Kapal Terbakar di Butung

3 ABK Berhasil Lolos Saat KLM Teluk Kedi Terbakar di Pelabuhan Bitung, Api Keluar dari Kamar Mereka

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Terbakar, sebuah Kapal Layar Motor (KLM) Teluk Kedi terbakar saat sandar di Dermaga Pelra Pelabuhan Samudera Bitung Sulut Rabu tengah malam

BITUNG, TRIBUNMANADO.CO.ID - Seorang pria bernama Ramadhan Aspo (36), hanya bisa pasrah atas musibah yang ia alami.

Kapal layar motor (KLM) Teluk Kedi, tempatnya serta para awak bekerja terbakar, Rabu (7/2/2024) tengah malam sekitar jam 23.15 Wita.

Dari tepi dermaga Pelra Pelabuhan Samudera Bitung, Ramadhan Aspo yang merupakan Nahkoda Kapal tak memalingkan pandangan matanya ke bagian dek kapal yang sedang dilahap si jago merah.

Baca juga: BREAKING NEWS : Satu Kapal Terbakar di Dermaga Pelra Bitung Semalam, Ini Namanya

"Tambah siram, masih ada api. Takutnya api turun ke kamar mesin," begitu kira-kira pertakaan yang keluar dari mulutnya disela proses pemadaman.

Menurut Ramadhan, saat kejadian kapal angkut kopra sudah selesai melakukan pembongkaran muatan.

Saat kejadian, ia sedang berada di rumah.

"Informasi dari anak buah kapal (ABK), ada beberapa yang tidur di kamar. Lalu di kamar ABK keluar api," jelas Nahkoda KLM Teluk Kedi yang terbakar Ramadhan Aspo.

Lanjutnya saat kejadian kebakaran kapal, ada tiga orang ABK di dalam kapal.

Mereka adalah Irsal Yusran (22) warga Desa Gane Dalam Kecamatan Gane Barat Selatan Kabupaten Halmahera Barat.

Lalu Halil Hasan (41), warga Keluraham Mahakerer Kecamatan Wenang Manado dan Ramli (34) warga Desa Diampanua Kedamatan Andre Api Kabupaten Polewali Mandar.

Beruntung saat api mulai membesar, mereka bisa lolos dari kobaran api.

Dengan cara keluar dari kapal, lalu turun ke dermaga.

Kapal itu diawaki oleh lima orang sudah termasuk dengan ia sebagai Nahkoda.

"Muatan kopra di kapal sebanyak 2 ribu ton lebih, sudah selesai dibongkar beberapa hari lalu," jelasnya.

Asal api lanjutnya dari kamar ABK.

KLM Teluk Kedi, berlayar dari Bitung ke Ternate dan Halmahera.

Berita Terkini