

Fakultas Pertanian

Fakultas Peternakan

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Fakultas Ekonomi

Fakultas Hukum

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Fakultas Sastra

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas Kesehatan Masyarakat, dan

Fakultas Pasca Sarjana

Pimpinan Universitas Sam Ratulangi, 1961 s/d sekarang

1. J. A. Losung, SH, Presiden 1961 – 19642R.

2. A. B. Massie, SH, Presiden 1964 – 1965

3. dr. F. H. Palilingan, Rektor 1965 – 1964

4. Prof. Mr. G. M. A Inkiriwang, Rektor 1969 – 1974

5. Prof. Dr. H. Kandou, Rektor 1974 – 1977

6. Prof. W. J. Waworoentoe, MSc, Rektor 1977 – 1986

7. Prof. Drs. R. S. Tangkudung, Rektor 1986 – 1995

8. Prof. Dr. Ir. J. Paruntu, MS, Rektor1995 – 2004

9. Prof. Dr. Ir. L. W. Sondakh, MEc, Rektor 2004 – 2008

10. Prof. Dr. D. A. Rumokoy, SH, MH, Rektor 2008 – 2014

11. Prof. Dr. Ir. H. Musliar Kasim, MSPLT, Rektor Maret 2014 – Juli 2014

12. Prof. Dr. Ir. Ellen J. Kumaat, M.Sc, DEA, RektorJuli 2014 – 2022

13. Prof. Dr. Ir. Oktovian Berty Alexander Sompie, M.Eng, IPU, ASEAN Eng 2022 - Sekarang

Pemilihan nama Sam Ratulangi

Nama tokoh Pahlawan Nasional Dr. G.S.S.J. Ratulangi dipilih sebagai nama lembaga perguruan tinggi negeri di Provinsi Sulawesi Utara. 

Dr. Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi adalah pahlawan, maha putera Indonesia dengan panggilan sehari-hari, Sam.

Beliau juga merupakan pejuang kemerdekaan dari daerah Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara.

Ia dilahirkan tanggal 5 November 1890 di Tondano, Ibukota Kabupaten Minahasa. Sam meninggal tanggal 30 Juni 1949 di Jakarta.

Di tahun 1965 itu juga. Dengan diabadikannya nama beliau pada universitas di Provinsi Sulawesi Utara ini sebagai Universitas Sam Ratulangi, diharapkan cita-cita dan perjuangan beliau yang terangkai dalam falsafah hidupnya Si Tou Timou Tumou Tou, yang berarti manusia dilahirkan untuk memanusiakan orang lain, akan tetap terpatri dan berkobar di dalam dada dan setiap hati insan akademik Universitas Sam Ratulangi, dalam menuntut ilmu dan mengabdikannya demi pembangunan masyarakat, bangsa dan negara.

Visi dan Misi Unsrat

VISI UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Bersama menata Universitas Sam Ratulangi menjadi Universitas Unggul dan Berbudaya 

Visi Unsrat ini merupakan visi jangka panjang dan dinamis dengan pemahaman bahwa excellent memiliki kualitas yang relatif terhadap waktu dan kondisi, dan luwes berlaku pada cakupan wilayah nasional maupun internasional.

Secara bertahap kondisi excellent yang akan dicapai terlebih dahulu adalah mewujudkan tata pamong dan tata kelola institusi yang efektif dan efisien sebagai dasar untuk mewujudkan kondisi excellent dari proses penyelenggaraan pendidikan tinggi sehingga selanjutnya dapat dihasilkan kondisi excellent dari luaran (output) dan dampak jangka panjang (outcome) produk penyelenggaraan pendidikan tinggi di Unsrat.

Visi ini akan terus diperjuangkan selama Unsrat ada. Untuk pengembangan Unsrat melalui RENSTRA 2016-2020, manajemen Unsrat saat ini mengedepankan visi “Bersama menata Universitas Sam Ratulangi menjadi Universitas Unggul dan Berbudaya“, sebagai bagian pentahapan dalam upaya mewujudkan visi jangka panjang Unsrat di atas yang telah tertuang di dalam dokumen statuta Unsrat.

Selanjutnya, berdasarkan pada rumusan Visi di atas, maka Universitas Sam Ratulangi menetapkan Misi-mya, sebagai berikut.

