News

Segini Total Harta Kekayaan Anthony Salim Bos Indofood, Usahanya Menggurita

Editor: Alpen Martinus
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi uang

TRIBUNMANADO.CO.ID - Daftar orang terkaya di Indonesia sepertinya belum berubah.

Jajaran 9 Naga masih memimpin hingga saat ini.

Satu di antaranya adalah Anthony Salim yang punya banyak usaha.

Baca juga: Mewahnya Pernikahan Dua Sosok Anak Orang Terkaya di Asia, Digelar Tiga Hari, Undang Orang Ternama

Sosok Anthony Salim 9 Naga dan Kekayaan sang Bos Indofood dan Indomaret, Orang Terkaya Nomor 5 (IST)

Ia memiliki harta yng cukup melimpah.

Bahkan kekayaanya pun diakui hingga ke luar negeri.

Usahanya di Indonesia cukup menggurita, lanatran banyak produk yang ia jual.

Sehingga sangat wajar jika ia kini masuk dalam jarjaran orang terkaya di Indonesia

Inilah sosok, profil, kekayaan hingga gurita bisnis Anthony Salim sebagai orang terkaya di Indonesia.

Anthony Salim adalah pemilik Indomaret dan Indofood serta dijuluki salah satu 9 Naga penguasa ekonomi Indonesia dengan kekayaan Rp 225 triliun.

Di Indonesia, Anthony Salim merupakan orang terkaya nomor 5.

Jumlah kekayaan Anthony Salim yang jika dalam dollar adalah US$ 13,9 miliar dollar AS atau sekitar data Bloomber Mei 2024.

Tak heran kemudian kenapa ia kerap dijuluki sebagai satu di antara 9 naga penguasa ekonomi Indonesia.

Perlu diketahui, data ini biasanya akan berbeda tergantung pihak ketiga yang mengumumkan dan sudut pandang yang mereka ambil dan akan berubah setiap waktu.

Adapun istilah 9 naga penguasa ekonomi Indonesia ini merujuk pada julukan para pengusaha yang memiliki pengaruh besar dalam perekomonian di Tanah Air.

Tidak ada literatur resmi yang secara jelas mengonfirmasi keberadaan Kelompok 9 Naga ini.

Istilah 9 Naga muncul pada era Orde Baru, di mana pengusaha dan pemerintah terlibat dalam hubungan yang saling menguntungkan.

Kembali ke Anthony Salim, bagaimana kiprahnya sebagai taipan pemilik gurita bisnis yang centang perenang menjadi sumber uang mulai dari Indomaret hingga Indofood?

Kepemilikan Anthony Salim di Indofood dan Indomaret

Indofood merupakan satu di antara perusahaan yang dimiliki konglomerat Indonesia, Anthony Salim.

Sepak terjang Anthony Salim sebagai pemilik atau setidaknya diasosikan dengan Indofood dan Indomaret tak bisa dilepaskan dari sosok Sudono Salim, taipan terseoho pendiri Salim Group.

Karena itu, menarik mengulas siapa Sudono Salim ini bagi Anthony Salim.

Sudono Salim adalah seorang pengusaha tersohor yang mendirikan Salim Group.

Kepemilikan Salim Group meliputi Indofood, Indomobil, Indocement, Indosiar, BCA, Indomaret, Indomarco, PT Mega, dan masih banyak lainnya.

Tidak hanya itu, Sudono Salim bersama dengan Djuhar Sutanto, Sudwikatmono, dan Ibrahim Risjad juga mendirikan sebuah perusahaan tepung terigu terbesar di Indonesia, yaitu PT Bogasari Flour Mills

Sudono Salim lahir dengan nama Liem Sioe Liong berasal dari Fuqing, Fujian, Republik China.

Mengutip kompas, nama Sudono diberikan oleh Soeharto, sedangkan nama Salim berasal dari keluarganya.

Pada saat usianya menginjak 20-an, Sudono memutuskan untuk merantau dari China ke Hindia Belanda menggunakan kapal.

