TRIBUNMANADO.CO.ID - Tujuh orang guru dan tenaga kesehatan (nakes) yang menjadi korban kekerasan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, akhirnya berhasil dievakuasi pada Minggu (23/3/2025).
Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz, Kombes Pol Yusuf Sutejo, membenarkan bahwa para korban telah dievakuasi ke Jayapura.
"Sudah dievakuasi dari Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo ke Jayapura," ungkap Yusuf saat dihubungi Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Minggu.
Setibanya di Jayapura, ketujuh korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Marthen Indey untuk mendapatkan penanganan medis.
"Sudah dibawa ke Rumah Sakit Marthen Indey di Kota Jayapura, Papua," ujarnya.
Yusuf menjelaskan, total ada tujuh orang yang menjadi korban dalam insiden tersebut, satu di antaranya dinyatakan meninggal dunia.
"Ada tujuh orang korban. Salah satu meninggal dunia dan enam orang lainnya luka-luka," katanya.
Dievakuasi
Sebanyak 46 guru dan tenaga kesehatan yang bertugas di Kabupaten Yahukimo dievakuasi ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya, serta Sentani, Kabupaten Jayapura, pada Sabtu (22/3/2025).
Evakuasi dilakukan menggunakan pesawat perintis milik Adventist Aviation Indonesia sebagai respons terhadap insiden penyerangan yang terjadi sehari sebelumnya.
Penyerangan tersebut dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terhadap enam orang guru dan tenaga medis di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, pada Jumat (21/3/2025).
Baca juga: Peringatan Dini Cuaca Sulawesi Utara Senin 24 Maret 2025, BMKG: Minut hingga Manado Berawan
Dalam pernyataan yang diterima Kompas.com, Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sembom, mengklaim pihaknya bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Sebby mengungkapkan bahwa mereka memang memerintahkan penyerangan itu, yang mengakibatkan kematian enam orang yang disebutnya sebagai "agen intelijen" serta pembakaran bangunan yang diduga terkait dengan aktivitas intelijen.
“Kami bertanggung jawab atas penyerangan ini, kami telah membunuh enam guru dan tenaga medis serta membakar rumah-rumah agen intelijen,” kata Sebby dalam pesan suara yang diterima Sabtu (22/3/2025).
Menurutnya, para korban dianggap sebagai bagian dari aparat negara yang bertugas di wilayah Papua.
Serangan tersebut terjadi sekitar pukul 17.00 WIT di dekat Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Kristen (SD YPK) Anggruk.