Pilkada Sulut

Sosok Carlo Tewu, Kandidat Gubernur Sulawesi Utara yang Punya Banyak Prestasi, Ini Profilnya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Carlo Tewu. Irjen Pol (Purn) Carlo Brix Tewu kini menjadi kandidat gubernur Sulawesi Utara (Sulut).

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sosok Carlo Tewu kini tengah jadi sorotan.

Carlo Tewu digadang-gadang menjadi calon gubernur Sulawesi Utara (Sulut).

Nama Carlo Tewu memang sudah tak asing di telinga warga Sulut.

Carlo Tewu  merupakan putra asli asal Tondano, Minahasa, Sulawesi Utara.

Ia pernah menjadi Kapolda Sulut semasa masih aktif berdinas di Polri.

Irjen Pol (Purn) Carlo Brix Tewu kini menjadi kandidat gubernur Sulut.

Sejumlah parpol di Sulut pun mulai menjalin komunikasi dengannya.

Teranyar ada Koalisi Solidaritas Sulut Maju (KSSM).

Koalisi Solidaritas Sulut Maju (KSSM) bersama Carlo Tewu

Para pentolan koalisi KSSM ketemu dengan Carlo Tewu, Kamis (18/4/2024).

Punggawa KSSM yang hadir adalah Ketua Gerindra Sulut Conny Rumondor, Ketua Golkar Sulut Tetty Paruntu, Ketua Nasdem Sulut Victor Mailangkay dan Ketua PSI Sulut Melky Pangemanan.

Dari foto yang beredar di medsos, tampak keempatnya bersama Carlo menyatukan lengan sebagai simbol akrab.

Informasi yang dihimpun Tribun Manado, pembicaraan tersebut merembet ke Pilgub 2024.

Digadang-gadang maju Pilgub Sulut, Carlo Tewu belum banyak berkomentar. 

"Torang aminkan. Jika itu amanah rakyat, kami siap jalankan. Dan jika terpilih, mari torang bangun Sulawesi Utara jabih baik dengan melanjutkan prestasi yang sudah dibuat pejabat sebelumnya," katanya, Kamis (28/3/2024). 

Carlo tokoh nasional yang berdinas di kepolisian dengan pangkat terakhir Inspektur Jenderal dan pernah menjadi Kapolda Sulawesi Utara 2009-2010 yang sebelumnya didahului sebagai Wakapolda. 

Selepas berdinas di Kepolisian Carlo Tewu berkiprah sebagai pejabat tinggi sipil dimulai dengan Staf Ahli Menteri Bidang Ideologi dan Konstitusi Kemenko Polhukam yang saat itu dijabat Wiranto.  

Tak lama berselang Carlo ditunjuk Mendagri Alm Tjahyo Kumolo menjadi Pejabat Gubernur Sulawesi Barat tahun 2016-2017. Jabatan itu memberinya pengalaman top eksekutif. 

Sekembalinya bertugas sebagai Gubernur, Jenderal kelahiran Tondano, 13 September 1962 ini langsung diangkat oleh Wiranto menjadi pejabat Eselon 1 yaitu Deputi V Bidang Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Kemenkopolhukam 

Ketika Erick Thohir menjadi Menteri BUMN, Carlo Tewu diminta ikut membenahi BUMN dengan jabatan Deputi Bidang Hukum dan Perundang-undangan Kementerian BUMN. 

Bersama Erick Thohir, Carlo berhasil membenahi perseteruan hukum antar sesama BUMN. Bahkan ikut membongkar beberapa korupsi besar di tubuh BUMN. 

Dalam menjalankan tugas sebagai perwira polisi maupun pejabat tinggi sipil, Carlo Tewu telah mengemban banyak tugas yang tentunya disertai berbagai prestasi. 

Sebagai polisi Carlo sukses menangkap teroris besar seperti Imam Samudera dan Ali Imron. 

Pria penyuka olahraga golf dan jetski ini juga pernah ditugaskan sebagai Sekretaris Satgas Percepatan dan Efektivitas Pelaksanaan Kebijakan Ekonomi. Juga, Ketua Satgas Kebakaran Hutan Lahan. 

Saat ini penerima Bintang Bhayangkara Pratama Polri ini masih bertugas sebagai Tenaga Ahli Kementerian BUMN Bidang Hukum serta menjadi Komisaris BUMN PT Bukit Asam Tbk.