Ia memang berniat menyusul sang kakak yang sudah lebih dulu merantau ke Hindia Belanda.

Saat tiba di Kudus, Jawa Tengah, Sudono Salim sempat bekerja sebagai karyawan pabrik kerupuk.

Tidak lama kemudian, ia bekerja sebagai pebisnis cengkeh.

Beruntungnya, bisnis cengkeh milik Sudono berhasil berkembang pesat hingga ia menjadi bandar cengkeh terbesar di Kudus pada usia 25 tahun.

Lebih lanjut, pada 1945, Sudono menjadi penyedia logistik, senjata, dan obat-obatan bagi tentara Indonesia yang sedang berjuang menghadapi penjajahan Belanda.

Pasca-perang usai, Sudono memutuskan pindah ke Jakarta.

Di Jakarta, Sudono bertemu dengan Mochtar Riady yang membuka pintu rezeki baru lewat pendirian usaha pemberian kredit bernama Central Bank Asia (sekarang dikenal sebagai Bank Central Asia atau disingkat BCA) pada 1960.

Sepanjang kariernya menjadi pebisnis tersohor, Sudono Salim telah bertemu banyak orang penting, salah satunya Presiden Soeharto.

Pada awal kepemimpinan Presiden Soeharto, Sudono dijadikan orang kepercayaan untuk mengimpor 35.000 ton beras pada 1967.

Lalu, pada 1968, bersama dengan Sudwikatmono, Ibrahim Risjad, dan Djuhar Sutanto, ia mendirikan PT Bogasari melalui CV Waringin Kentjana.

Di samping mendirikan bisnis tepung dan semen, ia juga melebarkan sayap bisnisnya dengan menggunakan nama Indo pada setiap produknya, seperti Indomilk, Indofood, Indomobil, dan Indomaret.

Sempat mengalami kejatuhan pada 1998 Tahun 1998 merupakan salah satu era paling bersejarah, karena berbagai kerusuhan dan demonstrasi terjadi di Indonesia.

Kerusuhan Mei 1998 telah membawa dampak besar terhadap berbagai kalangan, termasuk pebisnis, salah satunya Sudono Salim. Saat Kerusuhan Mei 1998 terjadi, rumah Sudono Salim yang berada di Gunung Sahari, Jakarta Pusat, dirusak dan dijarah massa

Akibatnya, bisnis Sudono Salim pun sempat mengalami kejatuhan, rumahnya dibakar massa, hingga ia terpaksa berutang sebesar 52,7 triliun

Akhir hidup Setelah Orde Baru berakhir, Sudono Salim memutuskan pindah ke Singapura. Ia mewariskan bisnisnya kepada sang putra, yaitu Anthony Salim dan menantunya, Franciscus Welirang.

Sementara itu, Sudono Salim memilih untuk menghabiskan masa tuanya di Singapura.

Sudono Salim tutup usia pada 10 Juni 2012.

Tongkat estafet gurita bisnis pun beralih ke Anthony Salim hingga Indofood dan Indomaret terus berkembang menjadi merek bisnis raksasa di Indonesia.

Misalnya, mengutip Tribunnews, kini Indofood terus berkibar di langit Indonesia, bahkan dunia.

Terbaru, Indomie, mi instan produksi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (Indofood CBP), kembali dinobatkan sebagai The Most Chosen Instant Noodle Brand in the World atau Merek Mie Instan Paling Banyak Dipilih di Dunia berdasarkan Kantar Brand Foodprint Report Edisi 2024.

Indomie berhasil menempati urutan pertama untuk kategori mi instan berdasarkan pengukuran Consumer Reach Points (CRP) dari studi Kantar Global.

Selain itu Indomie juga dinobatkan sebagai The Most Chosen FMCG Brand di South East Asia dan Indonesia, serta menjadi The Most Chosen Food Brand di Indonesia.

Tidak hanya Indomie, produk Indofood CBP lainnya dibawah naungan merek Indofood juga terpilih sebagai Top Ten Most Chosen FMCG Brand di Indonesia. Merek Indofood hadir lewat produk Indofood Racik, Sambal Indofood dan Kecap Indofood.

