Bahwa hal itu terjadi ketika Nabi Yusuf mempersilakan kedua orang tuanya untuk menduduki kursi singgasananya, sedangkan semua saudaranya berada di hadapannya.
Nah, dalam hal ini sujud yang dimaksud bukan dalam artian menyembah seperti yang kita ketahui, tetapi dalam kiasan tunduk dan patuh.
Maka setelah mendengar cerita itu, Nabi Ya’qub menyadari bahw mimpi anaknya bukanlah mimpi biasa, melainkan sebuah ilham dari Allah SWT sebagaimana kerapkali dialami para nabi.
Nabi Ibrahim meyakini bahwa anaknya akan menghadapi urusan yang sangat penting dan setelah dewasa menjadi pemimpin dimana masyarakat akan tunduk kepadanya, tidak terkecuali saudara-saudaranya dan ibu-bapaknya.
Disisi lain, Nabi Ibrahim merasa khawatir mengenai mimpi tersebut jika diketahui oleh saudara-saudaranya yang lain tentu akan menimbulkan rasa iri dan dengki kepada Nabi Yusuf.
Terlebih lagi para saudaranya yang lain merasakan bahwa Ayah mereka lebih condong menyayani Nabi Yusuf.
Dan itulah tafsir serta makna dari Surat Yusuf 4 yang memuat Kisah mimpi dan mukjizat Nabi Yusuf as. (KOMPAS.TV)
Baca berita-berita Tribun Manado di : Google News