Bitung Sulawesi Utara

Sosok AKBP Albert Zai, Kapolres yang Suka Membantu, Kini Wujudkan Mimpi Lansia Lumpuh di Bitung

Penulis: Fistel Mukuan
Editor: Ventrico Nonutu
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BERI BANTUAN - Kapolres Bitung AKBP Albert Zai saat memberi bantuan kepada seorang lansia lumpuh. AKBP Albert Zai dikenal sebagai sosok yang suka membantu.

TRIBUNMANADO.CO.ID – Di tengah hiruk-pikuk tugas sebagai aparat penegak hukum, Kapolres Bitung AKBP Albert Zai menunjukkan sisi humanis yang menghangatkan hati.

AKBP Albert Zai memang dikenal sebagai sosok yang suka membantu.

Kamis 24 April 2025 siang, ia mendatangi sebuah rumah sederhana di sudut Kelurahan Kakenturan II, Kecamatan Maesa, Kota Bitung, Sulawesi Utara.

Rumah tersebut menjadi saksi bisu ketabahan sepasang lansia yang hidup dalam keterbatasan.

Adalah Fredy Pudi (68), pria paruh baya yang harus menghabiskan hari-harinya terbaring setelah kehilangan kaki akibat amputasi.

Ia tinggal bersama istrinya, Yuliana Lontolawa, yang setia merawatnya meski dengan segala keterbatasan.

Mereka tinggal di rumah pinjaman yang atap kamarnya telah rusak.

Kedatangan AKBP Albert Zai, didampingi Kapolsek Maesa AKP Ferry Padama, membawa harapan baru.

Kapolres Bitung AKBP Albert Zai. (Fistel Mukuan/Tribun Manado)

Tak hanya datang membawa kursi roda dan bantuan lainnya, Kapolres juga membawa secercah harapan yang selama ini hanya bisa dipeluk dalam doa oleh pasangan lansia itu.

“Ini bukan sekadar tugas, ini panggilan hati,” ujar AKBP Albert Zai, Jumat 25 April 2025 pagi.

Menurut Kapolres, Tuhan yang menggerakkan hatinya. 

Lewat tangannya, Tuhan kirimkan rezeki untuk bapak Fredy.

Momen haru pun pecah saat Kapolres menyerahkan kursi roda.

Fredy yang selama ini hanya bisa berbaring, akhirnya bisa duduk dengan bantuan istrinya.

Melihat kondisi rumah yang memprihatinkan, Kapolres berjanji akan mencarikan bantuan untuk memperbaiki atap kamar yang rusak.

“Semoga ini menjadi awal dari banyaknya tangan-tangan baik yang tergerak untuk membantu,” ucapnya.

Di tengah dunia yang sering kali sibuk dengan urusannya sendiri, kisah Fredy dan Yuliana disebut Kapolres adalah pengingat bahwa kemanusiaan masih hidup.

"Sekecil apa pun kebaikan kita, selalu punya arti besar bagi yang menerima," tutup Kapolres.

(TribunManado.co.id/fis)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Berita Terkini