Profil Carlo Tewu

Carlo Tewu lahir pada 13 September 1962 di Rerewokan, Tondano Barat, Kabupaten Minahasa.

Dia sendiri lulus Sespimpol pada tahun 1998, Pendidikan di Lemhanas pada tahun 2005, dan Sespati POLRI pada tahun 2008.

Carlo tewu bergabung ke kepolisian lewat sekolah Akademi Kepolisian, dan lulus tahun 1985 saat berusia 23 tahun.

Dia dikenal sebagai polisi yang cadas dan tegas.

Di awal penugasannya, Tewu ditempatkan di Timor Timur dengan jabatan Kadit Serse Polda Timor Timur.

Sampai tahun 1999, Tewu pernah bertugas di Timor Timur dengan menduduki jabatan sebagai Kadit Serse Polda Timor Timur.

Namun dia terjerat Kasus pelanggaran HAM Timor, yang membuatnya saat itu telah menjabat sebagai Mayor Polisi harus rela turun menjadi Kapten Polisi.

Setelah masalah tersebut, Tewu dipindahkan ke Kasatserse Narkotika Ditserse Polda Metro Jaya.

Pada tahun 2001, Carlo Tewu sukses mengungkap kasus pembunuhan Hakim Agung Saifudin Kertasasmita.

Peristiwa pembunuhan Syafiuddin terjadi di waktu yang sama pada saat Polda Metro Jaya sedang memburu Tommy melalui tim khusus.

Hal ini memunculkan dugaan yang kuat bahwa Tommy merupakan otak dari pembunuhan itu. Pada 6 Agustus 2001, dugaan tersebut terbukti setelah penyidik menemukan senjata api, bahan peledak, dan dinamit dari rumah yang disewa Tommy di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Pada 7 Agustus 2001, tim kepolisian berhasil menangkap dua pria penembak Syafiuddin.

Mereka adalah Mulawarman dan Noval Hadad.

Keduanya mengaku membunuh atas perintah Tommy dengan bayaran senilai 100 juta rupiah.
Usai kasus tersebut terpecahkan, nama Carlo Tewu semakin terkenal dan mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa.

Saat masih berada di Ditserse Polda Metro Jaya, Tewu juga berhasil menangkap gembong teroris Imam Samudra.

Karier Tewu dalam kepolisian cepat melesat berkat prestasi yang dicapainya.

Tahun 2001, Tewu yang merupakan anggota Tim Kobra beserta yang dipimpin Jenderal Tito Karnavian berhasil menangkap Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, putra Presiden Soeharto.

Tommy yang akhirnya tertangkap pada akhir November kemudian dijatuhi hukuman 15 tahun penjara.

Berkat sukses menangkap Tommy, Carlo Tewu termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa.

Carlo Tewu juga termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa saat tergabung dalam tim Ditserse Polda Metro Jaya, yang menangkap teroris Imam Samudra di Pelabuhan Merak, Banten, 21 November 2002.

Selain itu, Carlo Tewu juga pernah menangkap Panglima Front Pembela Islam (FPI), Machsuni Kaloko dalam kasus dugaan penganiayaan terhadap aktivis Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan, di kawasan Monumen Nasional (Monas).

Riwayat Jabatan

Kaditserse Polda Timor Timur

Kasatserse Narkotika Ditserse Polda Metro Jaya

Dir Narkoba Polda Metro Jaya

Dirreskrimum Polda Metro Jaya (2006—2009)

Wadir I/Kamtranas Bareskrim Polri (2009)

Wakapolda Sulawesi Utara (2009—2010)

Kapolda Sulawesi Utara (2010—2012)

Karojianstra Sops Polri (2012—2015)

Dirtipidum Bareskrim Polri (2015—2016)

Staf Ahli Bidang Ideologi dan Konstitusi Kemenko Polhukam (2016—2017)

Plt. Gubernur Sulawesi Barat (2016—2017)

Deputi V Bidang Koordinasi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Kemenko Polhukam (2017—2020)

Deputi Bidang Hukum dan Perundang-undangan Kementerian BUMN (2020).

(Tim TribunManado.co.id)

Baca Berita Terbaru Tribun Manado KLIK INI

Berita Terkini