TRIBUNMANADO.CO.ID - Terungkap kondisi terbaru Zhafirah Zahrim Febrina.
Perlu diketahui, Zhafirah Zahrim Febrina adalah satu di antara pendaki wanita yang menjadi korban saat erupsi gunung Merapi.
Gadis yang akrab disapa Ife menjadi viral setelah videonya meminta tolong untuk dievakuasi beredar.
Ife dievakuasi dengan selamat oleh tim SAR.
Sementara, 11 pendaki lainnya ditemukan tewas.
Dalam video viral, seluruh tubuh Ife sudah dipenuhi debu vulkanik.
Dia tampak sudah sangat lemas, sulit bernafas.
Saat ini, wanita 19 tahun tersebut sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Ahmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi, Sumatera Barat.
Keluarganya telah membeberkan kondisi Ife yang terbaring lemas di rumah sakit.
Pihak keluarhanya, Rani Radelani, mengatakan korban masih sangat lemas.
Apalagi, menderita luka bakar di bagian wajah akibat debu vulkanik panas menyelimuti seluruh badannya saat detik-detik gunung Merapi erupsi.
Kendati demikian, Ife disebut sudah bisa bicara sedikit demi sedikit.
"Nngomong sedikit-sedikit sudah bisa, namun tak kami paksakan juga menceritakan kronologinya," ujarnya dilansir dari Serambinews.com, Selasa(5/12/2023).
Saat ini, pihak keluarga terdekat korban berada di rumah sakit.
Ayah, paman, dan keluarga lainnya bersama-sama di rumah sakit.
Pihak keluarga mengaku dapat kabar dari live TikTok sekitar pukul 04.00 WIB, soal kondisi korban yan sedang mendaki dan terjebak letusan gunung Merapi.
Kebetulan saya di Padang, yang sudah ke sana ayah, paman, dan keluarga yang lain," ujar Rani.
"Mereka standby sejak tadi malam, sejak lost kontak dengan Ife (panggilan Zhafirah di rumah), ayahnya dan pamannya langsung ke sana," kata dia.
Sosok Zhafirah
Rani bilang, Zhafirah merupakan mahasiswa jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang.
Zhafirah ialah seorang atlet silat.
Adapun pendakian gunung ini merupakan pengalaman pertama Zhafirah.
Sebelumnya, ia pernah trekking, namun tak pernah ke gunung.
"Waktu mau naik gunung, Ife izin ke keluarga dia pergi bersama teman yang biasa mendaki.
Saat mendaftar belum ada informasi larangan mendaki ataupun kenaikan status gunung, ini mendadak aja, bagaimana lagi kan.
Jadi kita ndak bisa berkata-kata, namanya musibah," kata Rani.
Rani mewakili keluarga mengucapkan terima kasih kepada tim gabungan yang berhasil mengevakuasi Zhafirah.
"Kami berterima kasih kepada tim yang mencari dengan cepat, sehari sudah ketemu anak-anak kami," tuturnya.
Sebelumnya, pasca erupsi Gunung Marapi pada Minggu (3/12/2023) pukul 14.54 WIB, Zhafirah sempat berkirim video menggambarkan kondisinya terjebak erupsi.
Dari video yang beredar di grup WhatsApp media BKSDA Sumbar, tubuh perempuan 19 tahun itu dipenuhi abu vulkanik.
Dalam video itu, ia tampak lemas dan sempat meminta pertolongan.
Rani Radelani, etek (bibi) Zhafirah membenarkan bahwa video yang beredar itu merupakan anaknya.
Kata Rani, barang-barang anaknya telah hilang.
Video itu, kata dia, dikirim oleh Zhafirah melalui telepon pintar pendaki lain yang tercecer.
“Barang dia hilang semuanya, jadi ada hand phone orang dapat sama dia. Ada sinyal dan bisa dibuka hand phone-nya (dikirim kondisinya),”ujar Rani, Minggu (3/12/2023).
“Tangannya patah, luka-luka. Tidak kuat lagi katanya,” tambah dia.
Selain itu, ujar Rani, badan Zhafirah dipenuhi abu vulkanik.
Rani mengatakan, sebelumnya Zhafirah mendaki bersama teman-teman kampusnya sejak Jumat (1/12/2023) dan berencana pulang hari ini, Minggu (3/12/2023).
Selain Zhafirah dan belasan temannya, terdapat puluhan pendaki lainnya di atas Gunung Marapi.
Hingga pagi tadi, tim gabungan telah mengevakuasi 49 pendaki dengan selamat dan beberapa di antaranya dirawat di rumah sakit di Padang Panjang dan Bukittinggi.
Selama proses evakuasi, petugas menemukan 11 pendaki meninggal dunia dan 12 pendaki lainnya masih dicari.
Untuk diketahui, erupsi Gunung Marapi pada Minggu (3/12/2023) pukul 14.54 WIB melontarkan abu vulkanik setinggi 3.000 meter dari atas puncak.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dalam keterangan tertulisnya menyebut, erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi sementara lebih kurang 4 menit 41 detik.
Pasca erupsi, Gunung Marapi berada pada Status Level II (Waspada).
Rekomendasi dari PVMBG, masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan mendaki Gunung api Marapi pada radius 3 kilometer dari kawah atau puncak.
Baca berita lainnya di: Google News