TRIBUNMANADO.CO.ID - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 akan menjadi kesempatan terbaik bagi PDI-Perjuangan merebut pucuk eksekutif di Kota Kotamobagu.

Menjadi pemenang Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 dengan meraih 9 kursi DPRD, PDIP berpotensi mengawinkan kursi Wali Kota dan Ketua DPRD Kotamobagu.

Namun, dinamika persaingan internal di antara kader partai berlambang banteng moncong putih ini begitu kuat. Ada nama Nayodo Koerniawan, mantan Wakil Wali Kota Kotamobagu yang memimpin bersama Tatong Bara pada periode sebelumnya.

Ia bersaing dengan Meiddy Makalalag, kader tulen PDIP yang saat ini menjabat Ketua DPRD Kotamobagu dan kembali terpilih dengan suara terbanyak pada Pileg 2024.

Persaingan Nayodo dan Meiddy turut melibatkan para pendukung masing-masing. Belakangan mencuat nama Meiddy dipasangkan dengan Abdul Haris Mongilong, kader PDIP yang saat ini duduk sebagai anggota DPRD Kotamobagu. Foto dan gambar wajah Meiddy-Haris menyebar di media sosial dan media massa lokal.

Meiddy memang sudah mengakar di PDIP. Ia empat periode menjabat anggota DPRD dan membawa PDIP menang dua kali di Kotamobagu. Ia pun didaulat memimpin DPC PDIP Kotamobagu.

Sementara Haris adalah seorang dokter yang merajut karier di birokrat. Ia kemudian maju dan terpilih sebagai anggota DPRD pada Pileg 2019.

Adapun Nayodo dipasangkan dengan kader Partai Hanura, Sri Tanti Angkara (STA). Mantan Ketua KPU Kotamobagu itu juga memiliki basis massa militan. Ia maju Pilwako 2018 berpasangan dengan Tatong Bara dan terpilih.

Ketua DPD PDIP Sulut Olly Dondokambey saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu mengatakan, calon wali kota dari PDIP masih dievaluasi. "Sementara disurvei," katanya.

Di antara parpol peraih kursi DPRD, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) kans menjadi pesaing PDIP. Partai ini juga bisa mengusung pasangan calon bermodal 5 kursi DPRD. Partai Gerindra yang tidak mendapat kursi di Pileg 2024 menyatakan dukungan bagi PKB.

Sejumlah nama mencuat menjadi calon wali kota dari koalisi ini. Wenny Gaib satu di antara kandidat yang ramai disebut. Juga ada nama legislator Jusran Deby Mokolanot yang juga Ketua PKB Kota Kotamobagu.

Saat Ketua DPD Partai Gerindra Sulut Yulius Selvanus Komaling (YSK) bertandang ke Kotamobagu beberapa waktu lalu Weni dan Jusran turut menyambut.

Weni diketahui merupakan Direktur Utama Klinik Mata Totabuan. Ia juga aktif di Gerakan Pemuda (GP) Ansor. Bahkan ia menjabat sebagai Bendahara Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) GP Ansor Sulut.

PKB Kotamobagu telah merekomendasikan Weni bertarung di Pilkada Kota Kotamobagu 2024-2029. PKB menilai figur Weni tepat untuk membawa perubahan positif di Kotamobagu.

Di tengah persaingan para tokoh tersebut, mencuat nama Sri Tanti Angka (STA). Namanya mencuat setelah mendapat tugas dari Partai Hanura untuk maju sebagai bakal calon wakil wali kota.

Istri Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani itu punya kans maju Pilwako Kotamobagu. STA menjabat sebagai Wakil Ketua Bidang Penanggulangan Bencana DPP Partai Hanura, serta Dewan Penasihat DPP Srikandi Partai Hanura.

Jelang pilkada, perempuan yang akrab disapa ‘Bunda’ ini masif berkomunikasi dan bersosialisasi. Ia mendapat dukungan dari warga.

“Ibu Sri Tanti Angkara memiliki jiwa pemimpin dan mampu merangkul semua kalangan,” kata Asrul Mamonto, warga Desa Poyowa Besar 2, Kotamobagu Selatan.

Selain PDIP, PKB dan Hanura, Pilwako Kotamobagu sejatinya berpotensi menciptakan lebih dari dua poros. Partai Nasdem satu di antara parpol yang dapat membentuk poros baru karena punya 4 kursi, tinggal mencari koalisi minimal 1 kursi.

Sementara Golkar dengan 2 kursi, Demokrat 1 kursi, dan PPP 1 kursi dapat menjadi penentu terciptanya koalisi baru tersebut. Namun, sejauh ini partai-partai tersebut belum memunculkan nama-nama potensial bertarung di pilwako. (Tribun Manado/art/gob/max)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.