Direktur Indofood CBP Taufik Wiraatmadja mengatakan, capaian Indomie ini tidak berlebihan mengingat keberadaan telah ada sejak 50 tahun lalu.

"Saat ini Indonesia telah tersedia di lebih dari 100 negara dengan brand equity yang kuat," kata Taufik dalam keterangan tertulis, Jumat (12/7/2024).

Indomie memiliki cita rasa yang unik dan mengikuti trend pasar sehingga dapat memenuhi selera konsumen.

"Kami terus menyempurnakan dan berinovasi tanpa henti, mengadakan kolaborasi kreatif serta aktifitas menarik yang dapat meningkatkan pengalaman dan relevansi dengan konsumen," katanya.

Di samping itu, untuk memastikan ketersediaan produk di seluruh saluran distribusi dan perdagangan baik outlet tradisional maupun modern.

Penyerahan Penghargaan The Most Chosen Brand oleh Kantar Indonesia, diselenggarakan pada 27 Juni 2024 di Jakarta.

Head of Corporate Communications, Stefanus Indrayana yang mewakili Indomie dan manajemen Indofood CBP mengatakan, penghargaan ini jadi motivasi untuk terus menghadirkan produk-produk yang berkualitas, sesuai dengan selera dan kesukaan masyarakat Indonesia dan dunia.

Brand Footprint merupakan studi komprehensif terhadap merek FMCG di seluruh dunia, termasuk pemeringkatan tahunan The Most Chosen FMCG Brands dengan menggunakan pengukuran Consumer Reach Points (CRP), yang didasarkan pada populasi, penetrasi pasar dan pilihan konsumen, untuk memeringkatkan merek-merek yang paling dipilih di seluruh dunia.

Lingkup studi meliputi 62 negara yang tersebar di 5 benua dan mencakup 76 persen populasi dunia serta melibatkan lebih dari 42.800 merek yang menjadi pilihan konsumen.

Awal Mula Berdirinya Indomaret dan Peran Anthony Salim

Mengutip blog Gramedia, awal mula berdirinya Indomaret yaitu pada tahun 1988 di wilayah Ancol.

Pada saat itu bangunannya masih berupa toko pada umumnya.

Mulai dari situ, Indomaret mulai berkembang dari satu toko yang ada di Jakarta, merambah ke berbagai wilayah yang ada di Indonesia.

Setelah Soedono Salim sudah mulai memasuki usia senja, sampai pada akhirnya meninggal dunia pada tahun 2021, Indomaret kemudian dipegang langsung oleh anak laki-lakinya yaitu Anthony Salim.

Salah satu putra dari sosok pendiri Indomaret yang bernama Anthony Salim atau Liem Hong Sien, menjadi pemegang perusahaan Salim Group sebagai pengganti sang ayah.

Anthony lahir di Kota Kudus pada tanggal 25 Oktober 1949. Berbagai macam usaha atau perusahaan yang sudah dibangun oleh ayahnya sekarang diteruskan oleh Anthony dan istrinya yang bernama Franciscus Welirang. Namun, CEO Indomaret untuk sekarang ini bukan lagi Anthony, tapi sudah diganti oleh Sinarman Jonathan.

Berbagai macam inovasi telah dikembangkan di dalam bisnis retail Indomaret. Dimana inovasi tersebut telah menghasilkan keuntungan yang cukup besar.

Hingga pada tahun 2019 lalu, Anthony Salim disorot oleh Majalah Forbes. Di dalam artikelnya, dituliskan bahwa Anthony salim mempunyai kekayaan bersih senilai 5,5 miliar USD.

Lalu, Indomaret yang dikenal oleh sebagian besar masyarakat ada di bawah naungan anak perusahaan PT Indomarco Prismatama.

Namun setelah diakuisisi oleh PT Dyviacom Intrabumi, PT Indomarco Prismatama diganti dengan nama PT Indoritel Makmur Internasional, Tbk. Dimana perusahaan tersebut berstatus sebagai induk dari perusahaan Dyviacom.