MISI UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Terdepan dalam Mengemban Tridharma Perguruan Tinggi dan sebagai Pusat Inovasi Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni-Budaya guna Peningkatan Taraf dan Kualitas Kehidupan Masyarakat  

Yang dijabarkan ke dalam kata IMANKU :

Inovatif dalam Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni-Budaya;

Mitra masyarakat dan pemerintah;

Aplikatif dalam Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat;

Normatif dalam Konservasi Alam dan Lingkungan;

Kreatif dalam Pendidikan dan Pembelajaran;

Unggul dan Kompetitif dalam Kewirausahaan;

Selanjutnya Misi Unsrat dikelompokan menjadi 4 (empat) butir berikut :

Meningkatkan kualitas Tridharma PT secara berkelanjutan dimaksudkan untuk peningkatan kualitas program Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian pada masyarakat mulai dari proses perencanaan, penyelenggaraan/implementasi, pelaporan, monitoring, dan evaluasi melalui standar terukur terhadap tahap masukan (input), proses (process), hasil (output), dan dampak (outcomes).

Mengembangkan Inovasi dalam Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni-Budaya yang berorientasi Kawasan Pasifik, dimaksudkan untuk peningkatan daya saing melalui penguasaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi yang memiliki relevansi dengan posisi geografis kawasan dimana Unsrat berada.

Meningkatkan Akses dan peran PT bagi peningkatan Taraf dan Kualitas hidup Masyarakat, dimaksudkan untuk peningkatan akses belajar di perguruan tinggi, dan pemerataan mengecap pendidikan tinggi, serta meningkatkan peran dalam perekonomian masyarakat melalui peluang kerjasama dan kemitraan demi peningkatan taraf dan kualitas hidup masyarakat.

Meningkatkan Tatakelola Pendidikan, dimaksudkan untuk menata Unsrat menuju institusi dengan sistem tatakelola PT yang otonom, akuntabel, efektif dan efisien dalam penyelenggaraan fungsi-fungsi institusi.

ARTI LAMBANG

Bentuk dan wajah bilangannya berwarna kelabu menjadi dasar bagi lukisan ciri khas serta nama lambang yang tertera diatasnya.

Nama yang melingkari lukisan (sebagai fokus) berwarna biru dan berada di antara dua lembaga berwarna lila.

Keseluruhannya mempunyai hubungan timbal balik dengan dasar dan isi lukisan serta menggambarkan struktur yang hidup dan dinamis, utuh, bulat dan lengkap.

Lukisan di tengah berupa kelapa berwarna lila dan merah tersusun dalam satu bulatan yang utuh merupakan satu ciri khas, bermakna proses pertumbuhan dan perkembangan.

MAKNA LAMBANG

Bidang dasar segi lima merupakan lambang Pancasila. Warna kelabu melambangkan nilai-nilai luhur Pancasila yang menjadi tugas Unsrat sebagai :

penggali dan pencari kebenaran,

pengenal dan penerus kebenaran untuk dunia sekitarnya, dan

pembela dan pelindung kebenaran.

Bulatan berisi lukisan di tengah yang berasal dari satu ciri khas yang terdapat di daerah Sulawesi Utara :

Satu biji kelapa dengan tiga matanya menghadap ke bawah tempat keluarnya akar lembaga, melambangkan Unsrat sebagai suatu lembaga pendidikan tinggi yang melaksanakan tridharma perguruan tinggi berdasarkan Pancasila di bumi Indonesia

Warna lila pada bagian-bagian kelapa yang distylir melambangkan warna kebudayaan yang hidup, bertumbuh dan berkembang.

Warna merah pada bakal-bakal buah yang sedang tumbuh serta buah yang telah matang dan dapat dipetik, melambangkan hasil proses pertumbuhan yang sedang disiapkan dan siap untuk digunakan dalam fungsi sosial.

Bagian-bagian kelapa yang mencuat berbentuk tangkai halus berwarna lila saling berhubungan satu sama lain, melambangkan semangat kekeluargaan (l’espirit des corps) dalam sivitas akademika.

Sepasang seludang berwarna lila yang melindungi bakal-bakal buah, melambangkan dalam rangka melaksanakan tridharma perguruan tinggi, Unsrat memiliki tugas : menginstorum et scolarium dan scientiarum.

17 bakal buah berwarna merah, 8 ruas pada batang kelapa berwarna lila, 9 pelepah berwarna ungu yang setiap pelepahnya memiliki 5 helai daun melambangkan dalam menjalankan tugasnya Unsrat dijiwai dan diisi oleh semangat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.

Tiga pelepah kelapa berwarna lila, melambangkan tugas dan falsafah perguruan tinggi dalam bentuk tridharma perguruan tinggi.

Dua pasang seludang berwarna lila di kiri-kanan ketiga pelepah, melambangkan proses “patah tumbuh hilang berganti”.

