Pilpres 2024

Mengukur Efek Elektoral Bansos-BLT di Pilpres 2024: Cek Exit Poll Indikator vs Saksi Ahli Anies

Editor: Lodie Tombeg
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Infografis exit poll Indikator. Exit poll yang dilakukan saat hari pencoblosan 14 Februari 2024 menunjukkan, Prabowo-Gibran menang di pemilih tak terima bansos-BLT.

TRIBUNMANADO.CO.ID, Jakarta - Efek elektoral bantuan sosial maupun bantuan langsung tunai (BLT) ramai dibicarakan publik.

Masalah itu terungkap di persidangan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK) pada Senin 1 April 2024.

Exit poll Indikator Politik Indonesia yang dilakukan saat hari pencoblosan 14 Februari 2024 menunjukkan, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming menang di seluruh kategori pemilih.

Indikator mengklasifikasikan pemilih tahu BLT, menerima BLT, tidak menerima BLT dan tidak tahu BLT.

Tahu atau tidak tahu dan merima atau tidak, dukungan terhadap Prabowo-Gibran tetap mayoritas antara 54,9 persen hingga 61,1 persen.

Sedangkan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar memperoleh 21,2 persen hingga 27,2 persen.

Kemudian Ganjar Pranowo-Mahfud MD mendapatkan 13,8 persen hingga 17,9 persen (lihat grafis).

Efek elektoral bansos ramai setelah Ekonom Universitas Indonesia (UI) Vid Adrison mengatakan kebijakan pemerintah yang ditargetkan kepada kelompok masyarakat miskin termasuk bansos meningkatkan perolehan suara petahana atau kandidat yang didukung petahana.

Berdasarkan hitung-hitungan Vid, dukungan Presiden Jokowi lewat bantuan sosial menambah 26.615.945 suara Prabowo-Gibran pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.

Hal ini disampaikan Vid dalam sidang sengketa Pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK), Senin (1/4/2024).

“Saya berusaha untuk mengalkulasi berapa dampaknya dengan memperhitungkan berapa total DPT (daftar pemilih tetap) per provinsi, kemudian berapa tambahan suara akibat dukungan presiden dan bansos, maka diestimasi ada tambahan 26 juta suara untuk pasangan 02," kata Vid.

Jika tanpa dukungan presiden Jokowi dan bansos yang diberikan, suara Prabowo-Gibran diestimasi hanya mencapai 69.598.746 atau 42,38 persen.

Estimasi berdasarkan hasil perhitungan tersebut, tidak jauh berbeda dari survei elektabilitas Charta Politika yang dirilis pada 4-11 Januari 2024, yaitu sebesar 42,20 persen.

"Estimasi perolehan suara Prabowo tanpa dukungan presiden dan bansos 42,38 persen," ucap Vid. Dalam paparannya Vid juga menjabarkan kunjungan Presiden Joko Widodo ke 30 kabupaten/kota pada periode 22 Oktober 2023 - 1 Februari 2024 yang membagikan 44 bantuan.

Sebanyak 50 persen di antara kunjungan tersebut berada di Provinsi Jawa Tengah. Total bantuan senilai Rp 347,2 miliar belum mencakup bantuan modal kerja pedagang.

Jika dibandingkan dengan perolehan suara Prabowo pada tahun 2019, terjadi rerata kenaikan 32 persen suara pada Pilpres 2024.

Menariknya kata Vid, dari 30 kabupaten/kota itu, paslon nomor urut 2 hanya mengunjungi 9 kabupaten/kota di antaranya, yaitu Jawa Tengah 3 kunjungan, Jawa Timur 3 kunjungan, Lampung 1 kunjungan, NTT 1 kunjungan, dan Sulut 1 kunjungan.

"Ada bukti menunjukkan kunjungan Prabowo 2024 menurunkan perolehan suara Ganjar. Kunjungan Prabowo 2024 dan suara Jokowi itu semakin memperbesar kenaikan suara Prabowo. Estimasinya di 30 kota ini sekitar 0,1 juta tambahan suara," jelas dia.

Sebagai informasi, berdasarkan penetapan KPU, paslon nomor urut 2 ini dinyatakan meraih suara terbanyak dengan perolehan 96.214.691 suara atau sekitar 58,58 persen dari seluruh suara sah nasional.

Sementara itu, pasangan capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mengantongi 40.971.906 suara atau sekitar 24,95 persen dari seluruh suara sah nasional dan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD mengoleksi 27.040.878 suara atau sekitar 16,47 persen dari seluruh suara sah nasional. (Tribun)

Berita Terkini