Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) bekerja sama dengan Yayasan Gunthild Karitas Peduli berencana membangun sebuah Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas Karitas Peduli di Kecamatan Nuatukan, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pembangunan BLK ini merupakan bentuk kontribusi Yayasan DKK dalam bidang pendidikan khususnya pendidikan non-formal.
Program ini didanai oleh donasi yang dikumpulkan dari pembaca Harian Kompas/Kompas.id, kemudian hasil donasi yang diterima dikelola oleh Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas.
Pembangunan ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Ketua YDKK Gesit Ariyanto, Ketua DPRD Kab Lembata Petrus Gero, Kepala Disnakertrans Rafael Betekeneng mewakili Penjabat Bupati Lembata, Provincial Suster SSpS Flores Bagian Timur Sr Ines Surat Lanan SSpS pada Rabu, 13 Desember 2023.
Bertempat di BLK Komunitas Karitas Peduli Jl Tans Nagawutung, Desa Pada, Kecamatan Nubatukan, Lembata, NTT.
Turut hadir juga Manager Eksekutif YDKK Anung Wendyartaka dalam seremoni ini. Selanjutnya, dilakukan pemberkatan batu pertama dan keliling lokasi fondasi gedung oleh Pastor Paroki SFS Pada.
Dari hasil peninjauan lapangan yang telah dilakukan oleh tim assessment Yayasan DKK disimpulkan bahwa permohonan Pembangunan Gedung BLK Karitas Peduli Lembata yang merupakan unit pelatihan vokasi bagi calon pekerja atau tenaga kerja tersebut, layak disetujui jika dilihat dari sisi kebutuhan dan arti pentingnya keberadaan BLK di wilayah tersebut.
Gesit Ariyanto mengatakan, bantuan yang disalurkan Yayasan DKK ini untuk menjadi bagian dari solusi akses pendidikan warga Lembata pada khususnya dan NTT pada umumnya.
"Gedung belajar Balai Latihan Kerja baru ada satu di kabupaten itu, sehingga keberadaannya sangat strategis untuk membekali para muda-mudi keterampilan tambahan untuk bekerja maupun memulai usaha sendiri,” ujar Gesit Ariyanto dalam sambutannya, sebagaimana rilis yang diterima Tribun Manado, Kamis (14/12/2023).
Gesit Ariyanto menjelaskan, Lembata minim lapangan kerja, sedangkan aliran tenaga kerja ke luar pulau terus ada.
"Dengan adanya keterampilan tambahan, setidaknya ada bekal yang dibawa yang membuka peluang bekerja menjadi lebih lebar. YDKK merasa senang dan terhormat menjadi bagian ini. Semoga pembangunannya lancar," terang Gesit Ariyanto.
Yayasan DKK membantu melakukan pembangunan dan pendampingan konstruksi Gedung Pelatihan BLK Yayasan Gunthild Karitas Peduli.
BLK mempunyai luas bangunan 300 m⊃2; untuk pelatihan keterampilan Boga, Busana, dan Bahasa.
Sementara bangunan yang sudah ada untuk pelatihan Informatika. Luas tanah keselurahan BLK yaitu 18.760 m⊃2;.
Yayasan Gunthild Karitas Peduli (YGKP) dalam menjalankan misi pengabdian masyarakat untuk meningkatkan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) juga memiliki kesiapan, kesungguhan, dan keseriusan untuk wilayah Lembata dan sekitarnya.
Pembangunan BLK ini diharapkan nantinya mampu meningkatkan keterampilan para calon TKI (Tenaga Kerja Indonesia) atau pencari kerja dan juga diharapkan bisa untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri.
Tentang Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK)
Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) adalah lembaga filantrofi media yang didirikan oleh Jakob Oetama dan P.K Ojong (founders Kompas Gramedia). DKK bertransformasi menjadi Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas sejak 2011.
Cikal bakal DKK dimulai pada 1966 ketika Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin, mengajak media massa memberikan sekaligus mengumpulkan dana dari masyarakat untuk membantu masyarakat miskin.
Pemicu lainnya adalah penggalangan dana melalui dompet pembaca Harian Kompas untuk membantu korban banjir di Solo tahun 1966.
Sejak 1982, DKK tidak hanya mengumpulkan dana tetapi juga terjun langsung menyalurkan dana kepada korban bencana letusan Gunung Galunggung, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Kegiatan mengumpulkan dan menyalurkan dana pembaca secara langsung kepada korban bencana selanjutnya menjadi pola kerja standar DKK saat terjun ke berbagai peristiwa bencana yang meliputi bencana alam, bencana akibat konflik, dan bencana kemanusiaan.
Pengumpulan dan penyaluran dana terbesar dilakukan ketika terjadi bencana gempa dan tsunami di Aceh dan Sumatera pada 2004-2005.
Selain terjun ke lokasi-lokasi bencana, DKK juga aktif menyalurkan dana bantuan pembaca untuk menanggulangi masalah kemiskinan, kesehatan, dan pendidikan.
Program-program besarnya antara lain operasi katarak untuk 10.000 warga tidak mampu, pembangunan sarana fisik pendidikan, pembangunan fasilitas sanitasi dan sebagainya.
Awalnya, penggalangan dana DKK melalui Dompet Kemanusiaan Kompas yang berada di bawah naungan Harian Kompas.
Para relawannya meliputi wartawan dan karyawan Harian Kompas dari berbagai divisi.
Pada perkembangan selanjutnya, penggalangan dana juga dilakukan oleh unit usaha lain di bawah Kompas Gramedia seperti KompasTV, penerbit Gramedia Pustaka Utama, dan Universitas Multimedia Nusantara.
Para relawannya kini tidak hanya sebatas karyawan Harian Kompas tetapi juga karyawan-karyawan dari berbagai unit usaha Kompas Gramedia yang tergabung dalam Forum Komunikasi Daerah (FKD). (*/rls)
Baca berita lainnya di: Google News.
Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.