TRIBUNMANADO.CO.ID - Harga cabai rawit terus melonjak di Indonesia.
Kenaikan harga cabai rawit tersebut juga dirasakan di Kotamobagu, Sulawesi Utara.
Bahkan, pedagang cabai rawit di Pasar 23 Maret, Kotambagu, ikut mengeluh.
Hal ini diungkapkan oleh seorang pedagang cabai rawit bernama Vina Pratiwi Simbala.
Tak main-main, Vina Simbala sudah merasakannya selama tiga bulan.
Awalnya, harga cabai rawit hanya Rp 30 ribu per kilogram.
"Kira-kira sudah lebih tiga bulan kondisi seperti ini," katanya kepada Tribunmanado.co.id pada Kamis (19/10/2023).
"Tadinya harga awal hanya Rp 30 ribu, naik kembali Rp 60 ribu, dan sekarang sudah sampai Rp 80 ribu-Rp 90 ribu," tambahnya.
Ia mengaku kenaikan harga cabai rawit tersebut berdampak pada pendapatannya.
"Berdampak pada pendapatan. Bahkan yang tadinya laris habis siang hari, kini sore sampai malam tak habis. Jarang yang beli," ungkapnya.
Baca juga: 500 Pelari Siap Ramaikan Manado Half Maraton 2023
Baca juga: Ditanya Soal Perang Israel Versus Hamas, Donald Trump: Kalau Saya Presiden Israel Tak Akan Diserang
Diketahui cabai rawit yang dijual Vina ia beli dari petani yang ada di daerah Modoinding, Minahasa Selatan.
Harga Cabai Rawit Terus Naik di Pasar 23 Maret Kotamobagu Sulawesi Utara
Harga cabai rawit dan bumbu dapur lainnya terus naik.
Kenaikan harga tersebut terpantau di Pasar 23 Maret Kotamobagu, Sulawesi Utara, Kamis (19/10/2023).
Ada pun bumbu dapur yang mengalami kenaikan harga adalah cabai rawit, cabai kriting, lemon, tomat, bawang merah, dan daun bawang.