Sembilan bagian lukisan berwarna lila di sekitar pohon kelapa melambangkan bulan September sebagai Dies Natalis Unsrat.

Satu pelepah kelapa menghadap ke atas yang sedang terbuka (mekar) kelima helai daunnya, melambangkan Unsrat dijiwai semangat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 untuk terus berupaaya mencapai tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia merdeka.

Nama dan tempat universitas berwarna biru melambangkan adanya fakta hidup, landasan teguh, pasti dan dinamis.

Lembaga-lembaga kelapa berwarna lila di antara nama dan tempat universitas, melambangkan bahwa Unsrat yang memulai kegiatannya di Manado, terus akan hidup sebagai universitas yang menjadi milik dan dapat dimanfaatkan oleh seluruh rakyat dan bangsa Indonesia.

Makna lambang secara keseluruhan menggambarkan kepribadian, cita-cita, tugas dan kewajiban Unsrat, sebagai alat dan abdi yang berusaha mencapai tjujuan sesuai cita-cita perjuangan nasional bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, termasuk usaha mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kebudayaan, serta pengolahan sumberdaya alam, dalam rangka kemakmuran dan kesejahteraan bagsa Indonesia pada umumnya serta rakyat dan daerah Sulawesi Utara pada khususnya.

PENGGUNAAN LAMBANG

Penggunaan dan tatacara lambang UNSRAT diatur menurut ketentuan tersendiri melalui peraturan khusus universitas. Dengan memperhatikan lambang tersebut, maka pembuatan / pengadan dan penempatannya disesuaikan dengan jenis dan tingkat kebutuhan penggunaan tersebut. Beberapa hal dikemukakan disini sebagai contoh, ukuran kecil besar dengan dasar perbandingan yang sama dalam hal pembuatannya, menetap tidaknya dalam hal penempatan misalnya di ruang Rektor, Kantor Pusat, Auditorium, ruang Dekan, Stempel / Cap, Kalung Jabatan, Tropi, Gordon, dokumen-dokumen tertulis, cetakan, ijasah, sertifikat, piagam, dan lain sebagainya, sepanjang yang menyangkut jenis atribut dengan menggunakan lambang Universitas Sam Ratulangi.

Bendera Unsrat

Bendera UNSRAT berbentuk empat persegi dengan ukuran lebar 160 cm dan panjang 185 cm, warna dasar kuning dan ditengah-tengahnya terdapat lambang universitas.
 Bendera fakultas dan program pascasarjana berbentuk empat persegi dengan ukuran lebar 90 cm dan panjang 130 cm dan ditengah-tengahnya terdapat lambang fakultas atau program pascasarjana yang bersangkutan.

Untuk jelas bagi, warna bendera tiap fakultas, adalah :

Bendera Fak Kedokteran : Warna Hijau Tua

Bendera Fakultas Teknik : Warna Biru Tua

Bendera Fakultas Pertanian : Warna Hijau Muda

Bendera Fakultas Peternakan : Warna Coklat

Bendera Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan : Warna Biru Muda

Bendera Fakultas Ekonomi : Warna Kelabu

Bendera Fakultas Hukum : Warna Merah

Bendera Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pendidikan : Warna Jingga

Bendera Fakultas Sastra : Warna Ungu

Bendera Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam : Warna Putih
Bendera Pascasarjana : Coklat Muda

Lirik dan Mars Unsrat

Lirik Mars Unsrat ditulis oleh Drs. M. Patiesina dan diaransemen oleh Nelt. Mars ini dinyanyikan pada setiap acara resmi Universitas Sam Ratulangi.

Universitas Sam Ratulangi, Sulawesi Utara
Harapan di kemudian hari, bangsa kita Indonesia
Cita-citamu luhur dan satria, dengan semangat Tridharma
Membangun negara kita jaya berdasarkan Pancasila
Unsrat lembaga pendidikan, pusatnya ilmu pengetahuan
Pengembang pembangunan sekarang dan masa depan
Majulah Unsrat, Jayalah Unsrat, Dirgahayulah

Lirik Hymne UNSRAT

Unsrat Angkatlah Panjimu
Jadikanlah Nuranimu Pancasila Mercusuarmu
Godok Bina Manusia Baru Dengan Tridharma
Laksanakan Amanat Penderitaan Rakyat
Wujudkan Cita-cita Maju Bina Manusia Baru
**Universitas Sam Ratulangi
Nyalakan Semangat Patriot Suci
Tridharma Senjata Juangmu
Masyarakat Adil Serta Makmur

(TribunManado.co.id/Pet)

Berita Terkini