Indomaret menjadi salah satu pelopor berkembangnya konsep waralaba di bidang toko retail atau minimarket yang menjual berbagai macam produk rumah tangga di Indonesia.

Berawal pada tahun 1997, Indomaret telah membuka sekitar 230 gerai minimarket.

Kemudian Indomaret secara bertahap bisa mendirikan ribuan bahkan puluhan ribu gerai baru di berbagai wilayah yang ada di Indonesia. Sebab, konsep bisnis waralaba yang sangat populer di dunia retail, Indomaret berhasil mendapatkan penghargaan sebagai

Perusahaan Waralaba Unggul di tahun 2003. Selain itu, Indomaret juga mempunyai rekanan dengan berbagai macam mitra bisnis, antara lain yaitu badan usaha, usaha perorangan, dan koperasi.

Tercatat di dalam akumulasi pendapatan yang diperoleh di tahun 2020, Indomaret berhasil meraih pendapatan mencapai Rp. 15.86 triliun yang berasal dari berbagai macam gerai Indomaret di seluruh Indonesia.

Sedangkan untuk keuntungan bersih yang diperoleh sebesar Rp. 328.8 miliar.

Hal tersebut juga diakumulasikan di dalam laba tahun 2020 yang berasal dari seluruh gerai Indomaret yang ada di Indonesia.

Persebaran toko retail Indomaret sampai dengan bulan Juli 2021 itu tercatat sudah tersebar di wilayah Maluku, Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, NTB, Bali, dan masih banyak lagi. Jadi sangat wajar jika pendapatan dan juga laba yang sangat besar itu bisa diraih oleh Indomaret.

Sebab, hampir 18. 939 toko di seluruh wilayah Indonesia mengalami sebuah peningkatan konversi penjualan barang atau produk.

Sosok Anthony Salim

Sosok Anthony Salim 9 Naga dan Kekayaan sang Bos Indofood dan Indomaret, Orang Terkaya Nomor 5 (IST)
Bagaimana sosok Anthony Salim sebagai pribadi?

Anthony Salim, yang memiliki nama Tionghoa Liem Hong Sien, lahir di Kudus, Jawa Tengah, pada tanggal 15 Oktober 1949.

Menurut penulis biografi Liem, Richard Borsuk dan Nancy Chng, Anthoni memiliki karakter yang hiperaktif dan gemar bermain di masa kecilnya, sampai-sampai pernah membuat rumah keluarganya hampir terbakar.

Pendidikan dasarnya ditempuh di sekolah Sin Hua dan SMAN 21 di Jakarta, dilanjutkan ke Seventh-Day Adventist School dan St Joseph's Institution di Singapura.

Ia lalu melanjutkan pendidikan tinggi di Ewell Country Technical College di Inggris.

Meskipun prestasinya biasa-biasa saja, namun karakternya yang kemudian membantunya menjadi pengganti ayahnya.

Tiga saudaranya yang lain, Albert Salim, Andree Halim dan Mira Salim, justru kemudian tersingkir dari grup yang didirikan Liem. Albert keluar dari Salim Grup sejak 1980-an, Andree sejak 1998, dan Mira tidak terlibat dalam bisnis keluarganya.

Borsuk dan Chng mendeskripsikan karakteristik Anthoni, meliputi jeli melihat peluang bisnis; pekerja keras; bergaya hidup sederhana; loyal kepada keluarganya, terutama ayahnya; terbuka pada informasi dan masukan-masukan baru; dan berani mengambil keputusan yang riskan.

Gaya hidup sederhana dapat dilihat dari penampilannya yang umumnya hanya menggunakan kemeja batik, suatu yang menurutnya memiliki makna spesial: seperti corak batik yang beragam, bisnis tidaklah selalu hitam-putih, bisa sangat berwarna, sehingga seorang pebisnis bisa saja mencari jalan keluar dari persoalan yang dihadapinya.

