"Kalau kita meliat politik Tangsel, kita berkaca berarti semua partai gagal dong?" tanya Yudi berseloroh.

"Jangan disalahkan ke Gerindra saja, tapi semua partai gagal dong, karena kemudian Incumbent bertahan terus," imbuhnya.

Terlebih lagi, dengan adanya Marshel justru memberikan warna baru karena tak membiarkan Incumbent maju melawan kota kosong.

Yudi juga tahu betul jika Gerindra memiliki banyak pertimbangan hingga akhirnya mencalonkan Marshel sebagai Wakil Wali Kota.

"Kita punya banyak pertimbangan kenapa Marshel, kenapa bukan kader, tidak bisa analisanya disederhanakan bahwa harusnya kader, harusnya yang berjuang doang," kata Yudi.

Terlebih lagi, Marshel juga merupakan orang yang berjuang untuk memenangkan ketua umum Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024.

"Marshel juga berjuang untuk kemenangan pak Prabowo," pungkasnya.

Marshel figur yang cocok

Berbicara tentang Tangsel, Yudi paham jika secara geografis kota ini bukan wilayah yang memiliki luas dan sumber daya alam.

"Tangsel itu bertumpu dengan PAD dari perumahan dan lain sebagainya. Ini harus di jawab.. karena tanah yang kita rasakan makin habis, walaupun beberapa politisi bilang tidak, tapi faktanya begitu," kata Yudi.

Oleh karena itu, Yudi beranggapan jika Tangsel memerlukan inovasi baru untuk kedepannya.

"Harus ada inovasi lagi, Tangsel mau apa si," ujarnya lagi.

Pada momen ini, Yudi menyebut jika Marshel dirasakan cocok menjadi pemimpin karena kekuatan yang mendominasi di Indonesia adalah generasi millenial dan Gen Z.

Ayah dua anak itu dinilai mampu menjadi sosok yang bisa memberikan arahan kepada generasi produktif untuk Tangsel kedepannya.

"Kita lihat Marshel satu pemuda, menurut kita berangkat dari bukan siapa-siapa, beliau menerjang kerasnya kehidupan terutama di Jakarta dan lain sebagainya, sehingga sampai di posisi saat ini," ujar Yudi.

Marshel juga sepakat dan sempat menyampaikan kepada Gerindra jika dirinya ingin membagikan pengalamannya kepada para pemuda di Tangsel.