Pj Desa Riang Rita, Kriswanto, dalam cuplikan video pendek diterima media menyampaikan, terjadi letusan disertai hujan pasir dan debu vulkanik.
Saat itu, Kriswanto terpantau sedang berada di rumahnya yang terletak di Desa Riang Rita, Kecamatan Ile Bura.
Ia menyebut, lampu di sekitar Riang Rita padam. "Mobil ditutupi abu," ucapnya pada Kamis malam.
Kriswanto menambahkan, hujan deras mengguyur wilayah Riang Rita bersamaan dengan meletusnya Lewotobi.
Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki pada Kamis malam, juga membuat sejumlah warga lari berhamburan mencari lokasi yang aman.
Menurut warga Desa Hokeng Jaya, Delfis Henakin (30), sebagian besar warga ada yang mengungsi ke Desa Boru.
“Ada juga yang lari sampai ke wilayah perbatasan Kabupaten Flores Timur dan Sikka," katanya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (21/3/2025).
Delfis menyampaikan, sejak pukul 05.00 Wita dini hari tadi, mereka sudah kembali ke rumah masing-masing.
Namun, ada yang masih bertahan di lokasi pengungsian sambil menunggu situasi benar-benar aman.
Lebih lanjut, Delfis menceritakan, letusan kali ini sangat dahsyat, karena disertai dentuman dan gemuruh kuat.
Beberapa desa seperti Nobo, Nurabelen, Lewoawan, dan Riangrita dilanda hujan pasir, kerikil, dan lumpur.
“Tadi malam letusannya cukup besar, kemungkinan kita akan mengungsi sementara waktu,” jelasnya.
Suara Gemuruh hingga Jumat Pagi
Suara gemuruh kuat terdengar dari Gunung Lewotobi hingga Jumat (21/3/2025) pagi.
Petugas Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki, Emanuel Rofinus Bere, mencatat pada 00.00 Wita-06.00 Wita terjadi lima kali gempa letusan.