Kita melayani Tuhan yang mengasihi kita apa adanya tetapi menolak untuk membiarkan kita seperti itu terjebak dalam keputusasaan yang kita ciptakan sendiri.
Dan kita tidak perlu menunggu, membersihkan diri, atau berusaha membuat segala sesuatunya sempurna (yang secara realistis tidak mungkin tercapai) sebelum datang dengan berani ke hadapan takhta Allah yang penuh kasih karunia.
Dia menunggu dengan tangan terbuka tangan yang penuh dengan belas kasihan dan anugerah.
(*)