Baca tanpa iklan
TRIBUNMANADO.CO.ID - Seperti yang kita ketahui bahwa Nabi dan Rasul merupakan manusia istimewa yang dipilih oleh Allah SWT.
Dalam keyakinan kita sebagai umat islam, sejarah peradaban Islam dikisahkan dalam Al Quran.
Lengkap dari manusia pertama yaitu Nabi Adam AS.
Setiap Nabi dan Rasul memiliki keistimewaan dan mukjizatnya masing-masing.
Yang kemudian menjadi bukti kekuasaan Allah SWT.
Hal tsrsebut tentu kita imani dalam Al Quran.
Salah satu Nabi yang akan kita bahas keutamaannya adalah Nabi Musa AS.
Dalam sejarah hidup Nabi Musa AS dikisahkan bahwa beliau pernah berdialog langsung dengan Allah SWT.
Interaksi yang diinginkan oleh semua umat-Nya.
Hal ini tentu dibarengi dengan bukti sejarah.
Baca juga: Cerita Al Quran Menggambarkan Gempa, Kisah Kaum Nabi Luth AS, Penyuka Sesama Jenis
Yang kemudian dicantumkan dalam Al Quran Surah Al A'raf Ayat 143.
Simak penjelasan berikut ini.
Manusia biasa tidak akan sanggup melihat bentuk Allah SWT secara nyata, namun cukup melihatnya melalui ciptaannya.
Islam meyakini jika hanya 2 manusia saja yang dapat berinteraksi dan bertemu langsung dengan Allah SWT yakni Nabi Musa AS dan Nabi Muhammad SAW.
Rasulullah berdialog langsung kepada Allah saat malam peristiwa Isra Mi’raj yaitu peristiwa perjalanan Nabi Muhammad dari Masjid Haram ke Masjid Aqsa menuju langit ketujuh (Arsy) untuk mendapatkan perintah shalat 5 waktu.
Sedangkan Nabi Musa AS berdialog langsung kepada Allah di Bukit Sinai (Thur sina) saat Allah mewahyukan Kitab Taurat kepada Nabi Musa.
Saat itu Nabi Musa berpuasa selama 40 hari 40 malam dan beribadah di atas bukit tersebut kemudian menyampaikan keinginannya untuk bertemu langsung dan melihat wujud Allah.
Namun Allah menjawabnya jika Nabi Musa tidak sanggup untuk melihatnya.
Lalu Allah menampakkan dirinya pada sebuah gunung, kemudian gunung tersebut langsung hancur luluh tak tersisa yang membuat Nabi Musa jatuh pingsan.
Setelah itu Nabi Musa pun sadar dan bertaubat kepada Allah.
Hal tersebut tercantum dalam surat Al-A’raf ayat 143 yang berbunyi:
وَلَمَّا جَاۤءَ مُوْسٰى لِمِيْقَاتِنَا وَكَلَّمَهٗ رَبُّهٗۙ قَالَ رَبِّ اَرِنِيْٓ اَنْظُرْ اِلَيْكَۗ قَالَ لَنْ تَرٰىنِيْ وَلٰكِنِ انْظُرْ اِلَى الْجَبَلِ فَاِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهٗ فَسَوْفَ تَرٰىنِيْۚ فَلَمَّا تَجَلّٰى رَبُّهٗ لِلْجَبَلِ جَعَلَهٗ دَكًّا وَّخَرَّ مُوْسٰى صَعِقًاۚ فَلَمَّآ اَفَاقَ قَالَ سُبْحٰنَكَ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاَنَا۠ اَوَّلُ الْمُؤْمِنِيْنَ
Artinya :
"Dan ketika Musa datang untuk (munajat) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, (Musa) berkata, “Ya Tuhanku, tampakkanlah (diri-Mu) kepadaku agar aku dapat melihat Engkau.” (Allah) berfirman, “Engkau tidak akan (sanggup) melihat-Ku, namun lihatlah ke gunung itu, jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya engkau dapat melihat-Ku.” Maka ketika Tuhannya menampakkan (keagungan-Nya) kepada gunung itu, gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Setelah Musa sadar, dia berkata, “Mahasuci Engkau, aku bertobat kepada Engkau dan aku adalah orang yang pertama-tama beriman.” (QS. Al-A'raf : 143)
Itulah kisah percakapan Nabi Musa AS dengan Allah SWT yang diabadikan dalam Al-Quran.
Baca juga: Melihat Kisah Al Quran Kitab Suci yang Membawa Kebenaran dalam Surah Al Maidah Ayat 1 - 55
Baca berita-berita terbaru Tribun Manado di : Google News