Cewek Cantik

Kisah Jurnalis Cantik Asal Bolmong Sulawesi Utara Murliyanti: Sederhana tapi Bahagia

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jurnalis cantik asal Bolmong Sulawesi Utara Murliyanti

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Inilah kisah seorang perempuan cantik dan tanggu asal Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawesi Utara.

Wanita ini bernama Murliyanti. Kesehariannya, Murliyanti bekerja sebagai jurnalis. 

Kepada Tribunmanado.co.id, Murliyanti, membagikan kisahnya. 

Murliyanti tinggal di Desa paling plural yakni Mopuya, tepatnya Mopuya Utara, Kecamatan Dumoga utara, Bolmong.

Mopuya adalah kawasan yang warganya terdiri dari berbagai etnis, ada dari Jawa, Bali, Mongondow, Bolango, Gorontalo dan Minahasa. 

"Saat ini, pekerjaan saya masih sebagai wartawan di salah satu media online lokal, dan sebagai content writer," ungkap perempuan 26 tahun ini kepada tribunmanado.co.id, Selasa (5/3/2024). 

Selain menjadi seorang pewarta berita, dirinya juga ikut terlibat sebagai seorang penyelenggara pemilihan umum (pemilu) 2024.

"Sembari mencari hal agar lebih sibuk, saya ikut terlibat dalam pengawasan Pemilu 2024 sebagai satu staf Panwascam di Dumoga Utara," ucapnya.

"Memiliki latar belakang keluarga kurang mampu secara ekonomi, Alhamdulillah Allah berikan ibuk bapak adan adik cantik yang sudah lebih dari cukup.

Saya memiliki seorang saudara perempuan, Anisa Nur Afifa, yang kebetulan usianya bertaut kurang lebih 7 tahun dengan saya," tutur Murliyanti.

Murliyanti merupakan seorang perempuan tangguh, yang sudah terdidik sedari kecil.

"Dalam bekerja, sebenarnya dari kecil saya sudah serabutan. Bagi saya, semua yang menghasilkan uang dan tidak mengganggu hal lain, pasti saya ambil," katanya.

Bahkan, dirinya sudah terbiasa belajar mandiri untuk mendapat upah.

"Namun, yang paling berkesan adalah ketika saya di bangku SMA membantu jualan gorengan tetangga dimulai dari habis maghrib hingga tengah malam dengan upah 100 ribu perminggu," ucapnya.

Kisah pendidikannya juga tak kalah berkesan.

Dirinya sedari awal memiliki cita-cita menjadi seorang psikolog.

"Hingga memutuskan kuliah, dengan dramatis karena tidak ada keinginan untuk mengambil jurusan pendidikan.

Iya, saya ingin menjadi seorang psikolog. Mengingat dulu, ada beberapa bencana alam maupun hal-hal sedih, yang di mana saya pikir psikolog adalah orang yang paling dibutuhkan.

Tapi tetap saja, mungkin jalan saya tidak di situ. Orang tua ridho setengah hati, uang masih setengah mati. Walhasil, saya menambatkan hati ke Perguruan tinggi di serambi Madinah, Gorontalo," kata Murliyanti.

Sejak semester awal waktu duduk di bangku kuliah, dirinya sempat mencari pekerjaan mulai dari bantu jaga anak, hingga kerja di sebuah tempat loundry. 

Hingga pada akhirnya, Murliyanti mendapat tawaran sebagai jurnalis.

"Memasuki semester akhir, saya kemudian mendapat penawaran dari teman saya untuk menjadi seorang jurnalis," tuturnya.

Berbeda dengan perempuan kebanyakan, dirinya memantaskan diri untuk menjadi content writer dan wartawan. 

"Saya rutin tiap minggu belajar banyak hal yang hingga kini masih saya pegang terkait apa yang saya dapat. Namun sayang, kondisi saya sedang tidak baik. Ponsel tidak mendukung, namun ada yang lebih urgen dari itu.

Bapak menyuruh untuk balik. Saya memutuskan balik dan rezeki ternyata sudah disiapkan disitu.

Beberapa bulan kemudian saya ditawari untuk gabung di sebuah media yang ada di kotamobagu, yang membuat saya berjumpa dengan seorang bos keren dan saya berutang banyak kebaikan dengannya. 

Saya bekerja di media lokal dengan ngekost tanpa kendaraan setiap kali ada liputan," ucapnya berbagi cerita.

Hasil kerja keras dan perjuangannya kemudian membuahkan hasil.

"Alhamdulillah meski pasang surut saya sudah merasakan bayaran yang cukup sehingga bisa memberanikan diri mengambil motor. Sederhana, tapi bahagia," kata Murliyanti.

Selama menjadi mahasiswa, dirinya sempat mengikuti salah satu organisasi ekstra Mahasiswa, yaitu HMI.

"Saya juga terlibat du beberapa organisasi khususnya Muhammadiyah, Saya menjadi bagian dari Nasyiatul Aisyiyah dan juga sempat ikut berpartisipasi di HMI," ucapnya.

Di suatu hari nanti, dirinya memiliki harapan bisa jalan-jalan di berbagai tempat yang dia sukai.

"Saya suka perjalanan jauh, dan mempunyai keinginan melakukan traveling di berbagai tempat yang belum pernah saya datangi," kata wanita dengan hobi baca buku dan nonton film itu.

Mengakhiri pembicaraan, perempuan yang suka dengan cerita film The Pursuit of Happyness dan Redeem of Love ini menuturkan, proses yang didapati dalam hidupnya sangatlah berkesan.

"Sebenarnya, tidak ada yang inspiratif dalam kisah hidup saya, ada mungkin yang lebih menarik. Namun, di setiap perjalanan dan proses yang saya lalui, tidak serta merta semulus ini," ucapnya. 

Berita Terkini