"Ini kan orang bertugas, ini kan bertugas yang satu bertugas sebagai presiden yang satu bertugas sebagai menteri,
ya sah-sah saja enggak ada masalah," kata Anies di Senayan, Jakarta Pusat, dikutip dari Kompas.com, Jumat (5/1/2024).
Sementara itu, Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) juga menyebut pertemuan itu sebagai hal yang biasa.
"Sebagai presiden memanggil menteri itu hal biasa," ujar Kapten Timnas AMIN, Muhammad Syaugi Alaydrus, dilansir dari Antara (6/1/2024).
Syaugi mengimbau masyarakat tidak perlu mengaitkan pertemuan tersebut dengan hal-hal negatif.
Ini karena pertemuan antara presiden dan menteri termasuk hal yang lumrah.
"Saya pikir tak perlu kita anggapnya ke hal-hal yang tidak baik, kita positif-positif saja.
Presiden memanggil pembantunya menteri itu biasa saja," imbuhnya.
Baca juga: Jelang Debat Capres, Relawan Probo 08 Sulut Yakin Prabowo Menang: Beliau Kuasai soal Pertahanan
Muhaimin Iskandar ingatkan netralitas
Meski Anies Baswedan menyebut pertemuan Jokowi dan Prabowo sebagai hal lumrah, calon wakil presiden (cawapres) nomor urut
1, Muhaimin Iskandar mengingatkan netralitas sang presiden.
Dia memohon Jokowi menjaga netralitasnya saat akan mengakhiri jabatan sebagai presiden.
"Kita mohon-mohon Pak Jokowi mengakhiri jabatannya untuk betul-betul menjaga netralitas," kata Cak Imin di Makam Sunan Ampel, Surabaya, diberitakan Kompas.com, Sabtu (6/1/2024).
Pria yang akrab disapa Cak Imin ini juga meminta masyarakat ikut menjaga netralitas Jokowi selama pemilihan umum (Pemilu). Ini dilakukan untuk menjaga legitimasi dari Pemilu 2024.
"Paling penting rakyat, civil society, kita semua, harus menjaga presiden supaya netral.