Mayoritas wilayah Dataran Tinggi Golan Suriah diduduki oleh Israel pada tahun 1967 dan kemudian dianeksasi pada tahun 1981.
Dalam pernyataan terpisah, militer mengatakan: “Menyusul peristiwa terkini di Suriah (tentara) telah mengerahkan pasukan di zona penyangga dan di beberapa tempat lain yang diperlukan untuk pertahanannya, guna memastikan keselamatan masyarakat di Dataran Tinggi Golan dan warga Israel.”
Italia
“Saya mengikuti perkembangan situasi di Suriah dengan penuh perhatian,” kata Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani pada X.
"Saya terus berkomunikasi dengan kedutaan besar kami di Damaskus dan kantor Perdana Menteri. Saya telah mengadakan pertemuan darurat," tambahnya.
Turki
Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan mengatakan pemerintah Suriah “telah runtuh dan kendali negara tersebut berpindah tangan.”
Berbicara di Forum Doha di Qatar, Fidan mengatakan bahwa "ini tidak terjadi dalam semalam. Selama 13 tahun terakhir, negara ini telah dilanda kekacauan" sejak perang saudara dimulai dengan penindasan Assad terhadap protes demokrasi pada tahun 2011.
Uni Emirat Arab
Anwar Gargash, penasihat diplomatik presiden UEA, mengatakan aktor non-negara tidak boleh diberi kesempatan untuk mengeksploitasi kekosongan politik.
“Peristiwa yang terjadi di Suriah juga merupakan indikasi jelas kegagalan politik dan sifat destruktif dari konflik dan kekacauan,” kata Gargash dalam forum keamanan Dialog Manama di ibu kota Bahrain.
Amerika Serikat
“Presiden (Joe) Biden dan timnya memantau dengan saksama peristiwa luar biasa di Suriah dan terus berkomunikasi dengan mitra regional,” kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, dalam sebuah pernyataan yang diunggah di platform Truth Social miliknya, Presiden terpilih Donald Trump mengatakan al-Assad telah “melarikan diri dari negaranya” setelah kehilangan dukungan dari Rusia .
“Assad sudah pergi. Dia telah meninggalkan negaranya. Pelindungnya, Rusia, Rusia, Rusia, yang dipimpin oleh Vladimir Putin, tidak lagi tertarik untuk melindunginya.