TRIBUNMANADO.CO.ID - Kubu PDIP mengkritik calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto selepas debat ketiga Pilpres 2024.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto menyebut, Prabowo belakangan memperlihatkan sisi kepemimpinan otoritarianisme.
Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD ini menyinggung sikap kubu Prabowo yang melaporkan capres nomor urut 1 Anies Baswedan ke n ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu)
Indikasi itu terlihat dari langkah pendukung Prabowo yang melaporkan Anies ke Bawaslu RI buntut tidak terima dari debat ketiga Pilpres 2024, Minggu (7/1/2024).
Hal itu diutarakan Hasto seusai menghadiri acara Konsolidasi Organisasi Internal Partai terkait Pemenangan Pileg dan Pilpres wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di Kantor DPD PDI-P DIY, Sabtu (13/1/2024).
"Kalau hanya karena debat saja dilaporkan apalagi nanti kalau berkuasa. Jadi, terlepas ke Bawaslu laporannya,
tetapi menunjukkan bahwa benih-benih otoritarian itu akan bekerja kembali," kata Hasto dikutip dari siaran pers.
Hasto menjelaskan, debat pada dasarnya merupakan instrumen demokrasi dalam rangka menyampaikan sebuah gagasan.
Debat juga menjadi ajang bagi masyarakat untuk mengukur seorang pemimpin dalam menggodok gagasannya.
Namun, kata Hasto, peristiwa pelaporan Anies ke Bawaslu pasca-debat justru memperlihatkan Prabowo telah melakukan pengingkaran terhadap demokrasi.
"Debat, ya, debat. Kalah debat tidak usah saling mengadukan apalagi dengan berbagai sentimen menyerang pribadi.
Ini tidak serang pribadi karena rakyat harus tahu dan apa yang disampaikan itu bukan rahasia negara," tegas Hasto.
Hasto juga berbicara mengenai adanya intimidasi dan penggunaan kekuasaan negara dalam Pemilu 2024.
Menurutnya, hal ini justru membuat hubungan emosional antara pasangan Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin Iskandar terbangun.
Terlebih, lanjut Hasto, kedua pasangan ini sama-sama memiliki tujuan yang sama, yakni ingin menempatkan demokrasi di tangan rakyat.