TRIBUNMANADO.CO.ID - Air terjun Tunan di Kabupaten Minut, Sulut, terus jadi primadona pariwisata.
Buktinya banyak turis asing yang mampir.
"Banyak turis asing datang ke sini," kata Josua penjaga loket masuk air terjun Tunan, Jumat (7/2/2025).
Sebut dia, turis terbanyak dari Cina.
Sementara turis eropa juga cukup banyak.
"Mereka datang bergerombol bersama tour guidenya," ujar dia.
Ungkapnya, turis umumnya puas.
Hal ini diungkap lewat tour guide.
"Mereka sangat senang dan puas," katanya.
Tak hanya sekedar datang.
Tapi beberapa turis menyempatkan mandi di kolam air terjun itu.
"Banyak yang mandi," kata dia.
Namun Josua mengakui ada hal yang musti dibenahi. "Misalnya jalan masuk dan juga toilet," kata dia.
Jika itu terpenuhi, ia menilai, akan lebih banyak turis lagi yang datang.
Apa kabar objek wisata Air Terjun Tunan di Kabupaten Minahasa Utara, Sulut ?
Ternyata tempat wisata ini masih mempesona. Memang perlu ada pembenahan fasilitas jalan dan toilet.
Tapi itu tak mengurangi daya "magis" tempat ini. Indahnya bikin nagih.
Tribun Manado mengunjungi lokausi ini pada Jumat (7/2/2025) pagi.
Masih pagi. Mendung pula.
Tapi yang datang sudah cukup banyak.
Setelah membayar uang masuk dan parkir sebesar Rp 10 Ribu dan 5 Ribu, tribun pun masuk gerbangnya dan penjelajahan dimulai.
Tunan punya banyak keunggulan dibanding air terjun serupa.
Salah satunya jarak yang dekat dari gerbang ke air terjun.
Cukup jalan kaki 10 menit.
Jalanan rata. Tak banyak belokan.
Juga tak banyak naik dan turun.
Jika pun anda lelah, bisa minum lewat air yang menetes di buluh. Air terjun ini layaknya drama.
Ada adegan pembuka, pertengahan hingga puncak.
Pengunjung masuki teater ini lewat titian atau jalan kecil berbeton.
Awalnya pengunjung disuguhi pemandangan alam indah berupa pepohonan serta aliran air di sungai kecil.
Kemudian adegan selanjutnya adalah jembatan, sungai yang kian lebar serta pohon yang kian rapat hingga matahari tak tembus.
Kian dekat sumbernya, kian intim.
Suara alam terdengar kini melalui suara burung dan binatang lainnya. Puncaknya adalah air terjun tersebut.
Dari puncak setinggi puluhan meter, air jatuh dengan indah.
Kolam terbentuk di bawahnya.
Kabut terwujud dari air yang jatuh di kolam.
Adanya kabut itu membuat penampakan air terjun itu kian indah, layaknya kesuksesan hidup yang diperoleh lewat derita.
Ini memberi makna bagi pengunjung yang datang disana.
"Saya sangat senang berada di sini," kata Junaidy.
Warga Minut ini datang sendirian.
Disana ia duduk di salah satu pondok dekat air terjun.
Dari sana ia mengamati air terjun. Sesekali ia berjalan mendekat ke air terjun, memotret, kemudian balik ke pondok.
Wajahnya penuh senyum. Tampak ia sangat menikmati.
"Sangat indah ciptaan Tuhan," katanya.
Menurut dia, pergi ke air terjun itu membuat pikiran relaks.
Segala masalah terbang. "Ini healing terbaik," katanya.
Tak hanya mental. Badan pun sehat.
Ada yang mengatakan di Sulut terdapat sebuah jembatan yang dijuluki jembatan patah hati karena beberapa orang melompat dari atasnya dan mati.
Tapi di Minut ada Air Terjun Tunan. Obat patah hati ada di sana. (Art)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.