TRIBUNMANADO.CO.ID - Sebelumnya diketahui para pengungsi Rohingya terus menjadi perhatian.
Hal ini dikarenakan pengungsi Rohingya terus bertambah.
Hingga menbuat warga sekitar merasa resah.
Bahkan warga di sekitar tempat kedatangan para pengungsi Rohingya sudah melakukan demo.
Dimana mereka meminta agar para pengungsi Rohingya tidak datang di tempat mereka.
Pengungsi Rohingya terus menjadi sorotan bahkan sebelumnya disebut bakal disediakan pulau untuk para pengungsi.
Lantas Rohingya kini mulai menyebar.
Salah satunya yang kabarnya sudah kedatangan pengungsi Rohingya yakni wilayah Pekanbaru.
Penyebaran pengungsi Rohingya ternyata tidak hanya di Aceh saja, namun juga terdapat di kawasan provinsi lain.
Terbaru, sebanyak 13 pengungsi Rohingya terluntang-lantung di Ibukota Riau, Pekanbaru pada Kamis (14/12/2023).
Para pengungsi Rohingya ini terlihat beristirahat sambil tidur-tiduran di pedestrian Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru.
Mereka terdiri dari 6 pria dewasa, 4 wanita dewasa, 2 remaja wanita, dan 1 bayi laki-laki.
Menurut pengakuan salah satu dari pengungsi Rohingya itu, mereka tiba di Kota Pekanbaru pada dini hari.
"Kami sampai ke sini dini hari (Kamis). Kami tidak tahu siapa orang yang bawa ke sini. Kami hanya tidur di jalanan," kata Shamsoel Alom (30), mengaku tidak tahu arah dan tujuan ia bersama 12 pengunsi Rohingya lainnya.
"Saya muslim Rohingya dari Bangladesh. Kami tidak tahu mau kemana," ujarnya lagi, dikutip dari Kompas.com.
Mereka juga tidak megantongi identitas apapun.
"Kami tidak ada identitas. Ini tas kami hanya berisi pakaian," akuinya.
Seorang pengungsi remaja lainnya bernama Imam Hossain ketika ditanya berasal dari mana, ia tidak bisa menjawab dan tidak mengerti.
Wartawan yang berada di lokasi juga kesulitan untuk berkomunikasi karena keterbatasan penggunaan bahasa.
"We are moeslim," katanya singkat seraya menepuk-nepuk perutnya menandakan ia sedang kelaparan, dikutip dari TribunPekanbaru.
Ia pun menunjukkan kartu identitasnya yang memperlihatkan nama serta tanggal lahirnya, yaitu 1 Januari 2005.
Dalam kartu yang berlogo UNHCR tersebut juga tercantum nama ayah, nama ibu dan kewarganegaraan yang tertulis berasal dari Myanmar.
Dari pantauan wartawan Tribun di lokasi, para pengungsi tersebut hanya duduk-duduk dan berbaring di atas pedistrian, tidak ada satupun dari mereka yang berbekal makanan maupun minuman, mukanya pun sudah terlihat letih.
Tak lama kemudian, datang sejumlah anggota polisi dari Polsek Bukitraya mengevakuasi warga Rohingya tersebut.
Mereka dibawa menggunakan mobil patroli ke Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Pekanbaru.
Disisi lain, Kepala Kanwil Kemenkumham Riau, Budi Argap Situngkir, saat dikonfirmasi soal adanya kedatangan pengungsi Rohingya ini, tak memberikan jawaban yang jelas.
Awalnya, Tribunpekanbaru.com mencoba melakukan upaya konfirmasi lewat telfon WhatsApp sebanyak 3 kali, namun tak diangkat.
Kemudian, Tribunpekanbaru.com melayangkan sejumlah pertanyaan lewat chat WhatsApp.
Mulai dari kebenaran adanya kedatangan pengungsi Rohingya, apa tindakan yang akan diambil Kanwil Kemenkumham Riau, apakah akan ditempatkan di penampungan dan pendataan.
Tapi Argap hanya menjawab singkat sejumlah pertanyaan tersebut.
"Sekarang sedang rapat Satgas PPLN pak," sebutnya.
Hampir 3 jam berselang, tribunpekanbaru.com kembali mencoba bertanya kepada Argap, apakah sudah bisa dikonfirmasi, atau bisakah membantu mengarahkan kepada pejabat terkait lainnya.
Namun hingga berita ini ditulis, pertanyaan tersebut tak digubris Argap.
Kedatangan Pengungsi Rohingya ke Aceh Terus Terjadi Hingga Maret 2024
Badan PBB urusan Kemanusiaan (OCHA) memperingatkan gelombang kedatangan pengungsi Rohingya akan terjadi lebih banyak lagi.
Badan itu melalui layanan situs website-nya, ReliefWeb, menyebutkan bahwa gelombang kedatangan Rohingya ke Indonesia akan terus terjadi hingga Maret 2024.
Hal ini terjadi karena situasi di Myanmar dan Bangladesh yang tidak kondusif, dan mulai memasuki musim kemarau yang panjang.
Tak hanya itu, bulan-bulan tersebut adalah waktu pelayaran yang dimungkinkan karena air lau di kawasan Laut Andaman relatif lebih tenang.
“Mengingat situasi di Myanmar saat ini, berlarut-larutnya pengungsi Rohingya di Bangladesh, dan datangnya musim kemarau dengan kondisi laut yang membaik,”
“maka diperkirakan akan lebih banyak lagi kelompok pengungsi Rohingya yang akan tiba di Aceh pada akhir bulan Maret 2024,” lapor ReliefWeb, diterbitkan pada Rabu (13/12/2023).
Layanan itu melaporkan bahwa, pengungsi Rohingya sangat memerlukan bantuan segera, berkelanjutan, dan menyelamatkan nyawa.
“UNHCR dan IOM segera meminta dana sebesar USD 5,4 juta (Rp 83,7 miliar) untuk memenuhi kebutuhan mendesak dan darurat para pengungsi Rohingya yang diturunkan di Provinsi Aceh,” lapor ReliefWeb.
Layanan itu menyebut, 1,543 pengungsi Rohingya telah mendarat di Aceh sejak 14 November 2023.
Hingga 12 Desember 2023, total pengungsi Rohingya di Aceh, termasuk 179 orang yang turun dari kapal pada awal tahun 2023, berjumlah sekitar 1,722 orang.
Sekitar 700 pengungsi saat ini masih terluntang lantung di Aceh dan belum mendapatkan tempat penampungan.
Lebih dari 1.000 orang telah direlokasi ke tempat penampungan yang penuh sesak di Aceh.
(Sumber Serambinews/Agus Ramadhan)