TRIBUNMANADO.CO.ID - Daniel musti menelan pil pahit. 

Empat jam menanti solar di SPBU Kolongan Minut, begitu tiba gilirannya, solar habis. 

Daniel menceritakan pengalaman buruknya itu kepada tribunmanado, Jumat (17/11/2023) pagi.

"Terpaksa saya tak mencari," katanya.

Daniel kembali mencoba peruntungannya hari itu.

Ia datang pukul empat subuh. "Mudah mudahan beruntung," kata dia.

Antrean solar yang marak terjadi akhir akhir ini membawa derita bagi sopir.

Mereka musti antri berjam - jam.

"Saya antri dari pukul lima subuh," kata Braien, sopir lainnya yang duduk bersama Daniel. Sopir truk ini mengaku rata rata menghabiskan waktu empat hingga lima jam mengantre solar. Berbagai aktivitas ia lakukan untuk mengisi waktu. 

"Dari curhat curhatan, ya tentang Capres, hingga pribadi dengan teman teman, merokok dan lainnya," kata dia.

Debat Capres kadang sangat seru. Hingga tak terasa waktu berjalan cepat.

"Tahu tahu sudah bergerak," ujar dia. 

Ia bercerita banyak pula sopir milenial yang isi waktu dengan bermain game online.

Seorang sopir yang enggan namanya disebut menuturkan, antrian solar membuatnya rugi. Penghasilannya menurun.

"Dari biasa bawa empat ret pasir, kini tinggal dua, bahkan sering tidak sama sekali," katanya. 

Ia berharap derita sopir yang antre solar segera berakhir.

"Pemerintah harus menseriusi hal ini, jika sampai Desember bisa sangat memberatkan kami," katanya. (Art)

Baca juga: Waktu yang Dibutuhkan untuk Mengisi BBM Jenis Solar di SPBU Kairagi 1 Manado Sulawesi Utara

Baca juga: GTI Sulawesi Utara Soroti Kinerja Oknum Kepolisian yang Diduga Terlibat Kasus Mafia Solar

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.