Sikapnya yang pembelajar dan pekerja keras dapat dilihat dari aktivitasnya di kantor utamanya, Wisma Indocement, dimana dirinya sering berada hingga malam di kantornya yang dipenuhi tumpukan berkas-berkas dan dokumen.

Dipengaruhi kuat oleh ajaran Konfusianisme dan Buddhisme yang dianut keluarganya, Anthony juga mempercayai tradisi seperti feng shui dan konsultasi ke para biksu dalam penentuan langkah usahanya.

Pada usia 25 tahun, Anthony menikahi Siti Margareth Yusuf.

Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai tiga anak, yaitu Axton Salim (1979), Astrid Salim (1983), dan Alston Salim (1987).

Sepak Terjang Anthony Salim dalam Dunia Bisnis

Karir bisnis Anthony dimulai ketika ia diminta oleh ayahnya untuk mengambil alih sebagian dari anak perusahaan Salim Group.

Meski usianya masih muda dan minim pengalaman, Anthony berhasil mengembangkan bisnis tersebut berkat kegigihan dan keinginannya untuk terus belajar.

Namun, perjalanan bisnis Anthony tidak selalu mulus.

Pada saat krisis moneter tahun 1998, Salim Group mengalami kerugian besar dengan utang mencapai Rp 55 miliar dan hampir bangkrut.

Meskipun begitu, Anthony berhasil bangkit dan mempertahankan kerajaan bisnisnya hingga saat ini.

Kesuksesan Anthony dalam membangun bisnis membuatnya masuk dalam jajaran orang terkaya di Indonesia.

Gurita Bisnis Anthony Salim

Dengan keperkasaan dan kekuasaan Anthony, ia mendirikan banyak perusahaan yang tersebar di berbagai bidang produksi dan jasa.

Beberapa di antaranya adalah:

PT Indofood Sukses Makmur Tbk: Dikenal sebagai produsen mie instan seperti Indomie, Supermi, dan Sarimi, perusahaan ini juga menghasilkan berbagai produk lain seperti susu, roti, makanan ringan, dan biskuit bayi.

PT Bogasari Flour Mills: Fokus pada produksi terigu, berbagai macam tepung, dan minyak goreng. Perusahaan ini mencapai laba bersih sekitar Rp 2 triliun dalam satu tahun.

Dilansir dari Kontan, berikut daftar harta kekayaan kepemilikan saham Grup Salim di sejumlah perusahaan:

1. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) sebesar 80,53 persen .

2. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) melalui First Pacific Investment Management Ltd, perusahaan yang didirikan Sudono Salim, sebesar 50,07 persen.

3. PT Indomobil Multi Jasa tbk (IMJS) melalui PT Indomobil Sukses International Tbk (IMAS) sebesar 91,97 persen.

4. PT Indomobil Sukses International Tbk (IMAS) melalui Gallant Venture Ltd dan PT Tritunggal Intipermata memiliki 67,7 persen.

5. PT Indoritel Makmur International Tbk (DNET) melalui PT Megah Eraraharja dan Anthony Salim sebesar 51,9 persen.

6. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) melalui DNET sebesar 25,77 persen.

7. PT PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP) melalui PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) sebesar 59,48 persen.

8. SIMP melalui PT Indofood Agri Resources Ltd dan INDF sebesar 78,5 persen.

9. PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) melalui DNET sebesar 35,84 persen.

10. PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) melalui PT Metro Pacific Tollways Indonesia sebesar 74,65 persen.

11. PT DCI Indonesia (DCII) melalui Anthony Salim sebesar 11,12 persen.

12. PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) melalui Anthony Salim sebesar 9 persen.

Itulah tadi sosok seorang Anthony Salim 9 Naga penguasa ekonomi Indonesia  dan kekayaannya sebagai bos Indofood hingga Indomaret dan sepak terjangnya hingga menjadi orang terkaya nomor 5 Indonesia.

Semoga menginsipirasi.

(*/Kompas/Tribunnews/bangkapos.com/Gramedia)

Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com 

Berita Terkini