TRIBUNMANADO.CO.ID - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa perang melawan Hamas Palestina bakal berlangsung lama dan sulit.
Kabar terbaru militer Israel telah mengepung Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan memperluas operasi daratnya di sana.
“Perang di Jalur (Gaza) akan berlangsung lama dan sulit dan kami siap menghadapinya,” kata Netanyahu dalam konferensi pers, dikutip dari kantor berita AFP, Sabtu (28/10/2023)
Konferensi pers diadakan setelah Benjamin Netanyahu bertemu keluarga sandera
yang ditahan di Gaza sejak perang Hamas vs Israel terbaru pecah pada 7 Oktober 2023.
Adapun komentar Benjamin Netanyahu keluar usai pasukan darat Israel memasuki Gaza melalui serangan udara
dan artileri besar-besaran pada Jumat (27/10/2023) malam, yang membuka fase baru serangan Israel.
“Ini perang tahap kedua yang tujuannya jelas: menghancurkan kemampuan militer
dan kepemimpinan Hamas, dan memulangkan para sandera,” imbuh Netanyahu.
“Kami membuat keputusan untuk memperluas operasi darat dengan suara bulat.”
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant pada Sabtu (28/10/2023) berujar,
perang Israel-Hamas memasuki fase baru dengan pemboman intensif di Jalur Gaza.
"Kami sudah memasuki fase baru dalam perang. Tadi malam tanah di Gaza berguncang.
Kami menyerang di atas dan bawah tanah," kata Gallant dalam video, dikutip dari kantor berita AFP.
Ia merujuk ke jaringan terowongan militer yang dibangun Hamas di bawah Gaza.
Sebelumnya pada Jumat (27/10/2023) malam, Israel meningkatkan serangan udaranya di Jalur Gaza, membuat ratusan bangunan dan ribuan rumah rata dengan tanah.
Perang Hamas vs Israel terbaru pecah sejak Sabtu (7/10/2023), menyebabkan 1.400 korban tewas di Israel dan mayoritas adalah warga sipil.
Sementara itu, di Gaza lebih dari 7.700 orang tewas termasuk sekitar 3.500 anak-anak,
menurut Kementerian Kesehatan wilayah tersebut yang dikuasai Hamas.
Baca juga: Israel Tarik Seluruh Diplomat dari Turki Pasca Dituduh Erdogan sebagai Penjahat Perang
Warga Palestina diminta mengungsi kembali
Fase kedua perang di Gaza sedang dimulai Israel.
Operasi darat kembali diluncurkan Israel terhadap Hamas.
Namun, pihak Israel tidak menyebut serangan darat Israel saat ini sebagai sebuah invasi berskala besar.
Hal itu diungkap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Sabtu (27/10/2023), dalam sebuah konferensi pers di Tel Aviv.
Netanyahu juga memperingatkan warga Israel untuk bersiap-siap menghadapi kampanye militer yang panjang dan keras.
Sementara itu, warga sipil Palestina diminta untuk mengungsi dari Jalur Gaza utara, di mana Israel memusatkan serangannya.
Diketahui, sebelumnya warga Gaza terkepung.
Mereka hampir tidak memiliki komunikasi dengan dunia luar karena jet-jet Israel menjatuhkan lebih banyak bom di daerah kantong Palestina yang dikuasai Hamas.
Dilansir dari Reuters, para petinggi militer mengatakan bahwa serangan darat yang telah lama terancam sedang dipersiapkan.
"Ini adalah tahap kedua dari perang yang tujuannya jelas, yaitu untuk menghancurkan kemampuan pemerintahan dan Hamas dan membawa pulang para sandera," kata Netanyahu.
"Kita baru berada di awal," katanya. "Kami akan menghancurkan musuh di atas tanah dan di bawah tanah."
Israel telah memperketat blokade dan membombardir Gaza selama tiga minggu setelah serangan kelompokHamas pada 7 Oktober menewaskan 1.400 warga Israel pada hari paling mematikan dalam 75 tahun sejarah negara itu.
Negara-negara Barat pada umumnya mendukung apa yang mereka katakan sebagai hak Israel untuk mempertahankan diri, namun telah terjadi peningkatan keprihatinan internasional atas jumlah korban akibat pengeboman dan meningkatnya seruan untuk jeda agar bantuan dapat sampai ke warga sipil Gaza.
Otoritas kesehatan di Jalur Gaza yang berpenduduk 2,3 juta jiwa mengatakan 7.650 warga Palestina telah tewas dalam kampanye Israel untuk melenyapkan militan.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang Otoritas Palestina memerintah beberapa bagian Tepi Barat yang diduduki, sementara Hamas yang memerintah Gaza, mengatakan bahwa rakyat menghadapi perang genosida dan pembantaian yang dilakukan Israel dan disaksikan seluruh dunia.
Dengan banyaknya bangunan yang menjadi puing-puing dan tempat berlindung yang sulit ditemukan, warga Gaza kekurangan makanan, air, bahan bakar dan obat-obatan.
Penderitaan mereka semakin memburuk sejak Jumat malam ketika layanan telepon dan internet terputus, diikuti dengan pengeboman hebat sepanjang malam.
Baca juga: Hamas Klaim Sukses Hentikan Serangan Darat Militer Israel, 5.000 Tentara AS Ikut Bertempur di Gaza
Tayang di Kompas.com