Meskipun begitu, Edo menyatakan bahwa ia tetap akan setia menanam nilam, karena sudah menjadi bagian dari mata pencahariannya.
"Kami ini petani, bukan hanya ikut-ikutan tren. Sekalipun harga turun, kami tetap tanam nilam," tegasnya.
Ia berharap ada langkah konkret dari pemerintah untuk membantu petani dalam menghadapi situasi ini.
"Semoga harga bisa naik lagi. Harapan kami, pemerintah bisa mencarikan solusi agar petani tetap semangat," pungkas Edo.
Penyebab Anjloknya Harga Minyak Nilam di Minsel
- Lonjakan Produksi Lokal (Internal)
Banyak warga yang mulai menanam nilam dalam beberapa tahun terakhir.
Akibatnya, panen terjadi secara bersamaan dan pasokan minyak nilam di pasar meningkat drastis.
- Kelebihan Pasokan dibanding Permintaan (Supply > Demand)
Permintaan pasar tidak mampu menyerap seluruh hasil produksi. Kelebihan pasokan ini menekan harga jual minyak nilam secara signifikan.
- Minimnya Kontrol Distribusi dan Stok
Karena tidak semua petani dan penyuling memiliki kapasitas penyimpanan jangka panjang atau akses ke pasar ekspor, banyak yang terpaksa menjual langsung saat panen, sehingga memperparah penurunan harga.
- Spekulasi Pasar dan Penahanan Stok oleh Pemilik Modal
Sebagian pemilik modal memilih menahan stok saat harga turun dan hanya menjual saat harga tinggi, yang membuat pergerakan harga jadi tidak stabil.
- Tidak Ada Intervensi Harga atau Kebijakan Perlindungan Pasar
Belum adanya regulasi atau dukungan harga dasar dari pemerintah turut membuat pasar minyak nilam sepenuhnya dikendalikan oleh mekanisme pasar bebas.
-
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Baca berita lainnya di: Google News
WhatsApp Tribun Manado: Klik di Sini