Bitung Sulawesi Utara

Demi Bisa Beli Makanan dan Obati Ayahnya, Siswa SMP Bitung Rela Pulang Sekolah Jadi Buruh Bangunan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KISAH INSPIRASI: Potret Josua Lahama bocah 13 tahun di Kota Bitung, Sulut. Setiap hari sepulang sekolah, Josua bekerja sebagai buruh bangunan dan pengangkut sampah. Hal itu dilakukan Josua demi menghidupi ayahnya yang sedang sakit, foto diambil Kamis 17 April 2025.

TRIBUNMANADO.CO.ID - Usianya masih 13 tahun, namun beban yang dipikul di pundaknya begitu berat.

Namanya Josua Lahama.

Josua Lahama adalah siswa kelas 7 SMP di Kota Bitung, Sulawesi Utara (Sulut).

Josua saat ini tengah jadi perbincangan karena kisah hidup dan perjuangannya.

Kendati masih masuk kategori anak-anak, Josua rela melakukan pekerjaan orang dewasa yang terbilang pekerjaan berat.

Ia menjadi buruh bangunan.

Ini dilakukan Josua agar Ia dan ayahnya bisa makan.

Selain itu juga agar Ia bisa membelikan obat untuk sang ayah.

Setiap hari, sepulang sekolah, Josua bekerja sebagai buruh bangunan dan pengangkut sampah.

Dengan mata yang jernih namun penuh kelelahan, Josua menjalani hidupnya dengan penuh semangat dan tekad.

"Sepulang sekolah saya langsung kerja, yang penting bisa makan bersama bapak," ucap Josua dengan polos saat ditemui oleh Kapolres Bitung, AKBP Albert Zai, Kamis 17 April 2025.

Josua menceritakan bagaimana Ia harus mencari uang untuk membeli beras dan memenuhi kebutuhan hariannya bersama sang ayah.

Kisah haru Josua ini menjadi inspirasi bagi banyak orang, menunjukkan bahwa meskipun masih berusia muda, Josua telah menunjukkan kedewasaan dan tanggung jawab yang luar biasa dalam menghadapi kesulitan hidup.

KISAH INSPIRASI: Potret Josua Lahama bocah 13 tahun di Kota Bitung, Sulut. Setiap hari sepulang sekolah, Josua bekerja sebagai buruh bangunan dan pengangkut sampah. Hal itu dilakukan Josua demi menghidupi ayahnya yang sedang sakit. (Sumber foto dari Humas Polres Bitung) ((Sumber foto dari Humas Polres Bitung/tangkapan layar Facebook Polres Bitung)

Semoga kisah Josua dapat menjadi motivasi bagi kita semua untuk selalu berjuang dan tidak menyerah dalam menghadapi kesulitan.

Cerita haru Josua diceritakan Kapolres Bitung, AKBP Albert Zai saat dihubungi tribunmanado.co.id, Sabtu 19 April 2025 pagi. 

Diketahui di tengah hiruk pikuk perayaan Paskah, terjadi momen menyentuh hati dalam kegiatan Bakti Sosial yang digelar oleh Kapolres Bitung, AKBP Albert Zai, bersama jajaran pejabat utama Polres Bitung, pada Kamis 17 April 2025.

Langkah Kapolres terhenti saat mengetahui ada sebuah rumah sederhana di Kelurahan Wangurer Barat, Lingkungan V, Kecamatan Madidir.

Di sana, Ia bertemu dengan Josua Lahama.

Bukan hanya statusnya sebagai pelajar yang mengejutkan, tetapi kisah hidup yang ia jalani.

Setiap hari sepulang sekolah, Josua bekerja sebagai buruh bangunan dan pengangkut sampah demi menghidupi ayahnya yang sedang sakit parah.

Dengan mata yang jernih namun penuh kelelahan, Josua menceritakan bagaimana ia harus mencari uang untuk membeli beras dan memenuhi kebutuhan harian mereka berdua.

Tak ada ibu, tak ada saudara.

KISAH INSPIRASI: Potret Josua Lahama bocah 13 tahun di Kota Bitung, Sulut. Setiap hari sepulang sekolah, Josua bekerja sebagai buruh bangunan dan pengangkut sampah. Hal itu dilakukan Josua demi menghidupi ayahnya yang sedang sakit. (Sumber foto dari Humas Polres Bitung)

Hanya Josua dan ayahnya dalam perjuangan sunyi di sudut kota Bitung.

Hal itu membuat membuat suasana tiba-tiba hening dan haru, termasuk Kapolres Bitung.

Kapolres Bitung tak mampu menyembunyikan keharuannya.

Dalam diam, Ia mencerminkan bocah kecil itu, seorang anak yang seharusnya masih bermain dan belajar, kini memikul beban orang dewasa dengan ketabahan luar biasa.

Di tengah maraknya kasus kenakalan remaja dan kriminalitas di kalangan anak di bawah umur, sosok Josua menjadi potret lain yang menggugah, bahwa masih ada anak-anak yang memilih jalan tangguh dan penuh cinta demi keluarganya.

Sebagai bentuk kepedulian, Kapolres Bitung menyerahkan bantuan sembako dan santunan tali asih kepada Josua.

Bocah itu pun membalas dengan senyum tulus dan ucapan terima kasih yang tak henti-henti.

Dikatakan Kapolres, kisah ini menjadi perenungan, bahwa kasih, pengorbanan, dan keteguhan bisa datang dari sosok yang paling kecil, di tempat yang tak disangka-sangka. (fis)

Baca Berita Lainnya di: Google News

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya

Berita Terkini