Sejak kecil, John Lie sudah menunjukkan minat bahari.
Ia sering naik perahu dan berenang di sungai Tondano dan laut Manado.
"Di belakang rumah orang tuanya ada tempat pembuatan kapal kayu. Diturunkannya kapal itu ke laut adalah waktu yang dinantinya," beber dia.
John Lie juga gemar main sepakbola. Bola yang ia mainkan terbuat dari kulit jeruk. John Lie kecil gemar bergaul. Lokasi favoritnya bergaul adalah di kampung kodo.
Ia sering naik perahu dan berenang di sungai Tondano dan laut Manado.
"Di belakang rumah orang tuanya ada tempat pembuatan kapal kayu. Diturunkannya kapal itu ke laut adalah waktu yang dinantinya," beber dia.
John Lie juga gemar main sepakbola. Bola yang ia mainkan terbuat dari kulit jeruk.
John Lie kecil gemar bergaul. Lokasi favoritnya bergaul adalah di kampung kodo.
"Ini kampung yang mayoritas penduduknya Muslim. "John Lie bergaul akrab dengan mereka," ujarnya.
Suatu waktu, sebuah kapal eskader Angkatan Laut Belanda merapat di Manado.
John Lie sangat ingin naik ke kapal itu. Ia harus membayar 10 sen.
Namun orang tuanya tidak memberikan uang. Dengan nekat, John Lie berenang menuju kapal itu.
"Suatu waktu saya ingin jadi kapten kapal sebesar ini. Itu katanya ketika tiba di kapal," katanya. (art)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Bergabung dengan WA Tribun Manado di sini >>>
Simak Berita di Google News Tribun Manado di sini >>>
Baca Berita Update TribunManado.co.id di sini >>>